Airmata Jessi mengalir deras mengingat semua apa yang telah dilakukannya pada Armand.
"Armand, kenapa kamu sensitif sekali? kenapa kamu memasukkan hati semua perkataanku?" ucap Jessi seraya mengusap airmatanya.
Dengan perasaan bersalah, Jessi mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Armand. Namun semua sudah terlambat ponsel Armand sudah tidak bisa di hubungi lagi.
"Apa kamu benar-benar marah padaku Mand? bukannya kamu sudah mengenal sifatku yang selalu bicara apa yang aku rasakan? kenapa kamu malah pergi? aku kira hanya kamu temanku yang mengerti aku." ucap Jessi dengan perasaan bersalah dan bingung.
"Sekarang di mana kamu Armand? apa kamu baik-baik saja? bukankah kamu saat ini kamu terluka?" tanya Jessi dalam hati keluar dari barak untuk mencari Armand yang pasti masih belum jauh.
Dengan hati yang di penuhi perasaan bersalah Jessi menelusuri penampungan para sukarelawan.
Hampir seluruh tempat penampungan telah di datangi Jessi. Namun keberadaan Armand sama sekali tidak ada.