Sudah hampir satu minggu Ayraa tidak masuk ke kampusnya. Ponselnya tidak Ayraa aktifkan. Ayraa sengaja mematikannya agar tidak seorangpun temannya menghubunginya.
Dan selama satu minggu Danish bekerja tanpa mengenal lelah karena Danish ingin menguasai medan bisnisnya dengan cepat.
Rasa lelah tidak Danish rasakan hingga hari ini Danish harus bekerja lagi walau keadaannya sudah merasa lemas.
"Kak.. sebaiknya Kak Danish jangan bekerja dulu. Wajah Kak Danish pucat." ucap Ayraa dengan cemas, apalagi dirinya sendiri di hari-hari terakhir sangat malas melakukan hal apapun.
"Aku tidak apa-apa Ayraa, aku juga sudah minum obat." ucap Danish seraya bersiap-siap pergi bekerja.
Dengan tubuh lemas Danish berusaha bangun dari duduknya dan berjalan keluar kamar. Namun tubuh Danish limbung dan hampir ambruk jika Ayraa tidak menangkap dan menyanggahnya.
"Kak Danish ke tempat tidur dulu ya Kak." ucap Auraa memapah Danish ke tempat tidur.