30 menit kemudian, kedua tim kembali ke atas panggung presentasi untuk mendengarkan hasil diskusi, apakah mereka mendapatkan kesempatan ataukah semua akan berakhir dengan kegagalan saja.
"Baiklah, kami sudah buat kesepakatan, yaitu kalian tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan presentasi" ucap ibu Yosi tegas.
Semua orang terkejut dengan hasil kesepakatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Alisya tetap memasang wajah tenang diikuti tarikan bibir Adith, yang setengah tersenyum mendegar hal tersebut. Sedangkan Miska tampak gusar dan Zein, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Alisya.
"Tapi kami akan memberikan ujian sejauh mana kalian menguasai bahan materi kalian untuk melihat apakah memang ini kebetulan atau ada konspirasi didalamnya." Tambah pak Amir dengan nada yang dingin.
"Kami harap kalian tidak mengecewakan kami." Sambung pak Affandi lembut.
Wajah Miska seketika berubah menjadi semangat dan menyunggingkan senyuman yang terlihat sinis dengan tatapan tajam mengarah ke Alisya, yang lebih memilih membuang wajah tidak melihat keduanya.
"Aku akan mulai dari Tim Zein, apa yang memilih kalian mengambil tema ini?" Ibu Yosi memulai tes dengan pertanyaan yang sederhana.
"Seperti yang kalian ketahui, tema presentasi kami adalah Reaksi Termit. Reaksi ini biasa digunakan sebagai pengelasan logam dengan bahan Besioksida dan bubuk Aluminium yang bisa menghasilkan panas yang cukup tinggi." Jawab Miska dengan lancar dan lantang.
"Selain itu reaksi termit ini rencana kami akan simulasikan sebagai contoh pengelasan yang biasa di lakukan sehari hari oleh para pekerja bengkel, bangunan maupun furniture pagar dan juga simulasi meletusnya gunung merapi yang baru-baru ini terjadi." Tambah Zein mantap.
Pak Amir dan tiga juri lainnya menganggap bahwa materi presentasi yang mereka ajukan cukup menarik, sehingga tampak mengangguk-anggukan kepala, tanda setuju. Mengingat zaman ini adalah zaman dimana segala sesuatunya telah berhubungan dengan mesin serta penciptaan barang barang yang menggunakan besi, logam maupun aluminium telah melakukan proses reaksi Termit sebagai langkah dasar yang banyak orang kenal hanya sebagai proses pengelasan biasa.
"Bagaimana dengan Tim kalian Adith? Apa yang memilih kalian mengambil tema yang sama?" Tanya pak Amir dingin.
"Pada dasarnya kami mengambil prinsip kerja yang sama pada reaksi Termit seperti yang telah kalian dengar sebelumnya. Akan tetapi titik pembahasan kami lebih mengarah pada reaksi Termit yang bisa menghasilkan daya ledak yang cukup tinggi." Alisya menjawab dengan tenang dan lancar menatap Adith untuk melanjutkan.
"Reaksi Termit jika dinyalakan, akan menghasilkan panas dengan skala lebih dari 3000 derajat selsius. Dan suhu tersebut melebihi titik didih dan titik leleh dari besi atau beton. Yang jika tereaksi dengan air maka akan menghasilkan ledakkan freatik seperti yang terjadi pada letusan gunung berapi. Ini mirip sekali dengan jenis Bom yang meledak pada gedung pemerintahan Indonesia yang baru saja terjadi bulan lalu. Pada penyelidikan dikatakan bahwa pada ledakkan terdeteksi reaksi termit." Ucap Adith menambahkan dengan lihai dan tampak seperti seorang yang pro dalam melakukan presentasi.
"Tidak heran kalau diumur segini dia sudah memegang bisnis keluarganya! Dia memang luar biasa." Batin Alisya kagum dengan kemapuan Adith.
Mendengar jawaban dari kedua tim yang jauh berbeda, pak Amir mulai memperbaiki posisi duduknya untuk lebih maju kedepan menandakan bahwa ia tertarik dan penasaran akan apa yang bisa dilontarkan oleh kedua tim selanjutnya.
Semua peserta juga merasa kagum dengan tekhnik pemberiaan jawaban yang dibawakan oleh kedua tim, sehingga dengan antusias memperhatikan dengan serius apa yang akan terjadi selanjutnya dalam persaingan ini.
Mendengar adanya Kompetisi dalam presentase kali ini, kepala sekolah beserta para petinggi sekolah tidak ketinggalan untuk bisa menyaksikan kejadian langka ini terlebih lagi melibatkan dua sosok fenomenal anggota elit tertinggi di sekolah itu.
"Kembali kepada timmu, Zein. Bisa kalian jelaskan lebih lanjut mengenai reaksi termit dalam pengelasan atau letusan gunung berapi?" Tanya pak Affandi.
"Pada pengelasan bioksidasi dan Aluminium akan dilakukan pembakaran dengan suhu yang cukup tinggi, sehingga dapat melelehkan logam yang kemudian bisa dijadikan sebagai sambungan yang sangat kuat terhadap besi atau logam lainnya. Namun reaksi ini cukup berbahaya dan menghasilkan sinar yang cukup menyilaukan, sehingga perlu penanganan khusus ketika melakukan kegiatan pengelasan." Miska memperlihatkan prosedur pengelasan secara langsung dan tampak ahli dalam melakukannya. Peralatannya tampak sudah siap mendukung jawabannya.
"Begitupula pada proses letusan gunung berapi, semua material yang terdapat di dalam gunung berapi yang aktif memilki jenis yang sama untuk bisa menghasilkan reaksi Termit, dan ledakkan yang terjadi pada saat letusan adalah karena adanya air dari dalam gunung yang bereaksi terhadap reaksi Termit. inilah yang disebut dengan ledakkan freaksi seperti yang baru saja terjadi pada letusan gunung berapi pada gunung Sumeru." Zein juga menampilkan simulasi secara langsung bagaimana proses letusan gunung berapi karena reaksi termit dan tentu saja dengan jarak yang cukup aman dan penggunaan bahan yang pas, sehingga tidak berbahaya.
Pak Affandi sangat kagum dengan cara mereka menampilkan simulasi dari reaksi Termit tersebut, dan dengan kemampuan yang baginya dilakukan oleh seorang yang cukup profesional dibidangnya.
Miska memperlihatkan pandangan yang puas menganggap bahwa mereka lebih unggul dalam membawakan jawaban mereka dari pertanyaan para juri. Para peserta dan juga penonton yang lain pun memberikan tepuk tangan yang meriah terhadap hasil presentase yang di lakukan oleh Zein dan Miska.
"Untuk kalian berdua!" Pak Amir menunjuk ke arah Adith dan Alisya. "Bagaimana bisa kalian mengatakan bahwa Bom itu menggunakan reaksi termit? " Tantang pak Amir masih dingin.
"Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut mengenai Bom dengan rekasi Termit, perlu kalian ketahui bahwa Bangunan gedung pemerintahan Indonesia memiliki pilar dari penyangga dengan rangka bangunan 4 kali lebih tebal dari bangunan gedung biasa, sehingga disebut super pilar karena kekuatannya. Dan tidak sembarang bom biasa bisa menghancurkannya. Ini terlihat dari bekas reruntuhan dari gedung tersebut sewaktu saya melakukan penelitian disana." Ucap Alisya memperlihatkan gambar gambar dari reruntuhan bangunan gedung Pemerintahan Indonesia.
"Apakah itu berarti Bom yang diledakkan bukanlah Bom biasa?" Pak Amir tidak tahan untuk bertanya kembali melihat kemampuan analisa Alisya yang mengalahkan para ahli riset kepolisian.
"Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, itu karena adanya reaksi Termit yang melelehkan besi atau beton pada gedung tersebut. Ketika ledakkan terjadi, air dari sprinklepun keluar dan menyebabkan ledakkan freatik yang mirip seperti pada letusan gunung berapi, sehingga pilar sudah tidak mampu menyangga beban dari bangunan dan akhirnya bangunan tersebut runtuh. Substansi ini sebenarnya lebih mudah didapatkan dari pada bubuk mesiu dan biasa dijual pada daerah ini. " Adith juga menampilkan video simulator bagaimana runtuhnya gedung tersebut akibat ledakkan bom yang menggunakan reaksi termit dan juga peta dari pembelian substansi Bom tersebut.
"Melihat dari lokasi perkiraan, berdasarkan bukti yang di tinggalkan maka pembelian bahannya berkisar pada area ini mengingat pelaku terekam cctv hanya berjalan kaki dan tidak menggunakan angkutan umum untuk menghindari pelacakan Identitas." Tambah Alisya sebelum mengakhiri presentasinya.
Pak Amir terdiam dan terpaku dengan jawaban yang diberikan keduanya. Bukan saja mereka berhasil melakukan presentase dengan sangat baik, mereka bahkan telah bisa saja membantu kepolisian dengan analisis mereka yang terbilang sangat akurat. Hal ini membuat seorang petinggi telah diam diam menghubungi kepolisian tepat setelah Adith, memulai analisisnya untuk mengecek kebenaran.
Ketiga juri dan seluruh orang yang berada didalam gedung masih terdiam, tak tau apa yang harus mereka katakan. Mereka masih terpaku dan mencerna bagaimana bisa dua orang anak SMA menganalisis dan memecahkan masalah yang bahkan para kepolisian saja belum menyelesaikannya.
Seorang petinggi turun menuju ke panggung dan menyalami Adith serta Alisya dengan suara lantang.
"Berkat kalian berdua, kami telah berhasil menangkap pelaku pengeboman dan mendeteksi lokasi Bom selanjutnya! Untuk itu, kalian akan diberikan penghargaan begitu pula dengan sekolah ini." Ucapnya sambil menyalami Adith dan Alisya.
Mendengar itu semua orang langsung berteriak dengan gemuruh dan bertepuk tangan dengan keras. Suasana mendadak lebih ribut dari sebelumnya, membuat peredam Alisya tidak berfungsi dengan baik. Ia segera meminta izin untuk turun dari panggung setelah memberi hormat kepada petinggi tersebut.
Melihat reaksi Alisya, Adith langsung mengejarnya sedangkan si petinggi tersebut kembali ke posisi semula dan berbincang kepala sekolah. Adith dan Alisya meninggalkan semua kerumunan yang merasa Aneh karena bintang acara tiba-tiba saja menghilang. Begitu pula dengan para Juri yang saling melihat satu sama lain.