Sudah berjam-jam Rexan mengamati istrinya yang kini tengah tertidur pulas di sampingnya, dan sudah berjam-jam pula Rexan terus memandangi istrinya itu.
Setiap inci wajah Chelsea, Rexan mengamatinya dengan sangat detail. Ia tampak menghela nafas pelan.
Apakah aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku? Ataukah aku hanya mencintaimu karena rasa kasihanku terhadap bayi yang ada diperutmu ini? batin Rexan.
"Rex..." Gumam Chelsea pelan, namun kedua matanya masih terpejam. "...kamu dimana?" tambahnya lagi.
Tangan Rexan kembali mengelus-elus kepala Chelsea, seakan-akan memberikan kode bahwa dirinya ada di samping wanita itu. "Sshh... aku di sini Chels. Di samping kamu," katanya.
Chelsea terdiam.
Rexan pun juga terdiam, namun tangannya masih mempok-pok wanitanya itu. "Tidur yang nyenyak ya, sayang, aku di sini. Aku gak kemana-kemana."
Chels... aku benar-benar takut. Aku takut kalau suatu hari nanti aku akan menyakiti dirimu... kata Rexan dalam hatinya.