Chapter 25 - Sadis

Nuansa mencari keberadaan Neptunus dari dalam. Tidak mudah untuk menemukan pria itu, karena semua orang berdiri membelakangi pembatas kaca, jadi Nuansa benar-benar harus mengerahkan kemampuan melihatnya agar dapat menemukan Neptunus.

Gadis itu akhirnya menemukan Neptunus yang kebetulan berbalik badan dengan secangkir alkohol di tangannya. Neptunus langsung melihat Nuansa saat ia berbalik badan. Meskipun keduanya dipisahkan oleh pembatas kaca, namun tampaknya Neptunus mengerti bahwa Nuansa sedang ingin berbicara dengannya sekarang, terlebih lagi bahasa tubuh Nuansa memang menunjukkan hal itu, walaupun ia tidak memanggil Neptunus dengan bahasa isyarat yang seharusnya.

Neptunus kemudian memutuskan untuk meninggalkan pestanya sebentar dan masuk ke dalam menghampiri Nuansa.

"Apa?" tanya Neptunus.

"Mmh." Nuansa langsung menutup hidungnya ketika Neptunus berbicara. "Mulutmu bau alkohol," sambungnya.

"Ah, jangan bertele-tele. Ada apa?" tanya Neptunus sekali lagi.

"Minta uang."

"Huh?"

"100 ribu saja."

"Eh? Tidak! Tidak! Apa-apaan kau ini, sesudah marah-marah padaku malah meminta uang padaku, tidak!"

"Aku tidak marah padamu, kau yang marah padaku."

"Tapi aku tetap tidak mau memberikanmu 100 ribu."

"Yasudah, kalau begitu aku minta gajiku hari ini. 500 ribu untuk hari ini, kan?"

"Lalu pulang setelah kau menerimanya? Kau pikir aku ini bodoh?"

"Bukan untuk itu! Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan mabuk."

Neptunus lalu memberikan tatapan penuh selidik pada Nuansa.

"Berikan saja, ih!" gerutu Nuansa.

"Baiklah, baiklah. 100 ribu saja. Jangan pulang kau," ucap Neptunus seraya memberikan 100.000 Rupiah pada Nuansa.

"Hehe, terima kasih."

"Awas kalau kau berani macam-macam bahkan sampai pulang."

"Tidak, aku tidak punya niat seperti itu."

Neptunus lalu kembali ke pesta tanpa membalas Nuansa lagi. Nuansa lantas berlari keluar dengan kegirangan tanpa high heelsnya.

Gadis itu menghampiri seorang pria dengan motor yang membawa satu karung yang entah apa isinya berada di luar gerbang.

"Nuansa, ya?" Pria itu memastikan, tampaknya ia adalah seorang ojek online.

"Iya," jawab Nuansa.

"100 ribu cash, ya?"

"Iya, ini."

"Ok. Ini dia." Pria itu kemudian memberikan karung penuh tersebut pada Nuansa.

"Wow, cukup berat, ya," ujar Nuansa.

"Mau saya bantu bawa ke dalam?" tawa sang ojek online.

"Tidak, tidak usah, aku bisa sendiri."

"Baiklah, terima kasih."

"Terima kasih juga."

Si tukang ojek online itu lantas pergi. Nuansa pun lalu menyeret karung itu dan membawanya ke dalam.

"Demi Tuhan ini berat sekali," gumamnya.

'Kenapa mangga 10 kilo bisa seberat ini?' batinnya.

Karung itu ternyata berisi 10 kilo mangga. Nuansa memesannya melalui toko online dengan jasa ojek online. Ia membawa 10 kilo mangga itu ke dapur dan memulai kegiatannya di sana.

"Aku harus membuat mereka semua menjadi sehat. Kenapa mereka tidak mengganti alkohol dengan jus mangga saja? Jus mangga kan enak," kata Nuansa saat ia mulai mengupas kulit mangga-mangga yang berjumlah 30 buah itu.

***

Setelah kurang lebih setengah jam, Nuansa berhasil menjadikan 10 kilo mangga yang dibelinya secara online itu menjadi 5 teko jus.

"Mmm, ini sangat manis dan enak," gumam gadis itu. Ia lalu membersihkan sampah-sampah yang dibuatnya dari mangga-mangga itu.

Setelahnya, Nuansa pergi ke ruang makan dan menyeret meja makan yang ada di sana keluar dari ruangan tersebut menuju halaman belakang.

Tentu saja aksinya ini mengundang perhatian semua orang yang tengah berpesta. Semuanya langsung saling berbisik tentang Nuansa.

'Apa yang dia lakukan?' batin Neptunus.

"Ok, sampai juga akhirnya. Sabar ya semua, sabar," ucap Nuansa saat ia selesai menempatkan meja makan di halaman belakang pada tempat yang tepat.

Gadis itu kemudian kembali masuk ke dalam, tepatnya ke dapur dan mulai memindahkan teko-teko yang berisi jus mangga buatannya ke halaman belakang. Ia menaruh teko-teko itu ke atas meja makan yang dipindahkannya tadi seorang diri.

Para tamu undangan Emma pun masih bingung dengan Nuansa. Mereka semua memperhatikan, termasuk Emma yang punya acara.

Nuansa lalu mengeluarkan banyak gelas dan juga menaruhnya di atas meja makan. Usai itu, ia mulai mengisi gelas-gelas tersebut dengan jus mangga dan membagikannya kepada teman-teman Emma.

"Yah, silakan dinikmati jusnya, teman-teman. Itu buatanku sendiri, jauh lebih enak dan sehat dari pada alkohol. Selamat minum jus, bersulang," ujar Nuansa. Masih tersisa 1 teko jus setelah ia membagi-bagikan jus buatannya itu pada teman-teman Emma, termasuk Neptunus.

Nuansa langsung menghabiskan segelas jus buatannya itu, namun selain dirinya, tidak ada yang meminumnya.

"Ayo, diminum saja, tidak perlu ragu, aku tidak menaruh racun kok di dalam jus itu. Oh, aku lupa membagikannya pada sang DJ," kata Nuansa. Ia lantas menghampiri DJ yang disewa Emma untuk memeriahkan pesta ulang tahunnya sambil membawa segelas jus mangga untuknya.

Si DJ terlihat mabuk berat, tapi Nuansa tidak peduli, ia tetap memberikan jus buatannya itu pada sang DJ.

"Ini, kau juga mendapatkan jatah."

DJ yang tengah mabuk berat itu menerima jus Nuansa.

"Bisa kau putar musik sedih? Itu sesuai dengan suasana hatiku sekarang karena seorang pria menyebalkan sudah memarah-marahiku," bisik Nuansa pada DJ itu.

"Hm? Ya." DJ yang setengah sadar itu lantas menuruti permintaan Nuansa dan memutar lagu Sadis yang dinyanyikan oleh Afgan.

"Nah, mantap," ucap Nuansa. Sang DJ lalu hanya tertawa tidak jelas sembari meminum jusnya.

Saat Nuansa akan kembali ke meja makan, Emma menghampirinya dengan satu teko jus mangga yang masih penuh.

"Permisi," ucap Nuansa, namun Emma tidak mau menyingkir.

"Ah, kau pasti Emma ya?" lanjutnya.

"Salam kenal, aku Nuansa. Pestamu luar biasa sekali, tapi ini menjadi lebih luar biasa dengan musik menyentuh hati dan jus mangga, kan? Lihatlah, teman-temanmu sangat menikmati jus buatanku," ujar Nuansa. Ketika ia melihat sekelilingnya, kenyataannya sangat berbeda dengan apa yang barusan dikatakannya. Tidak ada satu pun yang meminum jusnya kecuali sang DJ.

"Kenapa kalian tidak meminumnya? Itu gratis, aku mentraktir kalian. Emma sebaiknya kau-"

Nuansa berhenti berbicara sebab Emma menuang satu teko jus mangga yang dipegangnya itu ke atas kepala Nuansa. Hal ini tentu saja membuat Nuansa dibasahi oleh cairan berwarna kuning kejinggaan itu. Seluruh tubuhnya benar-benar dibasahi oleh jus mangga buatannya sendiri.

Dress merah lengan buntungnya pun jadi hancur karena tumpahan jus mangga itu. Make up spesial dari seorang make up artis profesional pun ikut luntur di tengah lagu Sadis yang masih diputar.

Orang-orang memberikan reaksi yang berbeda-beda, ada yang tertawa geli sambil mengikuti aksi Emma, ada yang terkejut dan ada juga yang tetap diam, termasuk Neptunus.

"Kau merusak pestaku," ujar Emma pada Nuansa yang dibasahinya dengan satu teko penuh jus mangga.

Nuansa benar-benar tidak menduga hal ini, ia syok dan hanya bisa mematung. Lagu Sadis semakin menambah kesedihannya, apa salahnya yang ingin membuat mereka menjadi sehat? Itulah yang dipikirkannya.

Gadis itu bahkan tidak memikirkan Neptunus lagi, ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia menjadi bahan tawaan dan bullyan. Beberapa orang ikut menyiramnya dengan jus mangga buatannya. Dan mirisnya, tidak ada yang menolongnya.