Rafelo akhirnya bisa membawa penghulu itu ke kediaman Astha. Waktu yang diberikan Astha kurang tiga menit lagi. Itu kalau sesuai jam Rafelo. Entah dengan jam Astha bagaimana. Sampai di sana rupanya anak buah Astha sudah menunggu di depan. Memang menunggu kehadiran Rafelo dan penghulu yang dipesan oleh Astha.
"Raf, kemana aja sih lo. Ditungguin sama Bos. bakalan kena amuk lo sama Bos." ucap salah seorang anak buah Astha.
"Iya sorry. Nyari penghulu emang gampang apa? gue kan belum pernah kawin. Belum lagi nyari seperangkat alat salatnya buat mas kawin." jawab Rafelo.
"Ini penghulunya? disuruh langsung ke pavilliun aja katanya. Ayo buruan. Lo udah telat satu jam."
"He... masa sih?" Rafelo melihat jam tangannya. "Ah enggak. Pas koq." ucap Rafelo lagi.
"Noh lihat jam dinding. Gede banget gitu emang ga ngliyat apa."
"Astaga. Jamku ngaco berarti? bakalan dicincang gue sama Tuan muda."
"Urusan lo. Jam udah buluk aja masih dipake."
"Jam riwayat ini."