Pernahkah kalian memikirkan betapa luasnya alam semesta ini, pernahkah kalian berfikir apakah ada kehidupan lain di dunia atau alam semesta lain.
••••••••••••••••••••¥¥¥¥¥•••••••••••••••••••••
Sejak beberapa puluh tahun yang lalu tiba tiba sesosok makhluk yang jahat muncul entah dari mana untuk menguasai dunia ini, makhluk itu mengakui bahwa dia adalah Raja Iblis.
Sejak kemunculannya dunia ini tidak pernah tenang. Pembantaian dan peperangan selalu terjadi.
Banyak sekali manusia dengan kekuatan yang hebat mencoba mengalahlannya, namun itu berakhir dengan kematian manusia itu sendiri.
Tetapi manusia tidak pernah menyerah, seiring berjalannya waktu, para manusia mulai beradaptasi. Banyak manusia dengan kekuatan spesial bermunculan. Manusia dengan kekuatan itu disebut sebut sebagai kaum Pahlawan
.
.
Di sebuah area yang luas, terdapat raja iblis dan sang pahlawan yang sedang bertarung. Itu bukanlah area yang dari dulu luas, melainkan luas karena pertempuran antara Raja iblis dan pahlawan yg saling berhadapan itu. Puing puing bangunan dan pepohona berceceran di seluruh area menandakan betapa dasyatnya pertempuran mereka.
Raja iblis itu terlihat tidak mengalami luka yg berarti, hanya terdapat beberapa luka gores yang terdapat dibagian tubuhnya. Sedangkan sang pahlawan mungkin sudah mencapai batasnya.
Sayatan, luka bakar, dan terlihat panah yg terbuat dari es menancap di lengan kirinya. Yah... membandingkan manusia dan iblis tentulah iblis lebih unggul dalam segala hal, entah itu stamina, kekuatan, bahkan sihir.
Raja Iblis yang masih berdiri kokoh dengan memegang sabit itu memandang pahlawan.
"Kau hanyalah manusia, sadarilah tempatmu"
Sambil mengacungkan sabitnya tercipta lingkaran sihir dengan angka angka romawi yang rumit.
"Khukhukhu, dengan ini pergilah ke penciptamu!"
Lingkaran sihir itu membesar, dengan bola hitam kemerahan sebagai intinya, sihir itu siap memusnahnahkan apa saja.
SWUUUUNG
Dengan pahlawan sebagai targetnya, Raja Iblis melepas sihirnya.
"HAAAAAAAAAAA"
sebuah kubah pelindung transparan dipenuhi kanji kanji rumit yang berputar dengan sang Pahlawan sebagai pusatnya, memblokir serangan maha dasyat Raja Iblis.
Tetapi tampaknya pelindung itu tidak cukup kuat untuk menahan serangan itu. Terbukti dari retakan demi retakan yg terus melebar, menandakan kubah itu bisa hancur kapan saja.
"Sial, sepertinya umurku memang hanya sampai sini"
Membuang pedangnya. Ia mengambil sesuatu dari kantung pinggang miliknya.
"Kematian adalah harga yang setimpal untuk kekuatan ini"
Sang pahlawan mengambil Kristal merah. Itu bukan kristal biasa melainkan segumpal kristal iblis seukuran gagang pedang.
Kristal iblis adalah kristal yg sangat langka, meskipun begitu itu bukanlah barang berharga, justru itu adalah barang terkutuk. Serpihan kecil kristal saja akan memberikan kekuatan yg besar bagi penggunanya, tetapi kekuatan besar itu harus dibayar dengan hilangnya akal sehat manusia itu sendiri. Nafsu membunuh, kebencian dan semua hal negatif akan menggerogoti fikiran pengguna batu iblis hingga membunuh siapa saja yang ia lihat. Itulah asal mula batu itu dinamakan batu iblis.
Jika serpihan kecil saja bisa memberikan efek sebesar itu, bagaimana dengan batu sebesar itu.
Sang pahlawan menusukkan batu iblis di dadanya, perlahan lahan warna dari batu itu memudar terhisap ketubuh Sang Pahlawan.
"Arrrrrrggghhh"
Booooom
Ledakan besar itu menandai akhir dari serangan Raja Iblis
"Huh, masih bertahan heh-"
Raja iblis menyadari ada yang aneh dengan Pahlawan "Aura ini, hahahaha sebegitu putus asanya dirimu sampai menggunakan batu terkutuk itu" Raja iblis berujar dengan angkuh.
Didalam sebuah kawah yang diakibatkan oleh serangan Raja iblis, Sang Pahlawan berdiri terdiam. Perubahan drastis terjadi pada dirinya. Mata memerah, kuku kuku tangan memanjang dan aura mrngerikan menyelimuti Sang Pahlawan, behkan luka akibat pertempuran menutup dengan cepat. "Me..ski sebentar, akan kucoba untuk tetap sadar"
Wussh
Dalam sekejap Pahlawan sudah ada di depan raja iblis, ia menyabetkan pedang yang terbuat dari aura hitam miliknya"apa-".
Jraaass
Tebasan super cepat itu memotong tangan kanan Raja iblis. "Uhg, Kurang ajar. Baiklah jika itu maumu akan kuladeni dengan kekuatan penuhku" Aura yang tidak kalah mengerikan menguar nguar dari Raja iblis. Tangan yang sumula putus itu kembali utuh.
Wussh.. trankk.. trannk
Serangan demi serangan, tangkisan demi tangkisan mereka lancarkan satu sama lain.
Buagh.. wusshh
Tendangan super power Raja iblis melontarkan Pahlawan kebelakang,
Swuung
Bagaikan meriam laser, Raja iblis langsung menembakkan sihir hitam pekat ke arah Pahlawan. Tak mau mati pahlawan segara melompat sejauh mungkin dari area serangan. "Sepertinya memang sampai disini saja, ini adalah batasku" Kedua tangan yang memang sudah sangat lelah itu dipaksanya untuk diangkat kedepan, ia berniat menggunakan sihir terlarang, dengan telapak tangan terbuka Ia meneriakkan tekhnik terkuatnya.
"extremam magicae : exitium melodiam"
Chuu chuu chuu chuu chuu Chuu chuu chuu chuu chuu Chuu chuu chuu chuu chuu Chuu chuu chuu chuu chuu Chuu chuu
Hitam, merah, putih, emas, biru, dan seluruh warna yang ada. Ratusan, ah tidak itu ribuan. Ribuan lingkaran sihir tercipta dengan warna yang berbeda beda melambangkan setiap elemen pada warna warna tersebut siap diluncurkan kapan saja sesuai kehendak sang Pahlawan. Raja iblis pun tertegun dengan apa yang sedang ada didepannya.
Swung swung swung swung swung Swung swung swung swung swung
Swung swung swung swung swung
Swung swung swung swung
Suara ribuan lingkaran sihir saling bergantian memuntahkan laser bagai sebuah melodi yang menggema di penjuru area. Dengan kekuatan penuh Sang Pahlawan, laser laser melaju dengan sangat cepat menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Melihat serangan itu Raja iblis menciptakan pertahan terkuat miliknya.
"Magicae daemonium : septem scutum deos"
Sing sing sing sing sing sing sing
Terciptalah 7 lapis perisai berbentuk lingkaran cembung dengan warna yang berbeda beda.
Boooooooooom
Langit didominasi oleh cahaya cahaya bagai pelangi yang sangat indah. Namun warna warna yang indah itu tidaklah seindah kelihatannya. Itu adalah bentuk pengorbanan sang pahlawan yang mengerahkan seluruh tenaga, sihir, dan akal sehatnya demi memusnahkan Raja iblis.
Kreek...kreek Pyarr
Satu perisai lapisan terluar telah hancur, disusul perisai kedua, perisai ketiga, perisai keempat, perisai kelima, perisai.. ah tidak, itu sudah berhenti, bahkan serangan terkuatnya pun tidak mampu menembus perisai Raja iblis.
"Hahahaha, apa hanya itu serangan terkuatmu.. ku akui aku terkesan makhluk lemah yang dinamakan manusia sepertimu mampu membuatku sampai seperti ini, tapi sadarilah tempatmu. Kalian hanyalah budak-"
"Gremio Tempore"
Swung swung swung swung swung Swung swung swung swung swung
Swung swung swung swung swung
Swung swung swung swung
Pahlawan sekali lagi menggunakan sihir terlarang, waktu miliknya direset ke beberapa menit yang lalu. Sihir selevel waktu tentu tidaklah gratis, setengah dari nyawanya adalah imbalannya. Laser laser penghancur kembali ditembakkan.
Booooom, krak...krak Pyaaaaar
"Aarrrrrghhh-" Dua perisai terakhir itu hancur lebur bersama Raja iblis. Untuk Pahlawan, ia tidak mungkin akan lepas kendali karena efek kristal iblis sekarang ini. Karena dirinya pun sudah memakai habis seluruh kekuatan yang ia dapat dari batu.
Dia benar benar sudah sekarat, ia hanya mampu untuk memandang kedepan, pahlawan benar benar sudah tidak mampu untuk sekedar menggerakkan tangannya. Dia sudah siap untuk mati "Kematian ini adalah harga yang setimpal untuk memusnahkanmu" wajah damai itu benar benar sudah siap akan kematian.
Akan tetapi...
Swuuuung... Jleep
Sabit besar bersarang didadanya, tidak ada suara kesakitan, karena memang seluruh inderanya telah mati. Seperempat tubuh Raja iblis tertangkap dimatanya, seperempat tubuh itu terus terbentuk menyusun kembali wujud semula Raja iblis. Pahlawan pun mati, tetapi tidak dengan raja iblis.....
Lalu bagaimana dengan nasib dunia jika Pahlawan telah tiada sedangkan Raja iblis masih hidup didunia itu, apakah ini adalah akhir bagi manusia...
Tentu tidak. Dimana ada Yang pasti akan ada Yin yang akam melengkapinya begitu juga sebaliknya. Alam semesta yang dibuat oleh sang pencipta ini entah bagaimana, secara otomatis sudah mengatur semua susunan susunan rumit itu, jika pahlawan mati pasti akan terlahir pahlawan lainnya.
Lalu apakah pahlawan akan masuk surga atau neraka. Tidak keduanya..
••••••••••••••••••••¥¥¥¥¥•••••••••••••••••••••
Di dalam sebuah kamar yang bisa dikatakan mewah, seorang anak laki laki memegangi kepalanya didepan sebuah cermin besar yang ada. Ia melihat remaja dengan tinggi kira kira 170 cm dengan rambut hitam dengan paras wajah diatas rata rata.
"Ke-kenapa, bagaimana ini bisa terjadi-"
"Ugh" Serpihan demi serpihan ingatan mulai masuk ke fikirannya, Namanya Dan Rachel seorang bangsawan yang menjadi siswa di Akademi Pedang Langit. Itu bukan akademi biasa. Akademi Pedang Langit adalah salah satu Akademi sihir elite yang ada Di Indonesia. Dalam akademi setiap murid akan diajari berbagai macam sihir dan pengetahuan pengetahuan umum tentang banyak hal.
Di akademi terdapat sebuah peraturan unik, dimana dalam 10 besar murid terkuat di akademi akan mendapatkan hak hak istimewa yang menggiurkan. Untuk mendapatkan posisi itu, tentu harus menjadi yang terkuat dalam di akademi.
Dia ingat, Dia adalah murid tahun kedua yang menduduki peringkat 10, dengan kata lain peringkat spesial, meskipun yang terbawah sih. Dia juga ingat, dirinya adalah murid angkuh pembolos yang suka membully murid murid lain untuk kesenangannya, sebenarnya anak bernama Dan ini sangat pintar, tetapi kenakalan dan keangkuhannya benar benar membutakannya.
Ingatan terakhir anak ini adalah saat pertarungan resmi melawan murid peringkat ketiga bernama Risma Sayaka seorang blasteran orang Indonesia dan Jepang. Risma Sayaka benar benar tidak sengaja melepas sihirnya dengan kekuatan penuh, terbukti dari tatapan horor di matanya sambil berlari ke arahku terbaring.
Dengan kata lain ia ber reinkarnasi menggantikan kesadaran Dan Rachel seorang bangsawan angkuh yang seharusnya sudah mati karena sebuah insiden.
"Oh tuhan sebegitu tidak inginkah engkau menerimaku disisimu" Desah Dan " dan kenapa engkau mereinkarnasiku menjadi anak tengil iniii" Ucap Dan protes.
Mungkin, di suatu tempat entah dimana tuhan sedang menertawakannya.
Tetapi tuhan pasti memiliki rencana tersendiri pada setiap ciptaannya. "Hahh,,, yasudahlah anggap saja ini kesempatan kedua, setidaknya aku tidak memikul beban seorang Pahlawan lagi" Gumam Dan sambil berjalan keluar kamar.
"Sudah bangun heh.., kenapa tidak mati saja sekalian" Seorang gadis dengan dengan rambut merah yang sedang duduk di kursi berkata dengan sinis. Dalam ingatan Dan Gadis ini adalah adik tirinya Siska Rachel, ia juga sering mendapat perlakuan kasar darinya.
"Kau berharap aku mati"
"Te-tentu saja, orang sepertimu pantas mendapatkannya"
Dan berjalan mendekatinya. Melihat Dan mendekat, Siska sedikit bergetar takut. "Ma-mau apa kau" ucapnya berusaha bersikap tenang.
'hah,,, misi pertama, memperbaiki image yang memang sudah hancur. Tapi itu haruslah pelan pelan, jika terlalu mendadak itu akan terlihat aneh kan' fikir Dan.
"Aku hanya ingin makan, mana bagianku?"
"Hmph, tidak ada jatah untuk mu, beli saja sendiri"
"Hei, aku ini baru sembuh dari koma lo, apa kau tega membiarkan kakak mu ini kelaparan seperti ini. Dan bagaimana jika aku mati. Tidak lucu kan kalau seorang bangsawan mati karena kelaparan" Sambil menyeret kursi untuk duduk lalu melanjutkan.
"Jadi mana bagianku!"
"Be-baik jika kau mau, tapi aku hanya akan memberikan setengah rotiku saja, aku hanya membeli satu a-aku tidak tau kalau kau akan sadar"
'wah sepertinya aku sedikit menakutinya' batin Dan. "Hm, Terima kasih" sambil memakan roti
Dengan mulut sedikit terbuka Siska menatap kakaknya heran 'apa barusan dia bilang terima kasih padaku' Fikirnya
"Apa yang sedang kau kerjakan" Dan melihat buku dengan alat tulis didepan Siska "Biar kulihat"
"Bu-bukan urusanmu"
"Biar kulihat!"
"I-ini hanya Pekerjaan Rumah berisi pertanyaan pertanyaan teori sihir"
Dan mendekat berdiri dibelakang Siska sambil melihat Buku itu. "Huh kenapa banyak soal yang kau loncati, apa soal soal gampang ini kau tudak bisa enjawabnya?"
"Berisik, aku hanya sedang menyempurnakan jawabanku saja, jika sudah kurasa bagus pasti akan segera kutulis" elak Siska.
"Jawabanmu juga banyak yang salah"
"Berisik, memangnya kau bisa menjawabnya dengan benar. Kau hanyalah orang jahat yang suka bolos"
"Heh, apa kau tidak tau kalau aku ini selain menjadi 10 murid terkuat akademi, aku ini selalu mendapat ranking 5 besar teori di angkatanku, bodoh"
"Bohong, tidak mungkin kau-"
"Lihat saja daftar ranking akademi melalui gadged milikmu" Gadged adalah nama sebuah alat Sihir Modern yang digunakan untuk mendapat banyak informasi umum dan berita yang entah bagaimana akan selalu tersedia.
Ragu ragu, Siska mengeluarkan gadget dan mengetik sesuatu.. "Be-benar"
"Huh, misalnya ini" Sambi menunjuk salah satu soal lalu melanjutkan "Disini tertulis bagaimana jika mantera sihir dipersingkat, dan kau malah menjawab akan gagal" Ia terdiam dengan mata berkedut "Jawabanmu sangat ambigu, sangat parah"
"Be-berisik, memangnya kau tau jawabanya?"
"Jika mantera dipersingkat, itu tidak masalah, asalkan mantera yang dipersingkat tidak mengubah arti dari mantera itu sendiri"
"Memangnya bisa" Siska terdiam sejenak sambil memikirkan jawaban kakaknya, ia pun bertanya "lalu yang ini"
Tunjuk Siska pada soal berikutnya. Alis Dan kembali berkedut, mendapati betapa bodohnya adiknya ini.
"Sangat simpel kau hanya perlu memakai item sihir" Lalu Siska menanyakan soal soal lain hingga hampir semunya.
"Hm ternyata kau memang pintar, yang ini bagaimana-" Siska seakan menyadari sesuatu
"Tunggu kau pasti menginginkan sesuatu sebagai bayaran kan" Mengingat Sikap Dan yang sering berbuat kasar padanya, tidak salah jika Siska memiliki fikiran seperti itu bukan.
"Ah, tentu saja didunia ini mana ada yang gratis, dan aku tadi sudah membantumu, sudah sewajibnya kau membalasnya" Dan berucap dengan senyum kecil diwajahnya.
"Apa maumu.." Dan berdiri.
Dan mengusap kepala Yuki dengan pelan.
"Roti ini buatku ya" Sambil menyaut roti milik Yuki lalu pergi
Yuki masih diam, ia memegangi kepalanya, sudah sangat lama sejak kakaknya itu mengusap kepalanya, itu menjadi nostalgia tersendiri bagi Yuki.
••••••••••••••••••••¥¥¥¥¥•••••••••••••••••••••
Akademi Pedang Langit
Akademi Pedang Langit adalah salah satu akademi sihir elite yang berdiri di Ibukota Indonesia. Akademi itu memiliki tiga lantai dimana lantai terbawah ditempati murid tahun pertama, sedang kan lantai kedua dan ketiga ditempati oleh murid murid diatasnya.
Untuk membedakan tingkatan siswa, warna dasi akan dibedakan berdasarkan tingkatan. Warna dasi yang digunakan oleh siswa tahun pertama adalah merah muda, tahun kedua adalah biru tua, dan tahun ketiga berwarna hitam. Untuk 10 peringkat terkuat, di bagian seragam tepatnya didada sebelah kiri terdapat emblem berbentuk bintang dengan angka rangking terukir.
Pagi hari di Akademi Pedang Langit, lebih tepatnya di salah satu kelas yang bertuliskan Kelas Peri seorang guru tengah melaksanakan pembelajaran. Semua murid tampak memperhatikan, kecuali satu murid yang duduk paling belakang bagian pojok kanan, ia hanya bengong menatap luar.
Sang guru bukannya tidak tau, tetapi ia tidak berani berurusan dengan anak itu. Anak itu adalah salah satu anak dari bangsawan paling berpengaruh di indonesia, ditambah lagi anak itu sangat nakal, bahkan dia tidak akan ragu untuk melawan guru jika membuatnya kesal.
"Rachel bisa maju kedepan dan berikan jawabnmu?" Ah Guru wanita itu merutuki kebodohannya, sepertinya sang guru terlalu mamikiirkan anak itu hingga tidak sadar nama itu yang ia panggil.
Merasa dipanggil, Dan mengalihkan pandangannya ke ke arah Bu Guru, ia berdiri berjalan perlahan kedepan. Semua orang termasuk Bu Guru menahan nafas sambil memandangi Dan. Mereka berfikir, masalah apa lagi yang akan Dan sebabkan kali ini.
"Pendapatku tentu mungkin, sihir itu sendiri sudah diluar nalar manusia, sampai sekarang belum ada penjelasan ilmiah yang benar benar membuktikan teori darimana sihir berasal. Banyak sekali sihir kuno, sihir terlarang, dan item item sihir diluar sana yang sangat hebat. Tetapi kekuatan itu tentulah memiliki harga yang setimpal. Jadi intinya hal itu sangatlah mungkin Bu Erna"
Diluar dugaan Dan ternyata benar benar mengutarakan pendapatnya, seluruh murid termasuk Bu Erna membuka mulutnya kaget melihat Dan.
"Ehem, benar Rachel, ibu juga setuju, pendapatmu hampir mirip dengan pendapatku"
Tanpa diketahui Dan seorang perempuan yang diketahui bernama Risma Sayaka memandanginya dari jendela, seakan memastikan sesuatu.
.
.
.
To be continued