Chereads / Magic and Problem / Chapter 3 - Syarat

Chapter 3 - Syarat

Rahma lahir dalam keluarga kaya, dia tumbuh besar di perkotaan dan menghabiskan masa kecilnya dengan serba berkecukupan. Ayahnya adalah kepala pedagang yang menguasai perdagangan di Ibu kota. Meskipun begitu Rahma tidak memiliki ketertarikan dalam bidang ini.

Impian Rahma adalah menjadi kesatria sihir nomer satu di Indonesia.

Satu masalah yang Rahma miliki adalah pengendalian sihirnya yang sangat buruk. Penyebabnya tidak lain adalah karena kapasitas mana miliknya yang sangat besar. Mana sendiri adalah energi sihir yang dimiliki oleh para pengguna sihir. Semakin besar mana mu, maka semakin banyak pula sihir yang bisa kau hasilkan.

Tetapi untuk kasus Rahma sendiri, itu diluar kewajaran ukuran mana pada anak seusia nya.

Ayahnya sudah mencoba meminta tolong kepada para penyihir ahli untuk mengatasi masalah yang terjadi pada Rahma. Tetapi tidak ada berhasil mengatasinya.

Karena masalah itu, saat mencoba menggunakan sihir yang agak rumit formula sihir itu akan hancur sebelum selesai dirapal.

Akhirnya Rahma hanya bisa menggunakan sihir sihir dasar saja. Meski begitu ia tidak pernah menyerah, dia berlatih pedang dengan sangat giat untuk menutupi sihir nya yang sangat buruk.

Hingga akhirnya ayahnya memaksa Rahma untuk berhenti dari sekolah sihirnya dan meneruskan bisnis keluarga. Tentu saja Rahma menolak keras hal ini dan ngotot tetap ingin menjadi kesatria sihir.

Ayahnya pun memberi syarat, yaitu dalam event Battle Class yang akan diadakan. Kelas Rahma harus srtidaknya meraih peringkat 3 besar. Jika gagal Rahma terpaksa harus mengubur impiannya dalam dalam.

Sebab itulah dengan segala cara, ia bertekat untuk menang.

Sekarang adalah hari hari terakhir untuk berlatih sebelum Battle Class dimulai, meski ia mendapat secercah harapan karena Dan Rachel mau berpartisipasi. Tetapi nyatanya Rahma sendiri belum mengetahui kekuatan Dan.

Dan Rachel sendiri adalah peringkat 10 dalam hal kekuatan. Banyak rumor beredar tentangnya mulai dari seberapa kuat dia hingga seberapa buruk dirinya.

Rahma pun memanfaatkan latihan ini untuk mengetahui kekuatan Dan.

"Kami baru saja ingin berlatih tanding. Bagaimana mau ikut?" Dengan alasan ini, Rahma dapat memastikan sendiri kekuatan Rachel.

"Baiklah, kau yang akan jadi lawan ku Ketua. Agar lebih efektif ayo kita gunakan senjata sihir kita." Diluar dugaan Rahma, ternyata tidak sesulit mengajak Dan.

"Ut ex Gladio" Rahma dan lainnya begitu terkejut karena itu. Bukan hanya singkat, tapi rapalan itu juga asing bagi mereka.

"Jadi mulai tidak" Ucapan itu menyadarkan Rahma dari kekagumannya.

"Ahh, Okkey. Meskipun ilmu sihirmu lebih ahli dariku, tapi aku cukup yakin dengan ilmu pedangku lo"

"Wahai pedang miliku, datanglah" Sebuah great sword muncul dan tanpa aba aba, Rahma melesat maju mengayunkan great sword miliknya.

"Corpus viribus sursum" Tiba tiba Dan menghilang dari hadapannya dan muncul dari samping dengan mengayunkan longsword nya. Dengan reflek dan insting yang sudah ia asah dari kecil Rahma berhasil menangkisnya meskipun terpental sekitar 2 meter.

Rahma merutuki kebodohannya. Ia benar benar lupa jika ini pertarungan antar penyihir. Rahma benar benar lupa untuk memakai sihir penguat seperti yang dilakukan Dan. Rahma juga menyadari bahwa yang digunakan Dan bukan hanya sihir penguat tubuh tetapi secara bersamaa Dan telah mengaktifkan sihir lainnya.

"Wahai para roh yang membimbingku, kuatkanlah jiwa ragaku " Dengan ini kekuatan tubuh Rahma meningkat. Kali ini Rahma berfikir untuk menyerang dengan perhitungan dan lebih berhati hati lagi.

Dengan dorongan yang kuat pada kaki, Rahma melesat dengan sangat cepat sambil mengayunkan pedangnya sekali lagi.

Clank Clank

Tetapi Dan mampu memblokirnya. Meloncat beberapa meter ke belakang lalu mengangkat telapak tangannya ke depan, sebuah lingkaran transparan dengan angka angka romawi rumit berputar tepat di depat telapak tangan Dan.

" Ignis pila."

Lalu seketika lingkaran sihir yang Dan ciptakan memuntahkan bola bola api dengan sangat cepat menuju lawannya.

Tidak ingin terkena bola api, Rahma dengan gesit menghindar, menangkis, dan menebasnya. Tetapi Rahma lengah, dia tidak sadar bahwa lawannya muncul disampingnya, dengan cepat Dan menendang Rahma.

Buag

Rahma yang tidak sempat menghindar hanya pasrah terpental kebelakang dan menghantam pohon yang ada di belakangnya. Mendongak ke atas Rahma melihat Dan yang sudah ada di depannya menodongkan pedangnya dengan anggun.

"Menyarah?"

"Huh, aku kalah" Tidak terpikir di benaknya bahwa dia akan kalah semudah dan secepat ini. Tetapi setidaknya Rahma tau bahwa Dan sangatlah kuat. Itu menambah secercah harapannya untuk mendapat peringkat 3 agar ia tidak berhenti sekolah.

Hebat. Itulah yang mereka pikirkan tentang Dan. Dengan cepat dia mengalahkan Rahma yang seorang alhli pedang terbaik di kelas.

Terdengar tepuk tangan dari belakang Dan. Saat menoleh dia melihat Riska dan mina yang duduk manis sambil makan camilan dan minum teh bertepuk tangan bagai menonton sebuah pertunjukan drama aksi. Melihat itu Rahma dan Dan Sweetdrop dengan alis mereka yang berkedut.

"Woa, preman memang beda dari yang lain" Ucap mina sambil mangacungkan jempolnya.

"Hm benar benar. Jelmaan raja iblis memang hebat" Kali ini Riska yang berbicara dengan muka datar sambil meminum teh nya.

Dengan alis yang masih berkedut Dan membalas.

"Siapa yang preman. Dan apa pula jelmaan raja iblis itu hah?"

"Tentu saja, orang galak yang suka malak, kejam dan maniak tarung sepertimu. Memang kau tidak tau, orang orang seangkatan kita banyak yang menjuluki mu itu" Riska menyahut dengan wajah datar nya.

Masih dengan alis yang berkedut kesal Dan pun menoleh dan bertanya pada Rahma.

"Hoi, apa itu benar?"

"Ah, ahahahaha aku juga dengar sedikit rumor tentang itu. Hmp, kalau dipikir pikir tidak sesedikit itu"

Berdiam sejenak seolah berpikir lalu melanjutkan. "Hmp, mungkin banyak"

'kampreet, ternyata pendapat orang orang tentangku sangat buruk, oh tuhan tidak bisa kah kau memasukkan jiwaku ke orang yang lebih baik saja' Dan terdiam dengan muka yang aneh.

"Sudah sudah kita kesampingkan image mu yang memang sudah jelek itu, ayo kita lanjutkan" dengan semangat Mina ingin ikut latih tanding, mengabaikan Dan yang tengah terpuruk memikirkan imagenya.

"Wahai para roh yang membimbingku, kuatkanlah jiwa ragaku" Setelah memperkuat dirinya Mina memanggil senjata sihir miliknya

"Wahai pedang miliku, datanglah" Lalu di kedua tangannya muncul pisau melengkung dengan ukiran ukiran yang indah berukuran sedang dengan lubang di bagian atas pegangan.

Itu adalah senjata yang unik bernama Karambit, Senjata yang berasal dari Minangkabau ini menurut cerita rakyat terinspirasi dari cakar Harimau yang digunakan ketika bertarung.

"Baiklah tuan Raja iblis, ayo mulai-"

Duk Duk

"Aduh, hei apa yang kau lakukan kampret" Ucap mina protes karena Dan yang tiba tiba menjitak kepala Mina dua kali.

"Berhenti memanggilku Raja iblis cebol, atau kau mau kupukul lagi"

"Ehehe maaf deh. Baiklah kesampingkan masalah kecil itu ayo kita duel" Ucap mina dengan semangat yang tinggi dan ber api api.

"Ah maaf aku ada urusan dan harus pulang" Dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan Mina yang bengong menatapnya pergi.

"Oi, apa kau tau aku sudah ber api api dari tadi"

"KAMPRETT"

Bersambung