Chereads / Silent Bullet / Chapter 2 - Perpustakaan Borgia: Rahasia yang Terbongkar

Chapter 2 - Perpustakaan Borgia: Rahasia yang Terbongkar

Perang telah lama berakhir, kota Hopper kini dikuasai oleh Khorkan. Namun, api pemberontakan tetap menyala, baik secara terbuka maupun tertutup, di bawah tanah. Di tengah hiruk pikuk kota yang terjajah, Gourment dan Akhron, dua prajurit Horn yang masih bertahan, menyusup ke Perpustakaan Borgia, sebuah tempat terlarang yang dijaga ketat oleh pasukan Khorkan-Guardian.

"Ternyata buku ini sudah menyimpan sejarah kelam kenapa kaum kita dijajah oleh mereka," ucap Gourment, matanya berbinar membaca sebuah buku kuno yang dipegangnya.

"Hei, diamlah! Kita akan ketahuan! Kau tahu kan ini area terlarang?" bisik Akhron, memukul kepala Gourment dengan pelan.

"Aw," rintih Gourment, memegang kepalanya yang sedikit sakit. "Kita harus pergi sekarang," bisik Akhron.

Mereka berdua berusaha keluar dari ruangan tersebut. Ruangan terlarang ini dijaga ketat oleh pasukan Khorkan-Guardian yang berbadan besar dan mengenakan baju baja. Senjata mereka yang besar terpasang di pinggang, siap menghancurkan siapa saja yang berani melanggar aturan.

"Hei, itu mereka! Kita akan memutari mereka," bisik Akhron, menunjuk salah satu pasukan Khorkan-Guardian dari balik rak buku. Gourment mengikuti Akhron dari belakang, sesekali berhenti ketika pasukan Khorkan-Guardian berhenti. Lantai ruangan yang sudah retak menimbulkan bunyi jika dipijak, memaksa mereka untuk bergerak dengan hati-hati.

"Itu pintu keluarnya!" ucap Akhron. "Dalam hitungan ketiga, kita akan berlari!" bisiknya, membungkuk rendah. "Satu... dua... tiga! Lari!!"

Mereka berdua berlari secepat kilat, namun di tengah perjalanan menuju pintu keluar, mereka tertangkap oleh Khorkan-Guardian.

"Gourmant, pergilah! Jangan menoleh!" teriak Akhron, berjalan mundur sambil berhadapan dengan Khorkan-Guardian yang siap menembak. Akhron berbalik badan, "Gourment, lariiii!! Cepat pergi!!"

Gourment pun berbalik badan dan mulai berlari sekencang-kencangnya, membawa buku dari perpustakaan tersebut. "Dor!" Suara tembakan menggaung di lorong buku, menggema di antara rak-rak tinggi yang penuh dengan buku-buku kuno.

Gourment berbalik badan, matanya tertuju pada Akhron yang terkapar bersimbah darah. Ia ingin menolong, namun sudah terlambat. Akhron sudah tak bernyawa.

Suara penjaga perpustakaan terdengar melalui speaker, "Perpustakaan sudah di tutup. Pengunjung, silahkan pergi dari pintu keluar sekarang!"

Gourment terus berlari menuju pintu keluar, melompat dan berguling menghindari tangkapan penjaga perpustakaan dan pasukan Khorkan-Guardian. Ia tahu bahwa ia memiliki misi: kembali kepada pasukan Horns Retaliation dan melaporkan semua kejadian kepada Jenderal Charlie.

Namun, pintu perpustakaan sudah tertutup rapat. Ia bingung hendak lari ke mana karena akses keluar sudah diblokir. Pengunjung yang tidak sempat keluar langsung dipukul oleh Pasukan Khorkan-Guardian hingga tersungkur, lalu diikat layaknya tawanan.

"Hei, bocah! Kau mau ke mana?" teriak penjaga perpustakaan tersebut. "Kembalikan buku itu pada tempatnya! Kau tahu, kau sudah melanggar kode etik perpustakaan?"

Gourment menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat seorang pria dengan pakaian tempur lengkap dan topi berwarna hitam, memegang sandera. "Oh iya, mungkin kau tak pantas ku sebut dan kuanggap bocah biasa ya? Bukan begitu, Sersan Gourment?" Ucapnya, sembari memasukkan laras pistol ke mulut sandera.

Gourment terdiam, jantungnya berdebar kencang. Ia terjebak, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia harus menyelamatkan sandera dan kembali ke pasukan Horns Retaliation. Namun, bagaimana caranya?

"Aku... aku..." Gourment tergagap, pikirannya kacau.

Pria itu tersenyum sinis, "Kau tidak perlu takut. Aku hanya ingin sedikit hiburan. Sekarang, ceritakan padaku, apa yang kau lakukan di perpustakaan terlarang ini?"

Gourment terdiam, matanya menatap tajam ke arah pria itu. Ia tahu bahwa ia harus berhati-hati, satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal.

"Aku... aku hanya ingin mencari buku," jawab Gourment, suaranya bergetar.

"Buku apa?" tanya pria itu, matanya menyipit.

"Buku tentang sejarah," jawab Gourment, mencoba untuk tidak menunjukkan rasa takutnya.

Pria itu tertawa kecil, "Sejarah? Sejarah apa? Sejarah kekalahanmu?"

Gourment terdiam, matanya menatap tajam ke arah pria itu. Ia tahu bahwa ia harus berhati-hati, satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal.