-Author Path-
Suara setiap detik jam besar yang tergantung di dinding mansion itu mengisi keheningan mansion saat senja.
Mondays perlahan membuka matanya, nampaknya dia sudah pulih. Michella terlelap di sofa tunggal di depannya.
Kebingungan serta penasaran akan tempat ini Mondays berkeliling sebentar melihat-lihat tempat ini.
"Halo?" suaranya menggema di seluruh lorong mansion itu.
"Oh kau sudah bangun, nak?" ada suara seseorang dari balik ruangan bawah tangga besar dengan karpet merah.
Harry keluar dari sana sambil membawa beberapa kotak peralatan seperti kunci inggris, tang dan lem juga sebuah senter.
"Temanmu yang membawa kalian ke sini, kamu tidak sadarkan diri dan kalian tidak memiliki kendaraan jadi kami membantu kalian di sini, jika kamu mau kubuatkan minuman..."
Harry menawarkan namun Mondays menolak dan meminta maaf atas apa yang telah menyulitkan mereka.
"Tidak perlu minta maaf, tak ada yang salah dengan kalian..."
Mondays masih bertanya-tanya untuk apa peralatan yang dia bawa itu.
"Pak, peralatan itu untuk apa?"
"Oh, aku ingin memperbaiki saluran air di pekarangan rumah, sepertinya ada masalah di bagian saluran pembuangan atau hanya pipanya yang rusak"
Mondays menawarkan diri untuk ikut membantu sebagai rasa terima kasih nya namun Harry menolak, Mondays tetap memaksa terus dan Harry tidak punya pilihan lain selain membawanya bersamanya.
"Tapi kamu harus waspada dan jangan bertingkah ceroboh, para makhluk itu bisa dimana saja"
Mondays mengangguk dan mengikuti Harry menuju halaman samping dan di sana nampak outhouse yang isinya beberapa pipa air dengan keran yang mengarah kemana-mana.
"Wow, pipa air jenis apa ini?"
"Ini mengarah ke setiap ruangan yang menbutuhkan air di mansion, tapi pipa utamanya yang ini... Air awalnya masuk dari pipa utama ini dan mengaliri seluruh pipa yang berbeda jalur"
"Jadi apa masalahnya?"
"Kemungkinan di sini aman saja, berarti masalah sebenarnya ada di saluran pembuangan, di sana ada banyak pipa besar yang mengalirkan air bersih ke tempat yang air itu tuju dan membuang air yang kotor ke parit besar di bawah lantai. Kamu tentu sudah tahukan?"
Mondays menggeleng, tentu saja dia tidak tahu, selama hidupnya dia menghabiskan waktu di rumah.
"Ah, nanti kamu tahu juga saat melihatnya" Harry menuju gerbang utama, meskipun mansion itu masuk sedikit kedalam hutan namun tetap ada jalan aspal dan trotoar menghubungkan antara mansion dan jalan raya.
Mereka berjalan melewati trotoar yang menurun, tempat mansion berpondasi memang sedikit tinggi namun tidak terlalu tinggi dan jauh dari jangkauan saluran pembuangan.
"Inilah saluran pembuangan, ada di dalam sini" Harry membuka penutup saluran pembuangan itu dan menuruni tangganya.
Ketika mereka berdua sampai ke bawah udara di sana sangat dingin dan berbau busuk.
"Aahh, kenapa bau sekali?" keluh Mondays yang kemudian menutup hidungnya.
"Ini saluran pembuangan wajar saja, di terowongan ini akan ada tuas besar di ujung simpangan terowongan dan tuas itu mengarah ke mansion, jika tuas itu baik-baik saja berarti masalahnya dari kota tepatnya pusat penyaluran air, kita akan cek dulu disini" jelas Harry.
"Ok," Mondays merespon tanda mengerti 'ok'.
Mereka berdua jalan menuju persimpangan tiga dalam saluran pembuangan, sepenuhnya banyak limbah cair di parit besar tengah-tengah saluran pembuangan yang terus mengalir dan pipa-pipa di samping dinding tidak sebanyak di kota karena hanya menuju ke mansion.
"Tuasnya ada di depan sana..." Harry memberitahu.
Mereka diam, rasanya tidak ada yang salah dengan tuasnya namun ada yang salah dengan orang yang memainkan tuasnya.
Tunggu dulu, orang?
Tepat di hadapan mereka ada seorang pria brewok dengan baju sobek-sobek bersandar lesu di tuas itu sehingga tuasnya bergerak ke bawah atau menutup saluran air.
"Siapa dia?" Tanya Mondays, dia mulai ketakutan dan sembunyi di belakang Harry.
"Entahlah, aku harap dia masih waras... Karena aku tidak ingin menyakitinya dengan kunci inggris ini kalau dia menyerang" Harry menyuruh Mondays tetap berdiri di belakangnya dan dia mendekati pria itu perlahan.
Beberapa hal yang mungkin diketahui dari pria aneh itu adalah dia seorang gelandangan yang mencari tempat berteduh pada malam hari atau dia hanya orang yang habis diserang monster itu dan bersembunyi disini atau satu lagi jawaban yang cukup meyakinkan dia memang kanibal itu.
"Halo, pak kau baik-baik saja?"
Tiba-tiba pria brewok itu cekikikan dan menatap mereka, tatapannya menakutkan, wajahnya tidak tampak jelas karena rambutnya berantakan kemana-mana.
"Aku rasa dia sudah berubah..." bisik Mondays.
"Tapi dia tidak menyerang kita, apakah ini sebuah siasat?" balas Harry berbisik.
Harry semakin mendekati pria itu dan menyiapkan kunci inggris, persiapan kalau pria brewok itu menyerang dia.
"Pak, anda ok?" tetap cekikikan, Harry semakin kesal.
"Sudah cukup sampai sini, apakah anda baik-baik saja!?!" teriak Harry sudah tidak sabar.
Sssraaassshh... Haatch Peetchu!
Pria brewok itu mendesis dan meludahi Harry kemudian dengan cepat dia menendang Harry hingga terjatuh dan hendak mencakarnya.
"Sial!" Harry sempat melindungi diri dan menendang pria itu kemudian memukul kepalanya dengam kunci inggris.
"Rasakan ini bedebah!" Harry memukulnya berkali-kali tepat dikepalanya hingga pecah.
Mondays terdiam sambil menutup mulut melihat kejadian itu, dia benar-benar tidak terbiasa dengan kematian dan pembunuhan.
"Brewok payah," Harry kemudian berdiri dan menaikkan tuasnya, berharap saat kembali ke mansion airnya sudah mengalir.
Psssshhh! Shh!
Saat tuas diangkat ke atas tiba-tiba terdengar suara air yang meluap, sepertinya ada pipa yang rusak di sisi lain saluran pembuangan.
"Sial, apa lagi itu" Harry segera mengecek ke sumber suara.
"Ah tidak, ada pipa yang rusak, aku tidak membawa pipa cadangan, lagipula tidak ada pipa seperti ini yang di simpan di mansion tentunya bukan pipa biasanya" Harry kemudian melihat-lihat peralatannya untuk memastikan apakah ada yang bisa di gunakan untuk pipa yang bocor itu.
"Jadi apa yang harus kita lakukan? Mencari pipa baru?"
Harry menggeleng dan mengeluarkan sebuah lakban, sepertinya tidak cukup kuat jika digunakan pada pipa apalagi jika terkena air.
"Aku tahu ini tidak bertahan lama tapi lubang pipanya tidak terlalu lebar, ini bisa menahan airnya sementara sebelum menggantinya dengan yang baru... Atau mungkin kita tidak bisa mengganti dengan yang baru karena pipa-pipa itu dijual di kota dan kota itu pasti sangat berbahaya, mereka banyak di sana"
Harry menghela nafas panjang, nampak ekspresi cemas sekaligus kesal dari wajahnya.
"Bisa kau turunkan tuasnya lagi, nak?" Harry meminta tolong dan Mondays tidak bisa menolak karena itu hanya pekerjaan mudah.
"Ok, itu mudah saja" Mondays segera berlari kecil ke arah tuas, kemudian dia menarik tuas turun kembali.
Srrrp... Krrrsspp...
Ada sesuatu di ujung terowongan, dalam kegelapan bergerak seperti laba-laba namun sedikit lebih besar.
"Ah, apa itu!?" Mondays menjerit kecil dan Harry langsung menoleh.
"Apa? Jangan mengejutkanku"
"Ada sesuatu di ujung sana" Mondays segera berlari kembali ke arah Harry.
Harry berdiri dan waspada, mencoba melihat ke arah kegelapan ujung terowongan itu dan yang ditemukannya hanyalah kekosongan.
"Sungguh ada yang bergerak di dalam sana tadi"
Harry mulai menyoroti seluruh bagian lantai terowongan siapa tahu makhluk itu masuk ke dalam air.
"Tidak ada apa-apa, aku akan lanjut pada pekerjaanku dan kamu tetap mengawasi sekitar, ok?" Mondays mengangguk mendengar arahan Harry, saluran itu sangat gelap karena Harry juga membawa satu senter saja jadinya Mondays tidak bisa mengawasi sekitar dengan cermat.
Ssrrrppp.... Kkrrssspp....
Sesuatu yang ada di kegelapan itu mulai bergerak lagi, Mondays bisa merasakannya karena memang terdengar suara makhluk itu kalau bergerak.
"Suara apa itu?" tanya Harry.
"Ada sesuatu di ujung sana!" Mondays menunjuk ke arah langit-langit terowongan, sungguh ada sesuatu yang bergerak di atas sana sepertinya merayap.
"Sial apa itu!?!" Harry segera menyoroti sesuatu yang bergerak itu denga senter, hanya seekor kadal besar.
Harry dan Mondays bernafas lega ternyata hanya kadal, tapi Mondays masih belum yakin kalau itu bukan kadal besar, itu masih sesuatu yang ingin memburu mereka berdua karena dari gerakannya di dalam kegelapan sudah pasti makhluk itu lebih besar dari kadal tadi.
"Baiklah, sudah selesai, ayo kita kembali sebelum terjadi sesuatu yang buruk pada kita."
Mereka berdua segera menuju tangga keluar setelah Harry membereskan peralatannya, namun di tengah perjalanan ada sesuatu di kegelapan itu, lagi.
"Ada sesuatu di sana, aku yakin itu bukan kadal!" Mondays berseru sambil melompat kecil dan menunjuk ke arah lorong gelap lainnya.
"Huh, mana sih?" Harry melihat-lihat terowongan yang Mondays maksud dengan cahaya senternya namun tidak ada apa-apa.
"Nak, kamu menipuku?"
"Tidak! Aku sungguh merasakannya, mendengarnya dan melihatnya ada yang bergerak di sana lebih besar dari kadal!"
"Terserahlah" Harry kembali menyoroti senternya ke depan dan tepat ketika senternya mengarah ke depan tersoroti makhluk dengan rupa aneh dan kepala yang berputar patah-patah layaknya hantu film horror dan merayap di dinding layaknya kadal, seketika makhluk itu meraung dan mulutnya benar-benar lebar dari kanibal yang lain, pasti dia manusia yang terkena infeksi berbeda atau entahlah apa yang terjadi padanya yang membuatnya bisa merayap di dinding seperti itu.
"Gah! Apa itu!?" Harry dan Mondays terkejut saat makhluk itu tepat tersoroti cahaya senter mereka.
Cccrrpp... Hhrrrrsssppp...
Dia tidak menyerang namun tatapannya seperti menunggu mereka untuk mendekat baru menerjang mereka.
"Ini tidak aman, aku tidak tahu seperti apa kemampuannya, kita lewat jalan lain saja tembus ke jalan besar namun agak jauh, kuharap mereka tidak ada di sisi lain terowongan"
"Aku rasa mereka ada banyak, di ujung-ujung terowongan gelap itu seperti ada yang menunggu kita juga" Harry segera berjalan mundur dan segera berbalik, dia langsung menggendong Mondays dan berlari menuju tangga keluar yang lain.
Ggggrrrrsssppp!!!
Makhluk itu mendesis keras kemudian mengejarnya, satu, dua, tiga dan mereka memang lebih dari sepuluh mungkin belasan... Berdampingan samping-samping dan atas semua jalan memutar Harry mereka kepung dan satu-satunya pilihan untuk hidup beberapa detik lagi adalah berlari lurus dan mendapatkan jalan buntu.
"Kita tidak akan berhasil! Mereka ada di jalan keluar tangga yang lain!"
...
Hhhhrrrrsssppp!!!
Semakin lama makhluk itu merayap mendekat.
Harry dan Mondays tak ada jalan lain untuk lari dan lari terus, apa yang mereka lakukan? Seharusnya dari tadi tidak perlu memeriksa air jika keadaannya sudah begini.
Yang terakhir dari kejadian itu adalah suara raungan keras dan suara hentakan kaki yang saling berkejaran... Ini akhir dari aksi mereka?
Atau mungkin bukan yang terakhir?