Chereads / Among The Dead -Survivor Path- / Chapter 12 - Menata Pikiran

Chapter 12 - Menata Pikiran

Malam yang dingin, mungkin karena badai diluar terlalu ganas bahkan beberapa ranting pohon yang beterbangan terbawa angin menghantam atap mansion menimbulkan suara gaduh.

Jelas sekali rintik gerimis dan angin yang kencang membuat suasana tidak nyaman, aku tidak bisa tidur.

Apalagi diluar banyak cahaya kilat yang menandakan gemuruh guntur dilangit akan berbunyi, benar saja tak lama guntur berbunyi keras. Lengkap sudah suasana horror kalau begini.

Mondays, Claire dan Harry sudah tertidur. Kami semua ada di ruang santai tidak berani berpisah atau tidur di kamar untuk berjaga kalau kanibal itu masuk dan kami bisa membangunkan sesama dengan cepat.

Aku mengintip lewat jendela keadaan diluar, lampu tak menyala semua gelap kecuali langit yang terlihat biru keabu-abuan memang membawa kita ke masa-masa Chaos.

Aku teringat pada pria aneh yang memberiku kamera tadi, oh ya kameranya belum kuperiksa!

Segera kucari kamera itu di dalam tasku dan kuambil dari sana, aku mencoba menyalakannya, oh tidak baterainya habis.

Bagaimana bisa habis, aku tidak menggunakannya. Tidak ada listrik disini bagaimana aku bisa mengisi dayanya?

Krrriit... Trek...

Aku membuka penutup samping kameranya, mungkin dari sana aku bisa melihat apa isinya tapi, tidak ada film...

Jenis kamera ini berbeda, kamera ini menggunakan kartu memori, baguslah kalau begitu tinggal kupindahkan ke handphoneku. Namanya kamera video jelas pakai kartu memori, Michel...

Setelah kartu memorinya kupindahkan ke handphone sekarang tinggal menelusuri isinya.

Galeri, kemudian banyak tampilan folder di sana namun banyak yang kosong seperti sengaja dihapus, yang ada hanya foto jalan tol Route 77 diambil siang, sebuah bangunan besar tertimbun tanah seperti ruangan bawah tanah entah itu ada dimana mungkin di Route 77 juga, sebuah pintu masuk menuju tempat itu dan sebuah video bernama "Project Orbiter it's Weird!"

Apa kira-kira isinya? Mungkin video ini yang pria aneh tadi perlihatkan padaku sebaiknya langsung kuperiksa.

Aku tidak mengeraskan suara handphoneku melainkan aku kurangi volumenya, hanya tidak ingin orang lain lihat apa yang aku lakukan, nantinya mereka bertanya ini dan itu aku tidak bisa menjawab karena aku belum melihat apa isinya.

Videonya dimulai! Durasinya singkat sekitar 40 detik dan rekamannya sangat tergesa-gesa benar-benar tidak fokus.

"Apa ini? Ini video yang pria itu perlihatkan padaku juga" aku memahami setiap adegannya.

Pertama, entah apa yang terjadi pada pria itu tapi saat video dimulai dengan tergesa-gesa dia berlari sambil merekam setiap pelariannya, aku tidak tahu dia lari dari apa.

Layaknya dia mengambil letak setiap ruangan di tempat itu, semuanya hijau, lampu setiap lorong maupun koridor setiap ruangan itu hijau.

Kameranya berantakan mengarah ke kiri dan ke kanan memperlihatkan banyak tabung berisi manusia dengan cairan merah di dalamnya entah kenapa dan untuk apa mereka dimasukkan dalam sana.

Videonya menggambarkan bahwa orang yang merekam mencari sesuatu, dia membuka setiap pintu ruangan dengan cepat dan masuk sebentar lalu keluar hingga masuk ke sebuah lift, setelah lift terbuka dia lanjut berlari.

Dalam rekaman lift menunjukkan bahwa pria itu berada di lantai - 7, berapa dalam bangunan itu sebenarnya?

Di lantai itu semuanya ruangan kosong dengan berbagai kabel panjang beruntaian, dia melewati semua kabel itu dan sampai di dekat pintu besar, dia membukanya menggunakan keycard, jika dia punya keycard kenapa dia tidak memberiku keycard apapun!? Bukankah dia bilang ini bukti?

Yang dia berikan hanya pistol dan kamera tadi, apakah ada orang lain yang memegang keycardnya, tidak mungkin dia tinggalkan disana bukan.

Memang benar, setelah pintu besar itu digosokkan keycardnya pria itu langsung menyimpannya kembali.

Aku fokus saja dulu pada apa yang ada di dalam sana.

"Kalian bilang ini masa depan? Sekarang lihat yang terjadi pada mereka! Aku sudah tahu ini terjadi, Project-Orbiter memang aneh!" nampak pria itu marah besar pada orang-orang yang ada di dalam ruangan seperti lab itu.

"Kita bisa apa lagi doctor!? Ini bukan masalah sistem fungsi dan kekebalan tubuh mereka, proyek ini sudah sukses dan siap disuntikan pada penjelajah luar angkasa itu! Sekarang lihat kelinci percobaan dalam kandang itu, mereka menggila! Tidak seperti yang kita coba kemarin"

Nampak kelinci percobaan mereka adalah narapidana, wajahnya sangat beringas dan tangan mereka terus menghantam kaca anti peluru yang mengurung mereka.

"Sepertinya ada yang menyabotase proyek kita doctor, karena kita menggunakan resep yang sama dan golongan darah yang juga sama tapi hasilnya berbeda, alel dan gen bukan penyebabnya!" lapor seorang pria muda dengan baju lab putih panjang.

Cracck... Crackk... Craacck!

Tiba-tiba kaca tempat mengurung narapidana tadi pecah, narapidana itu keluar dari kurungan it dan menyerang petugas yang ada di sana, pria itu segera keluar ruangan bersama beberapa petugas lab lainnya namun videonya hanya sampai disitu.

"Sial, bersambung heh?" aku mengguncang handphoneku sedikit karena kesal, lagi ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya ternyata videonya sudah habis.

"Kak Michella? Kakak tidak istirahat?"

Akh terkejut dan tak sengaja handphoneku terlepas dari tanganku dan jatuh ke lantai dengan segera kuambil.

"Kamu tidak tidur, Mondays? Kenapa kamu terbangun?"

Mondays duduk di sampingku lalu menangis. Kenapa dia?

"Hei, kenapa? Ada masalah apa? Rindu mama sama papa hmm?" perlahan dia mengangguk sambil mengusap matanya.

"Tidak apa, kakak bersamamukan?" aku merangkul bahunya dan menariknya dekatku agar dia bersandar padaku.

"Aku tidak bisa tidur, dari tadi aku tidak tidur kak. Tapi menangis... Aku rindu mereka"

Aku terkejut mendengar apa yang Mondays katakan, apakah dari tadi sejak kami kembali ke mansion dan mulai bersiap untuk tidur... Dia, kukira dia sudah tertidur tapi dia mengaku menangis dari tadi? Benarkah?

"Kamu kenapa tidak tidur saja dulu... Bukankah ada Haley bersamamu dan menemanimu?"

"Aku bilang tidak bisa! Semuanya sudah berbeda, Haley basah karena kejadian di saluran pembuangan itu... Saat aku ingin tidur ibuku selalu membaca cerita indah dan menyanyikan lagi lembut kalau ibuku tidak ada ayahku menggantikannya dan ayah selalu mengajakku bicara tentang bagaimana hariku, perasaanku dan keadaanku meskipun aku terkadang berbohong jika menjawab pertanyaan ayah... Aku rindu mereka!"

Kupeluk Mondays erat-erat, berharap hal itu membuatnya nyaman... Dia tetap menangis dalam sunyi, sepertinya dia suka menangis seperti itu, tidak bersuara.

"Kita akan baik-baik saja jika tetap bersama, ok?" betapa beratnya hati anak itu melepaskan kepergian orang tuanya sedangkan aku, huh. Aku sudah lama tak melihat orang tuaku lagi.

Dia mengangguk pelan dan berusaha tidur di dalam pelukanku.

Dengan ragu-raguku belai kepala dan memainkan rambutnya, sangat indah, rambut berwarna hitam kemerahan dengan sedikit gelombang yang sangat rapi...

Cahaya kilat yang timbul sedetik saja dapat membuat rambutnya terlihat menyala redup seperti bara api.

Aku mulai hanyut bersamanya dalam keadaan seperti ini, perlahan kunyanyikan lagu nasional yang tenang dan kupejamkan juga mataku berusaha tidur.

"Sight of our Victory... We are crying... Feel our painful... We are screaming..."

"Our weapon is our memory...

Our Lord is our destiny..." tiba-tiba Claire ikut bernyanyi bersamaku.

"Cl-Claire, kamu-"

"Sssttt, aku suka lagu seperti ini... Aku tidak bisa tidak ikut bernyanyi jika ada yang menyantikannya, Terima kasih Michella" aku tersenyum dan senang jika dia menyukainya, Mondays sepertinya sudah tidur...

Aku dan Claire tetap bernyanyi pelan hingga lagu itu habis...

Ya, Habiss...

Habis?

Lagu itu memang bisa habis tapi perjuangan ini tidak akan habis!