Rendi keluar dari kamar mandi dengan kimono handuknya, Ia lalu mengambil pakaian balapnya yang masih Ia simpan. Ia memegang pakaian itu sebelum kemudian menyimpannya dulu di atas meja di depan cermin. Ketika dulu Ia merasakan kesepian dan begitu merindukan ibunya. Ia begitu sangat bersedih dengan ketiadaan sosok ibu di sisinya. Pada waktu itu Ia belum mengenal Yesi. Untuk mengusir kesedihan hatinya Rendi lalu mendaftarkan dirinya ke sebuah club motor untuk ikutan balapan secara safety dan resmi. Dengan mamacu sepeda motornya Rendi merasakan beban hidupnya terasa lebih berkurang.
Tetapi kemudian karena Ia sibuk kuliah Ia lalu menghentikan salah satu hobinya itu dan menghilang diam - diam sebelum Ia ikut mewakili kejuaraan Nasional. Banyak teman - teman dan pelatihnya merasa kehilangan. Tetapi hidup adalah pilihan dan Rendi tidak ingin menggantungkan hidupnya pada dunia balapan Ia ingin menjadi seorang pembisnis seperti ayah dan kakeknya.