Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sayembara Cerpen

Chandraklana : Singularity Of The Grand Prize

Didunia Chandraklana yang sekarang lebih damai dari sebelumnya, dimana saat ini seluruh Sanajayan mulai sembuh dari kekelaman yang terjadi seribu tahun yang lalu akibat maraknya penggunaan benda pusaka yang dikuasai kegelapan kini sudah berkurang dengan adanya larangan hukum penggunaan benda pusaka dan hancurnya kota pembelajaran rumus benda benda pusaka yang dahulu kala sudah lenyap tertelan bumi. Dari puluhan tahun ke puluhan tahun memulai melatih para generasi pengembara Sanajayan hidup normal seperti biasanya tanpa menggunakan benda pusaka. Dengan didirikannya padepokan padepokan di setiap kota yang memiliki tiga kelas yaitu : Pelatihan penggunaan pedang, Pelatihan penggunaan Busur panah dan pelatihan Tombak dan tameng. Di setiap padepokan yang menyebar keseluruh wilayah Sanajayan juga terdapat kelas pembantu yaitu pengobatan. Melalui Padepokan padepokan tersebut, generasi di dunia Chandraklana kian larut semakin melahirkan para kesatria yang terlatih tanpa menggunakan benda pusaka karena sudah berubah sistematisnya menjadi kegelapan. Hingga sampai diadakan dari turun temurun suatu kegiatan budaya yang bertujuan guna melahirkan para kesatria hebat tanpa menggunakan pusaka, Seluruh wilayah Sanajayan menyelenggarakan sebuah Sayembara yang di peringati setiap tujuh tahun sekali diadakan bergantian. Sampai pada saat Sayembara terpilih di desa Wijonayem di padepokan bernama Agungdhijoyo Winoto sebagai tuan rumah Sayembaraan yang diadakan dan dinanti nanti seluruh warga Sanajayan dengan hadiah yang berbeda dan pertama kalinya dihadiahkan oleh Para pengelana dan juga kesatria muda yaitu : Akik Kumenteng ! Sebuah cincin mujarab yang dijadikan grandprize menjadikan seluruh wilayah Sanajayan berantusias untuk mengikuti sayembara serta menonton pertandingan spektakuler ini yang ternyata selain bergengsi juga mengundang perhatian sebagian kelompok melakukan demo untuk memperhentikan sayembaranya perihal rumor hadiah utamanya adalah sebuah benda pusaka diikrarkan melalui " Batin Pangikrar" yang berbeda dari biasanya. Kejadian tersebut membuat seorang pengelana dan juga pejuang jaman dahulu bernama Solor Jayusman, seorang kesatria paruhbaya bertubuh pendek ahli dalam segala pepawangan hewan dan ketrampilan senjata jebakan serta sudah terlatih jauh tanpa benda pusaka, Kesatria yang suka berkelana ini juga mulai mencari tahu tentang Akik Kumenteng karena terpicu adanya Sayembara secara tiba tiba menghadiahkan yang dia kira salah satu pusaka langka yang pernah diberitahukan dari teman mudanya Samiranah. Cerita ini dilindungi Hak Cipta yang sudah terdaftar. Jangan lupa, Like, Share dan Subcribe Terima kasih sebelumnya, semoga bermanfaat .. :)
Ributby · 21.8K Views
Related Topics
More