Rendi mengguyur tubuh indahnya dengan air dingin dari shower. Kulitnya teramat putih bagaikan salju. Air mengalir dari ujung rambutnya yang basah lalu ke lehernya. Jakunnya terlihat menonjol dari balik kulit lehernya menunjukkan identitas Rendi sebagai laki-laki sejati. Walaupun tubuhnya tidak kekar tapi sedikit berotot karena Rendi mulai menyukai olahraga membentuk tubuh selain renang yang Ia tekuni bertahun-tahun.
Tangannya bersandar didinding kamar mandi sambil memikirkan Jasmine. Darahnya berdebur bagaikan ombak di Pantai selatan saat laut pasang. Suhu tubuhnya mendadak meningkat dengan drastis. Jasmine bocah tengil itu berhasil membuat perasaannya campur aduk.
Rendi sudah sering bertemu dengan banyak wanita-wanita cantik dari kalangan atas, berpendidikan tinggi, beretika, ber-attitude yang baik dan kaya raya. Tapi jasmine adalah anak bau kencur yang baru sweet saventeen kemarin, bagaimana bisa bocah menyebalkan itu bisa membuat perasaannya dag dig dug. Dan bibir Jasmine bagaikan candu baginya. Rendi meraba bibir merahnya. Matanya terpejam Ia semakin menegang mengingat betapa manisnya bibir mungil itu. Bagaimana bisa mata yang besar tetapi sayu memiliki bibir yang sangat mungil dan tipis.
Rendi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Perasaan cintanya diam-diam semakin mekar bagaikan bunga mawar merah yang merekah di pagi hari. Hari ini Rendi akan pergi ke sekolah Jasmine lagi untuk bertemu dengan wali kelasnya Jasmine lalu mereka akan bersama-sama pergi ke rumah Asri. Asri temannya Jasmine yang ditampar sampai berdarah. Rendi kembali menggelengkan kepalanya. Jasmine benar-benar gadis yang paling liar yang pernah Ia temui.
Rendi lalu meraih handuk yang ada di gantungan handuk. Melingkarkan handuk itu pada pinggangnya yang ramping tanpa lemak sedikitpun. Ia juga meraih handuk kedua untuk mengeringkan rambutnya. Di depan kaca besar yang dipasang dikamar mandinya. Rendi berkaca, Ia melihat wajah tampannya. Wajah tampan tapi tidak menjamin Ia bisa naik ke pelamin sesuai rencana.
Rendi selain perfeksionis Ia juga orang yang penuh dengan perhitungan dan rencana. Dia adalah orang yang lebih banyak menggunakan otak kiri dibandingkan otak kanan. Hidup harus sesuai prosedur dan rencana. Jadi ketika dia mulai berpacaran dengan Yesi, Ia sudah merencanakan bahwa setelah selesai kuliah dan kerja barang setahun dua tahun. Ia akan menikahi Yesi di usianya yang ke-25. Tapi naas baginya Yesi memutuskan sebelum kuliahnya tamat. Sehingga kemudian dengan patah hati setelah lulus Rendi melarikan diri keluar negeri dan menyelaikan masternya di Amerika. Lalu kembali ke Indonesia mengelola perusahaan property yang sudah merupakan hak nya yang diberikan oleh kakeknya.
Rendi mengelus pipinya yang begitu mulus dan bersih. Darah Korea Ia peroleh dari ibunya, darah itu mengalir dengan kuat membuat fisiknya lebih didominasi gen ibunya dibandingkan ayahnya. Jadilah Ia seperti orang asing yang terdampar di negeri sendiri. Banyak perlakuan yang kurang menyenangkan Ia terima karena wajahnya yang kelewat tampan. Dari mulai dilirik oleh orang setiap Ia muncul di tempat umum, sampai dikejar-kejar agensi model yang tidak pernah putus asa ingin merekrutnya menjadi model mereka.
Dikejar-kejar wanita yang mengharapkan cintanya juga di pelotototi juga para pria yang mencintai sesama jenis. Sungguh menjijikan. Rendi menarik nafas panjang. Mungkin bagi pria tipe mata keranjang ketampanan adalah suatu anugrah untuk menjerat para gadis. Tapi bagi Rendi yang sangat mengagungkan perasaan cinta, Ia tidak pernah berniat menjadi pria murahan yang mengobral perasaan cintanya hanya untuk memuaskan nafsu. Cinta bagi Rendi adalah perasaan sakral yang hanya akan muncul pada wanita yang menjadi istrinya.
Rendi mengeringkan rambut basahnya menggunakan hairdryer lalu setelah kering Ia melangkah keluar. Tapi di depan pintu Ia terpeleset sesuatu sehingga tubuhnya limbung mau terjatuh. Rendi terbelalak melihat penyebab Ia terpeleset adalah sepatu kets milik Jasmine. Ia mengangkat sepatu itu dengan sebelah tangannya. Bingung bagaimana bisa ada sepatu kets didepan pintu kamar mandi. Dan ketika Ia melihat ke dalam kamarnya.
Muka Rendi langsung merah padam dengan tubuh gemetar menahan marah. Kamarnya yang super rapih berubah jadi tempat yang mengerikan. "Ya Allah..Jasmine!!! Apa yang sudah kau lakukan. Kau keterlaluan. Aku bilang jangan diacak-acak malahan Kau sengaja membuat kekacauan. Awas kamu yah..Awas..Akan Aku bunuh kamu dengan kedua tanganku sendiri" Rendi morang-maring sambil membereskan kamarnya.
Satu persatu pakaian Jasmine di ambil dan dikumpulkan dengan teliti. Bahkan Ia memilah setiap jenis pakaiannya. Rendi melihat beberapa celana Jasmine yang memiliki motif kartun.
Rendi menyeringai lebar. Siapa suruh Kau menebarkan pakaianmu seperti ini. Akan ada reaksi setelah Kau melakukan aksi. Mata balas mata, tangan balas tangan dan kaki balas kaki. Kau sudah membuat kamarku jadi berantakan. Sekarang Aku akan membuang semua barang-barang mu yang membuat Aku jadi mual. Kata Rendi dalam hati sambil mengambil semua pakaian dalam yang Ia tidak suka lalu melemparkannya ke dalam tempat sampah. Ia juga mengambil semua pakaian tidur Jasmine yang bermotif hello Kitty, Doraemon, Mickey Mouse dan sebagainya.
Rendi juga memasukan ke dalam tempat sampah. Benar-benar balas dendam yang sempurna. Nanti pulang Ia akan membawa Jasmine ke toko pakaian dalam dan membelikan gantinya. Hampir dua jam Ia membereskan barang-barang Jasmine.
Untungnya Ia memiliki ruangan khusus untuk menyimpan pakaiannya yang sangat banyak dan ruangan itu cukup luas untuk digunakan bersama.
Rendi tersenyum puas atas hasil kerjanya sampai-sampai Ia tidak menyadari sudah hampir setengah sembilan. Rendi tergesa-gesa berpakaian lalu turun untuk pergi ke sekolah Jasmine.