Serena melirik ke arah Fachry yang berjalan mendekatinya. Tubuh Fachry tampak hampir menyentuh bahunya. Serena menjadi tegang. Mulutnya terkatup rapat. Tidak siapapun yang tahu kalau Ia mengagumi Fachry. Wajah Fachry tampak dingin dan tanpa senyum.
Serena tidak mengerti mengapa wajah yang penuh wibawa itu tampak sering kali bersikap konyol kalau dihadapan Jasmine. Fachry sebenarnya bukanlah tipe orang yang pecicilan. Ia sangat pintar di kelasnya dan bahkan murid baru pindahan dari Aceh itu katanya nilai UN SMP-nya terbesar se Aceh.
Fachry pindah dari Aceh karena ayahnya dipindah tugaskan ke kota B oleh atasannya. Kebetulan sekali Ayahnya sebenarnya orang B tetapi ibunya dari Aceh. Fachry banyak disukai oleh adik kelas tetapi entahlah mengapa Fachry malah mengejar - ngejar Jasmine dengan konyolnya. Ia tidak memperdulikan harga dirinya sendiri. Ia tidak perduli dicaci maki Jasmine setiap kali mendekatinya.