Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 56 - Menipu juga bisa di sebut perbuatan Baik

Chapter 56 - Menipu juga bisa di sebut perbuatan Baik

"Kau menyebutku iblis? Panggilan yang manis, aku menyukainya." Semakin banyak pria itu berbicara semakin jelas Jessica mengenalinya.

"Brengsek! Kaukah itu, David?"

Jessica tidak ingin begitu yakin kalau itu memang Dia. Si iblis brengsek yang muncul di acara Rossell dan mengirimi Jessica mawar hitam? Entahlah Jessica berharap dia hanya berhalusinasi karena terlalu banyak minum anggur.

Ini acara Florence, undangannya terbatas dan keamanannya dijaga dengan ketat. Tidak mungkin David bisa masuk. Ya, kecuali itu memang benar-benar si iblis brengsek itu. Jessica tahu pria itu bisa melakukan banyak hal dan muncul di hadapannya hari ini bukan sesuatu yang mustahil.

Jessica terkekeh, masih karena pengaruh anggur yang membuat kepalanya pening. "Kau muncul disaat yang buruk. Aku sedang tidak ingin melihatmu disini. Pergilah!"

"Seseorang akan segera pergi tapi itu pasti bukan aku."

Mendengar pria itu berkata-kata membuat Jessica merinding. Jessica mungkin sedikit takut dengan pria ini, tapi dia lebih takut dengan kenyataan bahwa iblis bernama David itu tahu seseorang akan pergi.

"Kalau begitu buat dia tinggal lebih lama untukku." Jessica tahu ini ide buruk, tapi jika Hans tahu iblis ini kembali mungkin saja Hans tidak akan jadi pergi.

Iya, kan?

Jika Hans benar-benar punya perasaan tulus untuknya, Jessica yakin Hans bersedia tetap tinggal untuk menjaganya dari iblis yang satu ini. Wanita bodoh! Jessica seharusnya segera mengatakan pada Hans kalau dia melihat David saat acara Rossell kemarin.

Sungguh bodoh, kenapa dia baru memikirkan ini sekarang. Sekarang Jessica bahkan tidak yakin dimana Hans berada dan apakah dia akan muncul untuk melindunginya dari iblis itu. "Kau! Tunggu disini sampai Hans melihatmu."

David melebarkan senyumnya, permintaan Jessica untuk tetap di sana membuatnya senang. Tidak ada yang lebih baik dari bersama dengan orang yang kau sukai bukan.

Beberapa saat Jessica memandangi sosok yang disebutnya iblis itu. Takut-takut pria itu melakukan gerakan tiba-tiba atau mungkin kabur – itu lebih bagus. Namun serangkaian kantuk mulai menyerang. Jessica yakin hanya memejamkan matanya sesaat dan saat dia membuka mata, pria itu sudah tidak ada dihadapannya lagi.

David sudah tidak ada lagi.

Apakah itu tadi hanya halusinasi? Tapi kenapa percakapan mereka terasa sangat nyata. Botol anggur itu juga berada jauh didepannya, tepat di tempat dimana David meletakkannya terakhir kali.

Jessica mengkerjapkan matanya lagi dan pria itu muncul lagi. Tidak itu bukan sang iblis. Jessica mengkerjap lagi untuk melihat lebih jelas, rupanya itu hanya Jonatan. Apakah dia salah melihat?

"Apa kau duduk di situ dari tadi?"

"Um, ya." Jonatan menjawab Jessica. "Seberapa banyak kau minum sebenarnya?" Jonatan segera maju untuk memegangi Jessica sebelum wanita itu terhuyung dan jatuh.

"Dimana Hans? Kau sudah menemukannya?"

"Ya! Tidak! Dia menghubungiku, dia bilang dia akan mengantar Wanda pergi."

"Pergi kemana? Wanda tidak punya rumah disini. Apa Hans mengtarnya sampai ke bandara?"

Jonatan agak ragu sebelum menjawab. "Ya, Hans mengantar Wanda pergi ke bandara."

"Cih, wanita sialan itu. Hans akan menyesal karena pergi meninggalkanku seperti ini." Jessica hampir tejatuh lagi saat memaki Hans atau Wanda. Untungnya Jonatan masih memeganginya.

Jessica memikirkannya, tunggu saja sampai Jessica sadar (besok). Dia akan memastikan Hans tetap tinggal disisinya. Jonatan mengantar Jessica pulang pada akhirnya. Akhir yang tidak terlalu baik bagi Jessica. Padahal dia telah berharap akan menghabiskan malam ini dengan Hans.

***

"Kau berani muncul lagi?!" Hans menghantam sang iblis ke sudut ruangan. Mereka masih berada di gedung konvensi, tepatnya disalah satu ruang perlengkapan yang kecil.

Ketika Hans dan Jonatan kembali ke meja, mereka melihat orang asing duduk didepan Jessica yang sepertinya mabuk. Bukan orang asing sebenarnya karena Hans tahu betul siapa pria itu. Jadi Hans segera menyeret pria itu menjauh dan meminta Jonatan mengamankan Jessica.

"Sambutanmu sungguh tidak ramah. Kau seharusnya bilang kau merindukan aku atau sesuatu."

"Brengsek!" Hans maju hendak memberi pukulannya namun sang iblis mampu menahannya. "Apa yang kau lakukan pada Jessica barusan?"

"Aku hanya menyapanya, tapi dia sudah mabuk oleh anggur. Dia mungkin tidak akan ingat kalau dia telah melihatku."

Itu cukup bagus, Hans berharap sang iblis mengatakan yang sebenarnya. Kemunculan sang iblis didepan Jessica sungguh membuat Hans takut setengah mati. Sudah berapa lama kira-kira pria itu duduk didepan Jessica? Apa dia yang membuat Jessica mabuk?

Apa yang akan dia lakukan jika saja Hans tidak kembali tepat waktu?

Pria bernama David ini disebut sebagai Iblis bukan tanpa alasan. Jessica tidak boleh sampai tahu kalau ada iblis duduk di depannya tadi.

"Kau akan segera pergi Hans, pikirkan saja acara pernikahan palsumu itu!"

"KAU!"

Sang iblis tahu segalanya? Kalau pernikahan Hans itu sebenarnya palsu? Lalu bagaimana perempuan yang ditemui Hans di Negara S minggu kemarin? Iblis ini juga pasti tahu siapa wanita itu.

Ah, Hans mengingatnya sekarang. Sosok yang dilihatnya dibandara Negara S waktu itu, dia tidak salah lihat. Sang iblis pasti telah memergokinya sejak saat itu. Tidak heran Hans merasa ada orang yang memperhatikannya.

Sang iblis tertawa mengejek Hans. "Menggunakan pernikahan orang lain untuk menipu Jessica bukanlah perbuatan baik. Kau tahu, Jessica mudah kecewa, suka menyimpan dedam dan sulit memberikan maaf."

"Aku melakukan perbuatan baik untuknya. Kau tidak tahu apa-apa." Hans tidak punya pembelaan diri yang bagus. Tindakan penipuan seperti itu sudah jelas bukan perbuatan baik, apa yang sebenarnya Hans lakukan?