Chereads / Kupikir Disini Tempat Seharusnya Diriku Berada / Chapter 59 - Seperti Itu : Bagian 8

Chapter 59 - Seperti Itu : Bagian 8

Namun, Fredella yang mulai berbicara.

" ini keputusanku Fazela, jangan hentikan pertarungan kami. "

" kau sudah paham bukan jauhnya perbedaan kemampuan kalian, Fredella. Apalagi yang kau inginkan ?. "

" setidaknya kali ini mungkin aku bisa menghancurkan atau menahan serangan Raven yang lain. "

" Cih, keras kepala. Apa boleh buat, Rav chan biar kuberi tahu satu hal besar, cara menjinakkan Fredella adalah kalahkan dia sampai dirinya tidak bisa berkutik lagi dihadapanmu. "

" kau pikir aku hewan haa !!!! "

Fredella mulai protes pada Nee sama.

" kesampingkan ocehan si keras kepala itu, lakukan saja Rav chan, jangan khawatirkan keadaan sekitar, biar Nee sama yang mengurus semuanya. "

" kalau begitu, kurasa aku bisa sedikit tenang jika Nee sama yang mengurusnya. Karena aku cukup khawatir penghalang ini bisa hancur kapan saja. "

" tentu saja, aku sudah melapisi pengahalang baru yang jauh lebih kuat, kurasa kau boleh sedikit mengeluarkan kemampuan sebesar 0,00001% saja. Nee sama yakin itu sudah cukup. "

" ryoukai senchou. "

Saat mendengar percakapan kami berdua, semua orang tampak tidak percaya tentang apa yang terjadi.

" apa, Fredella sama hanya setara 0,00001% kemampuan Raven sama saja ? "

" dampak seperti ini serangan kecil saja ya, saya sudah tidak paham logika yang dimiliki para keturunan Romanova. "

Pastrea dan Emily semakin kebingungan.

Seakan menyadari perubahan, Nee sama segera melompat di depan mereka berdua.

" sebaiknya kalian tidak keluar dari penghalang yang aku buat sekarang. "

" baik, Fazela sama. "

Mereka berdua menjawab bersamaan.

" saa, mari kita mulai. Babak kedua. "

Mata merah kami berdua mulai bersinar terang, seakan memahami apa yang terjadi.

Semua orang disini merasakan aura intimidasi besar dari dua orang yang punya darah yang sama itu.

Fredella pun mulai mempersiapkan kemampuannya yang sesungguhnya, aura besar mulai terpancar dari tubuhnya.

Sebuah warna emas yang mendominasi langit, gabungan kekuatan suci dan sihir tingkat tinggi mulai dilepas, seakan ada suatu segel yang menghalangi Fredella untuk serius telah menghilang.

Pandangannya sangat tajam diarahkan kepadaku.

Itu terlihat seperti tantangan yang dia tujukan padaku, terjemahannya seperti lawanlah dengan sesuatu yang setara atau lebih besar.

Karena aku tidak boleh mengecewakannya, kali ini aku mengeluarkan sedikit kemampuanku juga, cahaya hitam dari Mizue no Koto berpadu dengan aura merah dari mataku mulai bercampur disekelilingku. Shockwave yang dikeluarkan sama besarnya dengan milik Fredella, oleh karena itu gesekan aura kami saja mampu meretakkan lapisan pertama penghalang Nee sama.

Nee sama pun mulai mengeluarkan beberapa lapisan tambahan untuk memperkuat pertahanannya.

Aura berwarna biru milik Nee sama pun mulai keluar sehingga membuat suasana di istana kekaisaran menjadi mencekam, cuaca menjadi gelap gulita, hujan petir mulai turun diatas tanah ibukota.

Semua orang tampak kebingungan dengan keadaan yang terjadi.

Di sisi lain, Okaa sama dan Oyaji melihat kami dari atap istana sambil menciptakan cuaca cerah di area sekitar mereka sendiri, sedangkan Eveline,Weizer,dan Azalea melihat dari sudut menara yang jauh lebih tinggi diatas kami.

Ini terkesan seakan pertarungan kami seperti kejadian penting dan sangat langka untuk dilihat.

Tapi, apa boleh buat. Aku tidak boleh mengecewakan penonton. Saatnya membuat Fredella Bahagia.

Ini akan cocok untuk hadiah perpisahan kita.

Situasi beralih ke kami berdua, gesekan aura terus terjadi. Semua orang menunggu kapan mereka akan memulai pergerakan.

Namun, dalam satu kedipan mata. Kami berdua telah saling berhadapan, tepat sebelum senjata kami saling mneyentuh sama lain, aura kami berdua sudah saling bertabrakan. Sebuah fenomena badai listrik,pasir,api,bahkan pusaran angin tajam tercipta didalam penghalang ini

Armor milik Fredella mulai terkikis sedikit demi sedikit. Sedangkan pakaianku juga mulai sobek sedikit.

Namun, sebenarnya aku sudah melapisi diriku dengan aura lain sehingga serangan dari luar atau dalam tidak akan mudah masuk, meski kemungkinan masuk masih ada juga sih.

Tepat sebelum gesekan senjata kami berakhir, aku segera melompat kesamping dan mengayunkan tebasan vertikal untuk menjebol armor milik Fredella.

Namun, tampaknya Fredella mampu menghindari hal itu dan memilih untuk melompat kebelakangku, disituasi seperti ini dia juga melancarkan sebuah tebasan besar untuk melukaiku.

" Eternal Holy Slash. "

Sebuah tebasan vertikal lurus berwarna putih tercipta dibelakangku. Seakan sedang menikmati hal ini, aku memutar tubuhku, dan melancarkan tebasan horizontal yang berlawanan dengan milik Fredella. Adu Shockwave antara kekuatan hitam dan putih terjadi, setelah itu kami pun lanjut bergerak lagi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Saling beradu benturan, terus menunggu waktu hingga berakhirnya gesekan serangan kami barusan.

Bagi orang biasa yang terlihat diantara pertrungan itu hanyalah aura warna hitam dan putih serta ditambah gesekan cahaya merah dan emas.

Hanya itu yang bisa dilihat oleh orang biasa yang menyadari ada sesuatu yang aneh disekeliling istana.

Kurasa ini akan sedikit memakan waktu yang lebih lama, namun aku bisa melihat senyuman yang ditunjukkan Fredella sangatlah manis.

Sambil terus beradu serangan, kurasa kami sedikit membebani Nee sama soal dampak pertarungan kami, perlahan tanah disekeliling kami mulai retak dan tercipta banyak lubang besar dari setiap benturan kami.

Mungkin ini akan merepotkan tukang kebun istana, tapi tetaplah ini pekerjaan mereka.

Saat kami sedang asyik dengan dunia kami sendiri, sebuah suara mulai masuk lagi ke dalam pikiranku.

" Raven !!!, kenapa kau menahan diri ?, ini bahkan tidak mendekati 0,00001 % milikmu. "

" ya, kuharap aku bisa membuat Fredella kelelahan atau semacamnya. "

" jika menunggu hal seperti itu, itu akan memakan waktu berhari-hari, kau lihat sendiri bukan perlengkapan yang dia pakai termasuk kelas suci tingkat tinggi, mungkin dia lebih pantas disebut Exorcist ketimbang tuan putri. "

" hei, bagaimana kau bisa tahu hal itu Mizue ? "

" tentu saja, aku membeli manga di duniamu untuk mengisi kebosanan, hiburan disana benar-benar menyenangkan. "

" kau tidak asal mengambilnya bukan ?, tunggu kapan kau membelinya. "

" tentu tidak, aku membelinya dengan uang ku sendiri tahu, aku menukarkan harta yang menganggur selama ribuan tahun menjadi yen, kurasa sekarang aku tahu apa pentingnya uang sekarang. aku membelinya saat kau membelikan es krim untukku, kulihat covernya menarik dan jadi kumasukkan saja dalam daftar belanjaan. "

" baguslah begitu, meski kurasa akan wajar kalau kau mencurinya karena kau representasi kejahatan sih, hahaha. "

" tentu tidak akan kulakukan, meski aku representasi kejahatan, hanya mencuri sebuah manga demi kesenangan pribadi akan mencoreng nama baikku, tentu saja jika aku berniat jahat maka akan lebih terstruktur dan terorganisir seperti menyebar leak spoiler dari awal hingga akhir sebuah cerita, itu baru mengesankan. "

Tampaknya Mizue yang kukenal mulai terkena pengaruhku.

" hei, jangan lakukan hal itu atau nanti kau akan berurusan dengan kepolisian. "

" selama identitasku anonym dan aku bekerja sama dengan penanggung jawab utama perusahaan penerbit, aku akan kebal hukum. apalagi akan lebih masuk akal jika aku pemegang saham mayoritas dari perusahaan penerbit tersebut. "

" bukankah konsepnya sangat aneh Mizue san, bukankah kau harus melakukannya dengan cara yang brutal ?. "

" seorang dewa iblis jika melakukan kejahatan haruslah menggunakan cara yang elegan dan anggun, kalau bisa mencari celah dengan cara yang legal agar kejahatanku dapat dikenang semua orang, menghancurkan dunia merupakan hal yang basi karena tidak ada kesenangan setelah itu dan mungkin akan ada banyak plot armor tebal dari sistem counter dunia yang perlu dimusnahkan. "

" ano, Mizue sama ?, kau sudah sudah tercuci seberapa jauh dengan pemikiran orang-orang dimasa depan, tolong kembalilah jadi dewi iblis isekai yang mudah dimengerti. "

" hahaha, tenang saja Raven. Aku hanya sedang menggabungkan beberapa pengetahuan baru untuk menciptakan tindakan yang bagus di masa depan, kau bisa menyerahkan soal membuat kacau apapun denganku. "

" Mizue sama sadarlah, akan berbahaya jika kau terlalu mendalami plot armor antagonis sesungguhnya. "

Entah kenapa percakapan kami malah terasa seperti debat kusir biasa.

" meski begitu Raven, apa kau lupa bahwa saat ini kau sedang berada ditengah pertarungan ? "

Malahan Mizue yang mengingatkanku.