Chereads / Kupikir Disini Tempat Seharusnya Diriku Berada / Chapter 62 - Kemandirian : Bagian 3

Chapter 62 - Kemandirian : Bagian 3

" katakan saja, akan kujawab sebisa mungkin. "

" apa saat pertarungan tadi, anda benar-benar serius melawan Fredella sama ?. "

Sudah kuduga dia akan bertanya hal itu.

" kalau soal itu, kurasa iya.... "

Keluar sebuah jawaban yang samar-samar dari mulutku.

" tapi, saya rasa anda sama sekali tidak terlihat serius dan hanya menunjukkan ekspresi bosan saat penyelesaian akhir. Jadi bagaimana saya mengatakannya.... "

Tepat saat Emi san hendak menyelesaikan kalimatnya, Nee sama meneruskan hal itu.

" Takut ya.... "

Emi san langsung menoleh ke arah Nee sama. Sambil sedikit menunjukkan ekspresi malu-malu.

" itu wajar, hal ini sering terjadi juga Emi san, setidaknya di masa lalu.... "

Aku mencoba mengubah suasana pembicaraan ini.

" bukan maksud saya untuk takut kepada anda, tapi anda terlihat sangat berbeda dari biasanya saat itu. "

Emi san dengan cepat melanjutkan perkataannya.

" tidak masalah juga kalau Emi san juga takut kepadaku, memang sejak awal wajahku memang sedikit menakutkan sih, hahaha. "

Sebuah lelucon yang garing yang tetap saja kuucapkan.

" bukan begitu maksud saya Raven sama, tapi anda terlihat jauh lebih wah dan jauh berbeda, saya hampir menganggap kalau anda merupakan orang berbeda... "

" eh, begitu ya... "

Aku tidak tahu apa yang harus kuucapkan kepadanya.

" ketimbang soal itu, Rav chan. Apa kau sudah jauh meningkat lagi, kenapa penghalangku bisa pecah secepat itu ?. "

Gantian Nee sama yang menginterogasiku sekarang.

" bagaimana mengatakannya ya...., begitulah Nee sama... "

Aku mencoba mengambil jawaban teraman.

" tapi, apa tadi ?. kau bisa menciptakan bencana dengan mudah, apalagi aura bocormu itu yang hanya 0,001 persen bisa menyebabkan hal itu, aku jadi khawatir kota ini akan runtuh seketika. "

" eh, ini hanya 0,001 persen kemampuan anda ?. "

Emi san tampak tidak percaya dengan ucapan Nee sama.

" maafkan aku, karena aku masih tidak sempat menahan diri Nee sama. Dan juga Emi san, sebaiknya kau melupakan hal ini, terkadang dengan ketidakmasuk akalan akan membuatmu tetap berpikir rasional. "

" namun, setelah melihat langsung dengan mata kepala saya, hal itu sangat sulit untuk saya lupakan. "

" begitu ya, terserah saja dengan pemikiran mu Emi san, karena ini sudah malam, sebaiknya kau perlu beristirahat juga Emi san. "

" maafkan saya menganggu waktu anda, kalau begitu saya permisi dulu Raven sama. "

Setelah mengatakan hal itu, dia kembali membungkuk padaku.

Dia segera pergi meninggalkan ruangan ini.

Sekarang hanya tersisa kami berdua.

" Rav chan, apa kau bisa menjelaskan senjata yang kau bawa saat ini ? "

Nee sama tampak menyadari hal itu.

" sudah kuduga Nee sama akan menanyakannya. Kukira aku sudah menyembunyikan sedikit kemampuannya. "

" justru karena kau bisa menahan pedang Fredella, akan sangat mencurigakan senjata yang kau pakai. "

" kurasa sebaiknya Nee sama perlu mengetahuinya juga. "

Aku pun segera menarik bilah katana ku keluar dari sarungnya.

Aura hitam yang begitu pekat mulai memenuhi ruangan ini, rasa keputusasaan,kebencian,dan segala prasangka jahat mulai berkumpul dalam bentuk aura.

Meski begitu, Nee sama dengan santainya duduk sambil melihat keadaan disekitar.

" ini mengagumkan, kau bisa membuat ruangan ini menjadi tempat penyiksaan tingkat tinggi. "

" eh penyiksaan ?, aku sama sekali tidak terpikir sejauh itu. Biar kuberitahukan nama katana ini adalah Mizue no Koto, kurasa kau sudah paham bukan ? "

Ketika aku mengatakan hal itu, Nee sama langsung menunjukkan ekspresi kagetnya untuk pertama kalinya.

" Rav chan, maksudmu dia..... "

Suara Nee sama tiba-tiba terdengar jauh lebih berat dari biasanya.

" akan lebih mudah jika menunjukkannya secara langsung, jadi... "

Kuarahkan bilah pedangnya ke arah samping, sambil melepas pegangannya secara perlahan.

Aura hitam pekat mulai membentuk sosok wanita yang kukenal, dia tampak dengan anggunnya memegang katana yang baru saja kulepaskan.

" Salam kenal, kakak perempuan Raven. Meski dia sudah mengatakannya, tapi ijinkan aku memperkenalkan ulang diriku, namaku Mizue seorang Dewi Iblis ke empat. "

Mizue mengatakan hal itu sambil sedikit menundukkan kepalanya, baru pertama kalinya aku melihatnya bersikap sesopan ini.

" bagaimana bisa ? "

Nee sama tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

" jika anda bertanya kenapa bisa, mungkin Fazela Onee san bisa bertanya langsung pada Raven. "

Mizue tampak dengan entengnya mengatakan hal itu.

" Fazela Onee san, apa maksudmu ? "

Nee sama terlihat semakin kebingungan.

" kurasa memang masih terlalu cepat, tapi Fazela Onee san akan menjadi kakak iparku di masa depan, jadi sudah sepantasnya aku memanggilmu begitu bukan ?. "

Mukanya terlihat sangat polos ketika mengatakan hal itu.

" tunggu sebentar, kakak ipar ?, Raven jelaskan maksud semua ini... "

Nee sama langsung berdiri dan berada tepat didepanku.

" bagaimana menjelaskannya ya..... "

Sebenarnya aku belum memikirkan alasan lain untuk saat ini.

" seingatku aku tidak pernah memberikanmu izin untuk berpacaran dengan siapapun untuk saat ini, apalagi menuju ketahap selanjutnya, kau harus menjelaskannya secara detail dan mendalam. "

Kurasa sekarang Nee sama terlihat seperti seorang guru killer yang biasa mengajar matematika di sekolahku dulu.

" jadi begini, aku telah membuat kontrak dengan Mizue, sehingga secara tidak langsung hubungan kami seperti master dan bawahannya. Aku sama sekali belum melamar ataupun berpacaran dengannya. "

Aku mengatakan hal itu dengan jujur, Nee sama merupakan seseorang yang tidak akan tertipu dengan kebohonganku dengan mudah.

" jadi begitu, apa jaminan yang kau berikan padanya Rav chan ?. "

" aku memberikannya jiwaku. "

" Ano, Rav chan. Apa kau sudah mengatakan bahwa darah dan keluarga kita itu spesial ?, bukankah sang dewi iblis ini hanya akan menunggu waktu dengan sia-sia. "

Kurasa rasa cemburu Nee sama mulai terlihat dengan sendirinya.

" aku lupa mengatakan hal itu kepadanya sih. "

" memangnya ada sebuah informasi yang belum kau katakan padaku kah Raven ? "

Mizue bertanya padaku.

" kurasa aku sedikit melupakannya, tapi apa kau ingat perkataan Kozue jii sebeluimnya Mizue ?. "

" bukankah saat itu kalian sedang membahas Coruption dan sebagainya ?. "

" setelah itu, kami membahas soal rival Kozue jii bukan. "

" ah, musuh bebuyutan kakek. Kurasa dia memang mengatakan hal itu. "

" sebenarnya aku merupakan cucunya rivalnya itu, mungkin kau sudah lupa atau memang tidak pernah bertemu dengan anggota keluarga kami sebelumnya, tapi kami dari keluarga Romanova punya kemampuan yang agak sedikit spesial. "

" sedikit ya, hihihi. "

Nee sama tampak tertawa kecil setelah mendengar penjelasanku.

" aku memang belum pernah bertemu dengan anggota keluargamu yang lain, apa mereka sekuat dirimu juga ?. "

Mizue tampak penasaran dengan hal itu.

" aku tidak terlalu paham soal itu, tapi ada suatu hal yang perlu diingat Mizue. Aku dan seluruh pemegang nama itu tidak akan pernah bisa mati. Bisa dikatakan kami abadi... "

" abadi, maksudnya sama sepertiku ?. "

" mudahnya begini, kami memang bisa terbunuh, namun diwaktu yang sama juga kami juga bisa bangkit. Mudahnya kami seperti golem yang mudah beregenerasi kembali. "

" golem, hihihi, selera humormu mengerikan Rav chan. "

Nee sama tampak tidak bisa menyembunyikan sifat senangnya saat ini.