Chereads / Kupikir Disini Tempat Seharusnya Diriku Berada / Chapter 65 - Kemandirian : Bagian 6

Chapter 65 - Kemandirian : Bagian 6

" biarkan aku menjelaskannya, kalian sendiri sudah mengetahuinya bukan. Jumlah pasukan yang kita kirim kesana jumlahnya sangat besar ?. "

Semua orang tampak mengangguk dengan ucapanku.

" saat aku memulai pergerakan pertama kami, aku tidak menduga kalau mereka telah bersiap menghadang kami. "

" maksudmu dia sudah tahu akan kedatanganmu ?. "

" hanya itu yang bisa kupikirkan Porto, jumlah mereka memang tidak terlalu banyak. Namun, saat aku melihatnya mereka telah dalam formasi bertahan. "

" apa kau sama sekali tidak melihat regu pengintai mereka Paxnomus ?. "

" sama sekali tidak melihatnya, mereka tidak terlihat mengawasi dengan menggunakan Wyvern serta mustahil untuk menggunakan sihir pengintai karena jamming yang kami buat selama perjalanan, bahkan aku sampai mengirim beberapa regu untuk memancing keributan di Kerajaan Balbados untuk menipu mereka. "

" jika kau memang sudah sehati-hati itu, bagaimana bisa informasi itu bocor. Apa jangan-jangan ada penghianat ?. "

" mustahil Porto, aku mengawasi semua pasukan kita dengan kemampuanku. Jika ada seseorang yang bergerak sendiri pasti aku akan tahu siapa orangnya. "

" ah, aku melupakannya. Jadi bagaimana bisa ?. "

" itulah salah satu misteri yang ingin kupecahkan, itu hanya satu faktor dari awal kegagalan totalku. "

" selanjutnya ?. "

Porto tampak dengan serius mendengarkanku.

" tepat bentrokan pertama, aku mencoba menggunakan keunggulan jumlah kami bersama ribuan orang dari guild petualang untuk melakukan serangan langsung. "

" apa itu langsung ditahan oleh Cleopatra Romanova ?. "

Guildmaster tampak dengan sigap mengatakan hal itu.

" tidak, penyihir musuh telah menyiapkan penghalang untuk mengatasi serangan gelombang pertama. "

" penyihir mereka cukup kompeten, tapi jika seperti itu, bagaimana bisa di era sebelumnya kekaisaran itu begitu lemah ?. "

" itulah yang ingin saya ketahui Quebec sama. "

" lanjutkan sana ceritamu Paxnomus. "

Porto memotong pembicaraan kami.

" selanjutnya, aku pun memerintahkan serangan dua arah sekaligus. Kurasa itu akan memecah konsentrasi mereka dan menghancurkan mereka dalam satu serangan. "

" itu ide bagus, lantas bagaimana bisa mereka tidak mendapatkan korban jiwa ?. "

Seperti biasa, dia akan sangat cerewet jika itu menyangkut soal pertarungan.

" penghalang mereka hancur, namun tepat sebelum serangan kami mengenai mereka. suatu penghalang baru menahan serangan kami. "

" jadi, siapa seseorang yang bisa melakukan hal itu ?. "

Porto tampak menelan ludahnya di tenggorakan saat mendengar ucapanku.

" meski aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung, namun dari ciri-cirinya tidak salah lagi. Itu adalah ulah Sang Jenius dari Surga, Putri Pertama Bangsawan Romanova yaitu Ichibei Fazela Romanova. "

Saat mendengar hal itu, Porto tampak sedikit merasa ketakutan.

" hei, apa kau baik-baik saja ?. "

Aku segera menanyakan kondisinya.

Namun, pundakku segera ditepuk oleh Guildmaster. Dia hanya menggelengkan kepalanya padaku.

Lantas, kurasa itu berarti kode untuk tidak bertanya lebih jauh.

Kuputuskan untuk duduk kembali dikursiku.

Keheningan berlangsung beberapa saat, anggota kelompokku juga dilanda kebingungan dengan keheningan yang tiba-tiba ini.

Kurasa akan lebih baik mengakhiri ini dengan segera, tepat sebelum aku mulai berbicara.

Telapak tangan Porto ditujukan kearahku, seakan memberi perintah padaku untuk tetap diam.

" heh.. heh, lanjutkan saja. Kurasa sekarang aku bisa sedikit lebih tenang, bisa lolos dari mereka bertiga, seberapa hebatnya kau ini Paxnomus. "

Porto langsung melemparkan senyuman bangga padaku.

" kurasa aku hanya beruntung saja. "

" lanjutkan saja ceritamu, akan kudengarkan sampai akhir. "

" jika kau baik-baik saja, akan kulanjutkan. Tepat serangan kami dihentikan, aku segera mengubah strategi untuk menganalisa keadaan. "

" itu terdengar sepertimu sih. "

Porto berkomentar padaku.

" jadi, kuputuskan untuk mengeluarkan salah satu senjata rahasia ku, yaitu serangan milik Oregon. Setidaknya aku ingin membuat mana musuh berkurang cukup banyak. "

Mereka semua diam ketika mendengarkanku berbicara.

" saat serangan pertama Oregon diluncurkan, itu hanya satu panah biasa namun dampak yang dihasilkan kurasa akan membuat lubang besar diantara barisan pertahanan mereka atau setidaknya kuharap penghalang milik sang jenius dari surga akan berkurang sedikit kemampuannya, namun ada hal lain yang terjadi. "

" dia bergerak bukan ?. "

Kali ini Guildmaster yang berbicara padaku.

" seperti yang anda katakan, serangan itu dihentikan oleh sang monster sebenarnya, yaitu pemimpin bangsawan Romanova, Cleopatra Romanova hanya dengan sebuah kerikil kecil. "

" hahaahahaha, itu hal bagus. Wajar saja, anaknya saja bisa seperti itu apalagi orang tuanya. "

Porto tampak tidak bisa menahan rasa senangnya itu.

" seperti biasa, kemampuannya masih luar biasa. "

Guildmaster juga terlihat senang.

" apa anda mengenalnya Quebec sama ?. "

Aku bertanya padanya untuk memastikan sesuatu.

" ya, sedikit kurasa. "

Dia hanya memberiku jawaban yang samar-samar.

" boleh kulanjutkan ceritaku ?. "

Aku bertanya pada orang-orang yang ada disini.

Semua orang mengangguk dan diam.

" serangan kedua pun berlanjut, kali ini Oregon menggunakan kekuatan penuhnya untuk menghabisi mereka. Tepat setelah dia melepaskan serangannya, ratusan anak panah petir mulai menerjang ke arah musuh, kali ini kurasa kami bisa menghancurkan mereka. Namun, anggapanku saat itu benar-benar salah. Meski aku melihatnya secara langsung, tapi hal itu masih tetap tidak bisa kupercaya, semua serangan Oregon dihentikan hanya sebuah batu kecil yang dilemparkan kembali oleh Cleopatra Romanova, semua serangan Oregon hanya meninggalkan sisa ledakan di udara, tidak ada satupun yang lolos dari hantaman kerikil itu. "

" hanya dengan sebuah kerikil ?, kau bercanda bukan... "

Meski Porto mengatakan hal itu dia terlihat gugup dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

" dulu dia hanya menggunakan sebuah ranting sekarang kerikil ya, hahaha semakin lama dia tampak semakin mengagumkan saja. "

Guildmaster tampak senang dan tertawa setelah mendengar ucapanku.

Tanpa merespon respon mereka, aku melanjutkannya.

" sesuatu yang besar terjadi setelah itu. Bisa dibilang ini merupakan titik balik bencana yang melanda kami. Sebuah badai mulai menerjang tempat kami berperang, semua orang terfokus pada suatu titik diatas langit, itu karena meski terjadi sebuah badai. Namun, ada suatu tempat yang masih memancarkan sinar matahari. Bahkan aku sampai berpikir bahwa salah satu dewa turun ke dunia dan ingin membantu salah satu pihak, namun semua pikiran itu terbantahkan beberapa saat kemudian, ketimbang menganggapnya dewa akan lebih tepat disebut sebagai malaikat kematian. Dia muncul tiba-tiba, diatas langit sang pemimpin militer Kekaisaran Heavenly, Ichibei Raven Romanova serta tiga pengikutnya. "

" kemunculan yang luar biasa, itu memang terlihat bahwa dia pantas menjadi putra dari Cleopatra Romanova. "

Anehnya Guildmaster hanya tersenyum saja mendengar hal ini.

" tunggu sebentar, dia muncul diatas langit, dia terbang dan mengendalikan cuaca ?. Jadi sejak awal dia tidak berada disana dan tiba-tiba saja muncul begitu ?. "

Porto tampak semakin dibuat tidak bisa tenang.

" aku tidak tahu apa beliau yang melakukannya, tapi dapat dipastikan bahwa beliau bisa menggunakan sihir terbang. "

" kau bercanda bukan, bukankah itu sihir yang sudah lama hilang, bagaimana bisa dia melakukannya...., ini benar-benar mimpi buruk bagi kerajaan ini. "

" sebaiknya kulanjutkan, tepat setelah kemunculannya. Dia membawa 3 wanita ikut bersamanya, mereka semua juga bisa terbang disampingnya, kurasa level mereka berada ditingkat berbeda dengan kita. Tepat setelah itu, dia mengeluarkan tipe sihir baru. Suaranya tiba-tiba terdengar diseluruh medan perang dan itu berisi perintah untuk kami agar segera mundur. "