Chereads / Kupikir Disini Tempat Seharusnya Diriku Berada / Chapter 2 - Awal Dimulainya Masalah

Chapter 2 - Awal Dimulainya Masalah

Setelah aku mengikuti ujian masuk kuliah, aku pun dinyatakan lulus. Perasaan bahagia ini benar-benar membuatku ingin menangis. Lalu aku pun pulang ke rumah. Disana ada kakek dan nenekku yang sedang menunggu kabarku.

" jadi bagaimana hasilnya Raven ? "

sepertinya Kakek tampak khawatir padaku

Dan entah kenapa karena aku terlalu bahagia aku tiba-tiba meneteskan air mata

" jangan sedih, kami akan selalu menerima hasilnya apa adanya "

Nenek pun memegang tanganku untuk menenangkan ku

" bukan begitu, aku tidak sedih nek. Aku hanya terlalu bahagia "

" jadi begitu ya, selamat Raven. Mari kita rayakan dengan makan besar, kakek dan nenek sudah mempersiapkan hidangan kesukaanmu "

Kata Kakek dengan senyum bahagia

" aku bahkan belum mengatakan apapun, kau sudah mengetahui jawabannya kek. Apa kau Esper ? "

" memangnya kakekmu sudah mengenal kamu berapa lama Raven, tentu saja kami sudah paham kamu seutuhnya. Karena kamu cucu kesayangan kami "

Dan entah kenapa Nenek tertawa bahagia

" sudah jangan banyak bicara ayo kita makan "

Dan pada akhirnya kami memakan hidangan itu sambil menikmati cerita-cerita yang terjadi di hari itu.

Waktu menunjukkan pukul 08.00, aku pun bangun dari tidurku. Aku teringat sesuatu. Aku belum menonton anime yang tayang tadi malam. aku segera bergegas untuk menyalakan laptop untuk mendownload episode tadi malam. soalnya disana ada waifuku, aku tidak boleh ketinggalan menontonnya.

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka, dan yang masuk adalah Kakekku

" hei raven segeralah sarapan, sebentar lagi kita kedatangan tamu tak terduga. "

" baiklah, tapi setelah aku mendownload Anime ini "

" kamu mandi dulu saja, biar kakek yang mendownloadnya. Begini-begini kakek tidak gagap teknologi "

" ehhhh, yakin kek. "

" sudah cepat sana pergi, yang disini biar ku urus "

" siap komandan "

Aku pun pergi untuk bersiap-siap, waktu yang dibutuhkan seorang laki-laki normal biasanya sekitar 10 menit, akan berbeda jika kita ke WC dulu, mungkin akan ditambah 20 menit lagi.

Setelah selesai aku pun pergi ke meja makan untuk sarapan, disana sudah ada kakek yang tiba terlebih dahulu.

" makanlah selagi masih hangat "

" baiklah, tapi kek. Kau sudah mendownload episodenya dengan benar kan ? "

Aku menanyakannya agar tidak salah

" episode 10 F*** , episode 11 O*******, dan movie N******* kan, sudah yang ukuran 1080 p "

Kata kakek dengan senyum bangga

" betul sekali, kau memang kakek terbaik. "

" meskipun awalnya dulu kakek agak kesulitan melewati berbagai shortener link. Akan tetapi kakek sudah bisa berselancar di internet "

" wah , hebat kakek belajar oktodidak. Kakek-kakek millenial dah "

" aku anggap itu sebagai pujian "

Dan entah kenapa kami berdua tiba-tiba tertawa sendiri

Sambil menikmati tontonan televisi, aku pun menikmati makananku. Sambil membicarakan berbagai hal dengan kakekku.

Tiba-tiba pintu luar terbuka, dan nenek sudah kembali ke rumah lagi.

" selamat datang nenek "

" ya, aku pulang "

" tapi nek, kenapa belanja sebanyak itu. Apakah nanti ada tamu datang "

" kau sudah tahu situasinya, nanti ayahmu akan datang. Makanya nenek berniat untuk masak banyak. "

" eh...., bukankah ayah sedang sibuk bekerja di luar negeri "

" kalau untuk anaknya, sesibuk apapun pasti ayahmu akan meluangkan waktunya untuk pulang. Apalagi nanti dia akan mengatakan sesuatu yang penting "

"ya, meskipun seingatku ayah hanya datang 3 kali saja. Itu saja hanya saat upacara kelulusan SD,SMP,SMA "

" ayahmu sebenarnya ingin sering datang kesini, tapi katanya selalu ada saja kerjaan mendadak untuk diselesaikan. Setidaknya kali ini dia datang dengan sesuatu yang berbeda lho "

" apa maksudnya ? "

" kali ini ibumu juga akan datang kesini "

" haaaaa !!!, bagaimana ini aku belum pernah sekalipun bertemu dengannya. Bagaimana nanti aku harus bersikap "

" tunjukkan dirimu apa adanya, Ibumu pasti akan paham dengan sendiri dengan sifat asli anaknya "

Tiba-tiba nenek tertawa lirih

" benar juga ya "

Dan Kakek pun ikutan tertawa

Pada akhirnya aku tidak melakukan persiapan apapun, aku hanya duduk menonton anime di laptop ku. Sambil memakan cemilan yang dibelikan Nenek di supermarket.

Waktu menunjukkan pukul 10.00, bel di depan rumah pun berbunyi. Kakek pun pergi ke luar untuk membukakan pintu. Sedangkan aku, hanya berbaring di atas kasur sambil membaca manga. Di depan sepertinya kakek membicarakan banyak hal dengan seseorang yang datang tersebut.

Lalu pintu kamarku terbuka, dan nenek mulai masuk.

" Raven, ayah dan ibumu sudah datang. Ayo temui mereka "

" baik, tapi aku sedikit mengantuk. "

" dasar anak ini, nanti aku buatkan kopi untukmu. Jadi segera bergegas "

" siap, saya segera meluncur "

Dan aku pun langsung menuju ruang tamu, disana terdapat tiga orang yang sedang duduk di ruang tamu. Lalu aku pun menunjukkan diriku ke mereka.

" cepat duduk kesini Raven "

Kata kakek sambil menyuruhku

Di depanku ada seorang lelaki yang tampilannya masih cukup muda dan dia memiliki mata berwarna biru, tapi tentu saja dia adalah ayahku, namanya Ichibei Shoichi. Sedangkan wanita cantik disebelahnya sepertinya aku mengenalnya, meskipun rupanya sama dengan foto yang diberikan Ayah. Akan tetapi dia jauh lebih diatas segalanya. Memiliki rambut berwarna putih perak, dan memiliki mata berwarna merah. Bisa dikatakan keindahannya setara seperti Putri bahkan lebih bisa sekelas Ratu dunia. Kerja bagus Ayah, kau memilih ibu yang sempurna bagiku.

" maaf Raven, aku datang tanpa memberitahumu terlebih dahulu. "

" tidak apa-apa, aku juga senang ayah bisa datang. Walaupun biasanya ayah datang hanya disaat momen-momen penting saja sih "

Celotehku kepada ayah

" lihat Shoichi, dia sekarang seperti ini. Menarik bukan "

Kata Kakek kepada ayah

" sepertinya dia sudah benar-benar berubah, keputusanku saat itu memang tepat "

Tiba-tiba sang wanita disebelah ayah tertawa kecil.

" hi hi hi "

" sepertinya kau bahagia sekali Cleopatra "

" tentu saja, aku sudah lama sekali tidak melihatnya. bukankah ini kebahagiaan terbesar seorang ibu "

Lalu, tiba-tiba ibu beranjak dari kursi dan menuju ke arahku. Dan dia memegang tanganku, sambil berkata

" boleh tidak aku pergi ke kamarmu ? "

" ya, tapi tidak ada hal menarik di kamarku sih. "

Responku kaget

" tidak apa-apa ayo kita kesana "

Dan kami pun segera pergi menuju kamarku. Saat aku menyadarinya, ibuku. Dia benar-benar berbeda. Bentuk tubuhnya yang ramping benar-benar tidak terlihat seperti pernah melahirkan seorang anak. Jika dilihat dengan seksama ibuku terlihat seperti sorang gadis berumur 20 tahun. Dan yang benar-benar hebat adalah aura nya seperti ingin mengatakan aku sungguh merindukanmu dan ingin melindungi. Jadi ini rasanya memiliki sorang ibu kah.

Akhirnya kami sampai dikamarku.

" sudah kukatakan kamarku biasa saja bukan "

" ini, kau memang anakku. Bahkan kau memiliki hobi yang sama dengan ayahmu. Dan soal kebersihan kau memang mewarisi sifatku yang tidak pernah sekalipun membersihkan kamar sendiri "

" eh... "

Aku terkejut, apa yang sebenarnya yang dia katakan

" hei, Raven. Katakan apa kau membenci ibu, karena ibu tidak pernah sekalipun menemuimu. Apa kau tidak ingin bertemu denganku sama sekali. Aku sudah siap untuk menerima konsekuensinya, setidaknya katakan sejujurnya pendapatmu tentang ibu "

Dia mengatakan itu dengan sungguh-sungguh, itulah yang dikatakan hatiku. Meskipun begitu dia tetaplah Ibuku, orang yang selama ini ingin kutemui. Aku tidak boleh mengecewakannya sedikitpun.

" apa yang kau katakan ibu, aku selama ini selalu menunggu Ibu datang. Soal membenci ataupun marah, aku tidak merasakan hal itu. Hanya dengan mendapat kabar dari Ayah saja sudah cukup untuk membuat hatiku bahagia. Apalagi kalau ibu sendiri yang datang sendiri, aku merasa sangat bahagia dan senang. Jangan mengatakan hal yang omong kosong seperti itu "

Aku pun mengatakan hal itu dengan lembut. Mungkin ini pertama kalinya aku jujur dengan perasaanku dengan orang selain dia.

Tiba-tiba dia melompat ke arahku, dan aku pun dipeluk olehnya.

" Terima kasih nak,aku bahagia. Aku pikir kau akan membenciku, Tapi kau malah menerimaku apa adanya, persis seperti sifat ayahmu. Aku selalu ingin memelukmu seperti ini dari dulu "

Dia mengatakan itu sambil menangis bahagia

Aku pun berusaha untuk meredakan tangisannya, sambil membicarakan berbagai hal

" anu, apakah makanan favorit ibu ? "

" makanan apapun yang diberikanmu kepada ibu akan jadi favorit ibu kok "

" meskipun aku suka makanan instan ? "