Hari-hari di sekolah berlangsung monoton yah? Berangkat pagi, pulang petang. Itulah keseharianku sebagai siswa sekolah menengah kejuruan. Jarak rumah dan sekolah yang lumayan menyita waktu dan energi. Setengah jam perjalanan saat pulang dan pergi sekolah sudah menjadi hal biasa aku lalui setiap hari. Begitu tiba disekolah, belajar kemudian istirahat makan setelah itu dilanjutkan belajar lagi hingga magrib menjelang.
Setiap hari kujalani hidupku seperti itu, hingga semua berubah saat aku mengenalnya. Awal perkenalan yang cukup unik, kami mengenal karena sebuah permainan online. Apakah terdengar aneh bagimu? Seorang perempuan, seusiaku menghabiskan waktu bermain game online selepas pulang sekolah? Karena game online lah, aku, Aris dan Divo menjadi teman akrab. Saat akan login, aku sering mengajak keduanya bermain bersama. Tetapi hari ini berbeda, Divo mengajak temannya yang lain. Aku sudah lupa apa nickname nya, yang pasti dia asing. Belum pernah ku jumpai sebelumnya.
"Eh kenalin temenku, Teguh." ketik Divo di tab chat, seraya menggerakkan karakternya di lobby tempat aku, Aris dan Teguh (begitu nama yang dia sebutkan) berkumpul.
"Hai, Teguh.." sapaku, membuat gerakan mendekati karakter Teguh di lobby.
"Hai, Arine..." jawabnya.
'Darimana dia tau namaku, sedangkan Divo dan Aris belum mengenalkanku padanya?' aku berpikir. Mungkin mereka berdua sudah banyak bercerita tentang aku kepada Teguh.
Tidak kusangka, ternyata Teguh sangat hebat memainkan permainan ini. Seakan-akan dia dan Divo menjadi rivalku, berebut tempat untuk unjuk kemahiran dalam menarikan jemari diatas keyboard komputer. Menyebalkan yah, saat kau menyangka dirimu yang paling unggul eh ternyata ada yang lebih baik diatasmu.
Selesai bermain 3 match, aku bosan dan pamit untuk offline kepada mereka bertiga dan melanjutkan kehidupan sebagai manusia normal lainnya.
Keesokan harinya aku kembali menjalani ritual harianku, penat tak menjadi penghalang untuk login dan menghabisi musuh-musuh di game kesayanganku ini. Ada yang berbeda, dimana Divo dan Aris? Tumben sekali kedua makhluk ajaib ini tidak online? Teganya mereka membiarkan aku bermain sendirian. 'Criiing' Oh lihatlah! Seseorang telah login... dan itu adalah.. Teguh?
"Hey Arine.. Kemana Divo?"
"Aku juga tidak tau, aku kirain tadi Divo yang login. Ternyata Teguh.." jawabku seadanya.
"Ciee, kepikiran Divo terus ya sampai segitunya?"
"Eh bukan sih, soalnya aneh aja gitu. Masa sih Divo sang maniac game rela untuk tidak login sehari saja?" Aku menggerakkan mouse, membuat gerakan melompat tepat disebelah karakter milik Teguh.
"Yaudah, main bareng aku aja yuk. Ntar juga dia login."
Waktu berlalu, tak terasa hampir 2 jam aku dan Teguh bermain berdua. Asyik juga orangnya, aku yang awalnya jaim dan rada tidak peduli mulai terbiasa akan celotehan-celotehan pria ini. Kami bertukar user ID Line, Teguh sih yang awalnya meminta. Dengan alasan agar aku mudah dihubungi untuk diajak main bareng. Setelah bertukar kontak, kami berdua pun offline dan menyambung pembicaraan di aplikasi chatting berwarna hijau ini.
"Hey Arine.. Ini Teguh, makasih ya udah kasih kontaknya.."
"Oke sama-sama." Jawabku, seraya menekan lingkaran kecil untuk memeriksa profile Line Teguh. Tidak ada foto yang ditampilkan, aku penasaran ingin melihat wajahnya.
"Eh Arine, besok main bareng lagi ya.. Kamu jago soalnya, aku jadi menang terus, hehe.."
"Hahaha yang bener? Aku ga sehebat Teguh, cuma tim support doang.." Hidungku mengembang setelah membaca pujiannya.
"Beneran loh, yaudah aku tidur dulu. Besok disambung lagi.. bye."