Chereads / Bayangan Sang Lily / Chapter 27 - Bab 22

Chapter 27 - Bab 22

Namaku Mo...

*Buuurrrssssttt..!*

Bola api itu tidak hanya membumihanguskan segala yang ada di sini, tetapi suaranya yang menggesek udara juga membuat telinga terbakar karenanya. bahkan, bisa ku rasakan tawa jahat api itu yang tengah bahagia melahap bulat-bulat rumah-rumah di sana dan beberapa orang yang berlari tanpa arah hanya untuk menyelamatkan diri.

"Ibu...! Ibu...!"

"Ah... putriku!!"

Aku bisa mendengar itu, suara seorang gadis kecil yang kehilangan ibunya tertinggal di antara bangunan yang tinggal menunggu waktu untuk tumbang. suara tangisan itu terdengar, menjerit meminta pertolongan ke penjuru arah. tetapi tidak ada satupun yang mendengar.

Hingga tiada yang bisa mereka lakukan selain menangis dengan kencang...

Tetapi, semua itu sia-sia dan perlambang keputusasaan...

*Crack...*

Ada suara retakan di atas gadis itu, membuatnya berhenti menangis dan menatap ke atas. semakin ia menatap ke atas, suara retakan itu makin nyata, makin jelas, dan semakin banyak terdengar dan kian keras. seorang ibu di sana berusaha untuk memberikan tangannya itu kepada putrinya.

Tetapi...

Tiiiiidddddddaaaaaaaakkkkkkkkkkkk!!!

Aaaaaaahhhhhh~!!

Di saat yang sama, rasa takutku juga kian mengembang laksana bunga mawar hitam di malam kelam. setiap orang yang berusaha mendekatiku, ia akan terluka oleh durinya yang tajam.

Tetapi apa yang mereka dapatkan dariku adalah lebih dari sebuah duri yang tajam.

Tidak...! Tidak...! Bukan aku yang melakukan ini!!

Dalam hati coba memungkiri...

Tetapi api yang menari indah di atas ketakutanku hanya tertawa dan membuatku semakin takut...

Ketakutan itu membuatku lari...

Lari menuju gua kesendirianku hingga berhari-hari lamanya.

Ini semua bukan salahku!!

Sungguh aku tidak tahu apa-apa!

Semuanya, maafkan aku!!

....

"Adududuh... sakit banget!"

Sepertinya aku salah meletakkan kepalaku. beberapa batu kecil menjadi bantalanku yang tajam menembus kepala. seperti tidur di atas kasur berduri, tapi andainya aku bisa tidur nyenyak sekalipun hanya bersisakan mimpi buruk di masa lalu.

Sudah mana tidak ada sungai agar aku bisa minum dan mandi, di sini hanya ada rerumputan dan sebuah pohon besar yang rindang jadi atap untuk tempatku bernaung. sejujurnya, aku tidak yakin bisa meneruskan perjalanan ini lagi.

Tunggu dulu! apa yang aku pikirkan?!

Kau mau melanggar sumpahmu pada Paduka Archestria?

Satu-satunya yang ku bisa lakukan hanya menampar kedua pipiku saja. kemudian segera membuka tas dan melihat peta Hutan Magis Spectrum.

Semuanya berdasarkan hasil penelusuranku di hutan ini.

Memang, masih banyak sisa kertas yang belum ku gores karena belum menempuh perjalanan hingga ke tempat itu.

Bahkan... aku kurang tahu dimana Sang Singa Agung bersemayam?

Eh tunggu dulu!

Desa para Elf!

Benar. aku bisa mendatangi tempat itu untuk menanyakan lokasi raja rimba tinggal. kalau tidak salah, nama pemimpin mereka Illidian, bukan?

Aku masih ingat dua belas tahun lalu pernah bertemu dengannya. atau mungkin... teman dekat?

Aku berharap ia masih bisa mengenal aku...

Kuda sudah mendapatkan energinya kembali, maka ia sudah siap untuk dipacu kembali.

Aku menaiki kuda itu dan segera pergi menuju ke arah tenggara tempat desa para elf berada. aku berharap, mereka tidak berpindah tempat.

Aku berharap begitu....

******

Hello guys, Aw D'$pectre di sini. udah lama gak update lagi. maaf ya, karena gue habis melalui masa2 gelap dan suram. rumah mati lampu, listrik belum kebayar :v

Jujur aja, gak tahu kenapa hasrat menulis gue kayak debu ketiup angin *fyuuuh... terbang gitu aja, ilang tanpa jejak. gue bahkan hampir berpikir untuk menyudahi hobi gue di bidang menulis ini karena seakan-akan semuanya tuh useless! gak ada gunanya!

Gue frustrasi dan putus asa, dan hampir mikir buat nyerah dan ngebuang semua hasil kerja keras gue. karena setiap kali gue usaha, hasilnya gagal lagi, gagal lagi.....

Jadi buat temen2 yang udah setia baca cerita ini dari arc 1 sampai sekarang, gue ucapin banyak terima kasih ya. meskipun ngancurin harapan lu semua, paling gak gue udah berkata jujur. ada kemungkinan gue buat nyelesain cerita ini dalam waktu dekat.

Tapi gak tahu, semuanya bergantung dari mood gue.

So, kalo kalian rasa cerita ini berarti, bisa tinggalkan rating buat cerita ini. itu juga berperan besar biar bikin gue kemotivasi terus.

Semoga aja Mozart bisa nemuin Lily dan bawa dia pulang ke istana....