Keringat dingin mulai muncul di dahi Hani.
Sementara Hani meremas tangannya semakin gugup atas pertanyaan Bara.
Bara memperhatikan semua gerak gerik Hani dengan seksama sambil menerka-nerka jawaban apa yang akan keluar dari bibir manis wanita blesteran ini.
Sudah beberapa menit berlalu, namun jawaban belum juga keluar dari mulut Hani.
"Ehm.. Kamu.."
"Han, A'Bara, ditunggu Mami di meja makan"
Tiba-tiba Kina datang menyela ucapan Bara yang akan kembali menanyakan pertanyaan yang sama.
Bara terlihat kecewa karena belum mendapat jawaban dari Hani, sementara Hani merasakan lega luar biasa ketika Kina menjadi penyelamatnya.
Dengan semangat Hani berjalan terlebih dahulu menuju ruang makan tanpa peduli kalau dia di cap kurang sopan oleh Bara.
Yang dia inginkan saat ini adalah pergi secepat kilat dari hadapan kakak sahabatnya itu yang membuat hatinya berdebar tak menentu dipertemuan kedua mereka.
Eh.. Pertemuan Kedua?
Hani menggelengkan kepalanya guna menepis dua kata itu dari pikirannya.
"weeh.. Kayaknya si Hani kelaperan parah. Hahhaha.. Eh.. A'.. Kok gak langsung jalan? A'a gak laper? Mami udah buatin sayur asem sama ikan asin kesukaan A'a tuh. Dan jangan lupa sambal andalan Mami buat anak sulung tersayangnya" ucap Kina semangat karena melihat kakaknya belum beranjak menuju ruang makan mereka.
Bara tersadar dari lamunan dan tersenyum tipis kearah sang adik.
Dengan langkah gontai, Bara berjalan menuju ruang makan sambil merangkul sayang adik perempuannya itu.
Bara masih penasaran dengan jawaban Hani, namun tidak juga bisa memaksa karena mungkin waktu yang kurang tepat.
Tapi nanti, Bara berjanji untuk mencari tahu apakah Hani pernah pergi ke Jerman atau tidak.
Karena entah mengapa Bara sangat yakin jika dirinya pernah bertemu Hani sebelum ini.
Dan Bara memiliki keyakinan jika Hani adalah..
****************
Hari ini adalah hari dimana Kina sekeluarga dan keluarga calon suaminya fitting pakaian terakhir untuk Pernikahan Kina di butik Sonya Noszka sang desainer terkenal di negara ini.
Karena Hani menjadi salah satu bridesmaid di pernikahan sang sahabat, Hani juga hadir disana.
Hani mencoba short halter dress berwarna baby blue diatas lutut yang memang sudah di persiapkan Sonya Noszka untuk Bridesmaid pernikahan Kina.
"Aiih.. Cantik banget si eneng bule!" seru Mami Kina ketika melihat Hani-si calon menantu dambaannya- baru saja keluar dari fitting room.
Bara langsung memelototkan matanya dan menelan saliva susah payah ketika melihat penampilan menggoda Hani dengan rambut panjang bergelombang tergerai indah di punggung gadis itu.
Penampilan Hani saat ini sudah terlihat seperti bidadari namun juga wanita penggoda di waktu bersamaan.
"Cantik kan A'?" tanya Mami Kina sambil menyenggol pinggang anaknya yang tak sadar jika sang anak sudah mengeluarkan keringat dingin karena mencoba menekan 'sesuatu' di dalam tubuhnya yang sudah 'terbangun'.
Hani tak sanggup menatap Bara yang menatapnya dengan tatapan sepanas Bara api, yang sangat sesuai dengan nama Pria itu.
Seharusnya Hani sudah terbiasa dengan tatapan para Pria karena mengingat pekerjaannya sebagai model.
Namun entah mengapa, tatapan Bara seolah-olah akan membakarnya sampai habis tak bersisa sehingga membuat Hani salah tingkah sendiri.
"A'a!! Malah bengong!" hardik Mami Kina sambil kembali menyenggol pinggang anak sulungnya itu gemas.
"A-apa Mam?" tanya Bara yang langsung mengalihkan pandangan kearah samping di mana tempat Maminya berada.
"Cantik kan?"
"Mami?"
"ish!!! A'a teh kumaha!!! Eta si eneng Bule!! Bukan Mamih!! Ya Mamih kan memang cantik. Makanya Papih teh sampai klepek-klepek" ucap Mami Kina sambil mencubit gemas lengan anaknya yang tinggi itu.
"aduh, Mam! Bara laporin ke KPAI loh karena nyiksa anak sendiri" sungut Bara karena cubitan Maminya dari dulu sampai sekarang rasanya masih sama. Terasa panas di kulitnya.
"Kamuh teh sudah tua nggak cocok lagi ngajuin laporan ke KPAI! Yang ada teh sekarang kamu mah harusnya malah sudah bikin anak! Sanah atuh makanya cepet di jadiin eneng Bule biar bisa bikin anak A'! Dulu Papih kamu waktu seusai A'a malah sudah punya anak! " cerocos Mami Bara pada anaknya yang membuat udara di sekitar Bara dan Hani terasa terbatas sehingga membuat napas mereka sesak karena rasa malu yang menjalar oleh ucapan blak blakan Mami Bara.
Sementara semua orang di ruangan itu tertawa atas ucapan Tika-Mami dari Bara-itu.
" Mam.. Kita lagi bahas baju loh sekarang Mam.. Bukan Bahas Bara" ucap Bara salah tingkah setelah menemukan suaranya.
"Ya atuh gimana si Neng Bule? Cantik kan?"
"Cantik Mam.. Tapi.." Bara menatap Hani intens sampai membuat wajah Hani semakin memerah.
Belum sempat rasa malunya hilang karena ucapan Mami Bara, malah sekarang ditambah lagi dengan tatapan intens Bara.
Kenapa Bara menatapnya seperti itu?
"Tapi naon??" tanya Mami Bara tak sabar dengan ucapan anaknya yang terpotong.
"I-itu Mam.. Ehm.. Bajunya apa gak terlalu terbuka ya Mam?" tanya Bara setengah berbisik pada sang Mami yang masih bisa di dengar oleh Hani dan orang-orang yang berada di ruangan itu.
'Apa sih maksudnya A' Bara? Perasaan baju yang dibuat kak Sonya untuk gw biasa aja. ' ucap Hani dalam hati sambil memperhatikan pakaian yang sedang di cobanya ini.
" Aih si A'a mah norak pisan!! Coba atuh kamuh teh liat di internet biasanya si eneng Bule malah lebih seksi, ini mah henteu kaleuleuwihan ih. Belum jadi suami dia aja kamuh sok-sok an posesip!!" ucap Mami Kina sambil menepuk dada bidang anaknya gemas.
"aduh Mam.. Dikit-dikit mukul dikit-dikit nyubit. Mana panas lagi pukulannya di dada Bara. " sungut Bara sambil mengusap dadanya.
"yang panas teh dada kamuh atawa darah kamuh A' gegara liat badan semok si eneng Bule ??" tanya Mami Bara yang sontak membuat wajah Bara dan Hani Lagi-lagi merah sepenuhnya karena ucapan polos sang Mami.
Semua yang ada diruangan itu pun terpingkal karena kelakuan ajaib Mami Bara kecuali dua orang yang sudah merasakan panas dingin di sekujur tubuh mereka berdua.
"ehm.. Mam-Mami.. Hani ganti baju dulu ya" Hani langsung saja melangkah terburu-buru menuju fitting room untuk menghindari ucapan frontal Mami dari sahabatnya itu.
Sementara Bara membuang napas lega karena jika sedetik lagi saja Hani tidak berlalu dari hadapannya, mungkin Bara akan nekat mendorong Hani ke dinding terdekat lalu mencium bibir menggoda wanita itu.
Sial!!!
Kenapa dia bisa semesum ini hanya karena melihat bahu mulus Hani yang bak boneka porselen itu.
"ehm.. Mam. Bara mau ke toilet sebentar"
"mau redain yang lagi 'tegang' ya A'?" tanya calon adik iparnya jahil yang dibalas Bara delikan tajam kearah Pria yang sebentar lagi menyandang status suami untuk adiknya itu.
Semua orang yang berada di ruangan itu kembali tertawa karena ucapan Gerian - sang calon adik ipar -.
Bara tidak menghiraukan riuh tawa diruangan itu dan berjalan tak acuh kearah toilet di butik Sonya Noszka.
*************
"Mam, kalau Bara gak naik mobil ini trus Bara harus naik apa? Naik taksi?" tanya Bara pada Maminya yang saat ini menghalangi Bara membuka pintu mobil keluarga mereka.
"Mamih kan sudah bilang kamu teh nebeng aja atuh sama eneng Bule! Soalnya kan arah rumah eneng Bule teh ngelewatin perumahan kita A'. Eits...mau apa kamu!!!"
Mami Bara menarik rambut anaknya yang tepat berada di samping telinga sang anak karena Bara hampir saja berhasil membuka pintu mobil mereka.
"adu-du-duh!!! Mam!!! Mami doyan banget sih nyiksa Bara!!" Bara mencoba melepaskan tangan Maminya dari rambut yang di tarik sang Mami.
"Makanya kamu teh harusnya nurut ajah sama Mamih!! Jangan coba - coba buat buka pintu mobil lagi! Janji henteu???" tanya Mami Bara sambil masih tak melepaskan tangannya dari rambut Bara.
"Harus banget apa Ma... Aduuuuhhh!!! Iya-iya Bara janji. Udah Mam gak usah ditarik lagi!! Sakit kepalanya Bara! "
Mami Bara akhirnya melepaskan tarikan tangannya dari rambut Bara setelah mendengar janji sang anak.
"kitu atuh A' dari tadi!" Mami Bara lalu mengalihkan pandangannya kearah Hani yang sedari tadi hanya terbengong melihat adegan aneh Ibu dan Anak di depannya ini.
"Neng Bule, Mamih titip anak gantengnya Mamih ya Sayang.." Ucap Mami Bara sambil tersenyum kearah sosok menantu impiannya ini.
Belum sempat Hani menjawab, suara Bara kembali terdengar.
"Mam! Bara bukan barang Mam! Masa pakai bilang titip-titip segala! Bara berasa kresek belanjaan yang dititipin di penitipan barang di Mall deh kalau kayak gini!" sungut Bara sebal pada sang Mami.
Apa-apaan Maminya ini!!
Seolah-olah Bara seperti anak kecil yang sedang dititipkan ke tempat penitipan anak.
Bukankah seharusnya pria yang menjaga wanita?
Mami Bara kembali mengalihkan pandangannya kearah sang anak sulung dengan wajah murka sambil kembali mengangkat sebelah tangannya untuk kembali menyiksa sang anak.
Namun, karena Bara tahu gerak gerik sang Mami,refleks Bara berlindung di balik punggung sang Papi.
Alhasil tangan sang Mami langsung mampir kedada suaminya sendiri.
Pllaaakkkk!!
"ADUH MAM!! APA SALAH DAN DOSA PAPI ???" tanya sang suami histeris sambil meringis merasakan rasa panas di kulitnya karena pukulan luar biasa sang istri.
Sang istri langsung memelototkan matanya tak percaya sambil menutup mulutnya sendiri dengan sebelah tangan.
Sementara Bara dan semua yang ada di sana tertawa melihat pertunjukkan yang sangat menghibur itu.
"ma-maaf Pih!! Lagian si Papih teh ngapain di depannya si A'a??!!" tanya Sang istri dengan wajah penuh penyesalan sambil mengusap sayang dada sang suami .
"si A'a yang sembunyi di balik Papi, Mam. Bukan Papi yang berdiri di depan A'a. Lagian Mami mukulnya gak kira-kira deh.. Sakit ini dadanya Papi.." rengek sang suami manja yang membuat orang-orang disana menatap tak percaya pada nada manja seorang Ardhito yang sudah menginjak usia hampir 50 tahun itu.
"Maaf atuh Pih..Masih sakit? " tanya sang istri yang masih terus mengusap dada suaminya dengan lembut.
"Masih Mam.. Sakit banget.." rengek suaminya sambil meletakkan tangannya di atas tangan sang istri yang berada di dadanya itu.
Sementara calon besan mereka-pasangan Adjikusuma senior- hanya mampu tersenyum geli melihat adegan itu.
"Ck!! Serial koreanya mulai deh! Dino ikut sama Kak Geri aja ya, takut nanti Mami sama Papi sayang-sayangan di dalem mobil dan Dino takut eneg liatnya. tolong buka pintu mobilnya Kak. Dino nunggu di dalem mobil aja" seru adik bungsu Bara dengan wajah tertekuk kepada calon kakak iparnya itu karena melihat adegan sok romantis kedua orang tuanya.
Gerian tertawa kecil karena ucapan Dino sambil mengacak gemas rambut sang calon adik ipar dan selanjutnya membuka kunci mobilnya sendiri agar Dino dapat masuk ke dalam mobilnya.
Dino tidak tahu saja, jika Mami dan Papinya tidak bermesraan mana mungkin ada Dia dan kedua saudaranya.
"Mam, Pi.. Please jangan drama disini.. Malu sama Bunda dan Ayah.." ringis Kinanti malu sambil melirik calon mertuanya yang masih tersenyum geli melihat adegan sayang-sayangan Orang tua Bara dan Kinanti.
Mami dan Papi Bara langsung tersadar atas apa yang baru saja mereka lakukan.
Mereka berdua langsung memisahkan diri sambil tersenyum malu kearah calon besan mereka.
"Ahahhaha... Pak Ardhito ternyata bisa kekanakan juga ya.. Hahhaha.." Seru Abimanyu Adjikusuma sambil tertawa lepas.
Sementara Papi Kinanti hanya menjawab dengan senyum malu sambil mengusap tengkuknya salah tingkah.
Setelah beberapa lama suasana canggung terjadi, orang tua calon suami Kina pamit terlebih dahulu karena memiliki urusan lain.
"Pi..Bara ikut Papi ya.." rengek Bara yang kali ini membujuk sang Papi sambil menarik lengan Papinya seperti anak kecil yang minta dibelikan balon.
"Lepas A'! Kamu gak malu udah mau umur 27th masih gelendotan sama Papi??!!Β Lagian Papi dendam sama kamu karena sudah bikin Papi malu di depan Pak Abimanyu!" Papi Bara menyentak tangan sang anak dengan wajah kesal.
"Loh?? Kok Papi nyalahin Bara? Itu sih salah istrinya Papi yang.. Eh.. Eh.. Ampun Mam.. Mami gak salah kok!"
Bara kembali menghindari sang Mami yang sepertinya tak kenal menyerah untuk menyiksa anak sulungnya itu.
Tanpa sadar, Bara berlindung di belakang Hani sambil memegang kedua bahu Hani dengan erat.
Hani menegang tanpa tahu harus bereaksi seperti apa karena aroma maskulin Bara seketika membuat jantungnya bertalu kencang.
"Kamuh kalau nyalahin Mamih lagi Mamih gak akan bikinin A'a sambal terasi ya!!" ancam sang Mami sambil mendelik garang karena tahu anak sulungnya itu sangat mengidolakan sambal buatannya.
"Ayo atuh Pih, kita pulang sekarang. Mamih lupa mau nyebar undangan ke temen-temen arisan Mamih."
Mami Bara langsung membuka pintu mobil di samping kemudi dan mendudukkan dirinya disana di susul dengan sang suami yang duduk di kursi kemudi.
Sebelum Mami Bara menutup pintu mobilnya, Mami Bara kembali menatap Hani sambil tersenyum lembut.
" Makasih ya neng, udah mau anterin A'a.." Hani hanya menjawab dengan anggukan singkat karena masih bingung dengan situasi ini.
Setelah mendapat anggukan singkat dari Hani, Mami Bara kembali mengarahkan pandangannya kearah sang anak yang masih berlindung di balik tubuh Hani.
"Pakai kesempatannya teh baik-baik A'!" desis sang Mami ambigu sambil menatap anaknya garang lalu selanjutnya menutup pintu mobil keluarga mereka.
Sementara Bara hanya mendengus kesal karena ucapan sang Mami.
Bara sangat tahu arti dari ucapan Maminya itu, pasti maksudnya adalah mendekatkan diri pada wanita yang berdiri membelakanginya ini.
Tak berapa lama, mobil itu berjalan menjauh dari pandangan.
"A'tangan betah banget itu megangin si Hani" ucap jenaka sang calon adik ipar yang masih berdiri di depan mereka dengan senyum konyol khas pria itu.
Di samping sang adik ipar, ada adiknya yang juga tersenyum geli sambil mengarahkan pandangannya kearah tangan Bara yang masih bertengger indah di kedua bahu Hani.
Bara langsung terkesiap dan selanjutnya langsung menyingkirkan tangannya dari bahu Hani lalu mengusap tengkuknya gugup.
"Maaf.." cicit Bara kepada Hani yang hanya dibalas Hani senyum maklum.
"cieh.. Maaf? Bilang aja sengaja!"
"diam ya calon adik ipar durhaka! Sebaiknya lo anter kedua adik gw pulang dengan selamat!lo jangan ajak keluyuran dulu! LANGSUNG PULANG!" tegas Bara menekankan dua kata terakhir yang dibalas senyum mengejek sang calon adik ipar.
"ayo Yang kita pulang.. Kayaknya A'a kamu udah gak sabar berduaan sama Hani"
"brengsek!!" desis Bara yang hanya dibalas tawa mengesalkan Gerian sambil membukakan pintu mobilnya untuk sang calon istri.
Sementara Kina tersenyum menggoda kearah Hani dan mengedipkan sebelah matanya yang dibalas Hani wajah kesal sambil membuang muka kearah lain tanpa melihat lagi tatapan jahil sahabatnya itu.
"ingat A', kata calon Mamih mertua 'pakai kesempatannya baik-baik' hahahah.."
"pergi lo sekarang!" bentak Bara karena sang calon adik ipar tidak berhenti menggoda nya.
"iya.. Iya... Calon kakak ipar yang galak. Ngebet banget mau berduaan.. Opps.."
Gerian langsung terburu-buru memasuki mobilnya karena melihat Bara melangkah kearahnya dengan wajah murka.
Dengan segera, mobil sang calon adik ipar mulai melaju meninggalkan Bara dan Hani berdua saja di depan parkiran butik Sonya Noszka.
" GOOD LUCK A'!!!" teriak Gerian konyol sambil melambaikan sebelah tangannya setelah sebelumnya membuka jendela mobilnya.
"Calon ipar sialan!!" ucap Bara frustasi sambil berkacak pinggang dan masih memandangi mobil Gerian yang sudah menghilang dari pandangan.
"ehm.. A'mau pulang sekarang?" tiba-tiba Bara menegang mendengar pertanyaan halus wanita yang kini berada di belakangnya.
Dengan gugup, Bara membalikkan badan dan pandangannya bertemu dengan bola mata biru yang berhasil menyihirnya itu.
"mau pulang sekarang?" tanya Hani kembali karena tidak mendapat respon dari Bara yang malah hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dan Hani merasa ingin segera mengantar Bara pulang agar dirinya dapat bernapas dengan normal karena sedari tadi napas dan jantungnya tak bekerja seperti biasa.
"ayo kita pulang sekarang.." bisik Bara parau yang semakin membuat Hani megap-megap sendiri.
Belum lagi tarikan lembut di jemarinya dan selanjutnya Bara menggenggam tangannya erat sambil melangkah menuju mobil Hani.
**************
###########
Catatan Penulis π:
Baper apa kagak??? ππ
Yang tanya katanya slow update tapi kok UPnya tiap hari?
Jawabannya mumpung otakku lagi encer, soalnya kalau udah beku lagi bakalan males banget buat ngetikπ€£π€£..
Yowestlah.. See you guysπππ
Salam sayang selalu dari emaknye anak2ππ
############