Ryuji melangkahkan kakinya dengan pasti memasuki kantor pusat Tanaka Grup, Yurin berlari menghampirinya "tuan ada beberapa pegawai pemerintahan dan polisi menanti di depan ruangan anda!"
"Sejak kapan mereka ada disini??" tanya Ryujii dengan wajah dinginya sembari terus berjalan menuju ruanganya
Yurin berjalan cepat dibelakang Ryuji menjawab pertanyaan bosnya "15 menit yang lalu tuan."
Akhirnya Ryuji melihat dua orang pegawai pemerintahan dan dua orang dari kepolisian berada di depan ruanganya, mereka tersenyum menyapa pengusaha muda itu. Ryuji membalas senyuman keempat pria itu dan mempersilahkan mereka memasuki ruanganya.
"Selamat pagi tuan tuan.... maaf membuat anda menunggu." kata Ryuji mempersilahkan duduk
"Kami datang kemari untuk menanyakan sesuatu tuan Tanaka." kata salah seorang pegawai pemerintahan pada Ryuji
"Katakan tuan Daesuki...!" titah Ryuji
"Kami hendak memeriksa keterkaitan anda dengan beberapa petinggi dan memastikan bisnis anda tidak terlibat dengan money loundry para aparatur pemerintahan yang memiliki hubungan baik dengan anda." pria paruh baya itu secara langsung mengatakan tujuan kedatanganya.
"Yurin.....!!! bawakan seluruh data yang berkaitan dengan para investor dari pegawai pemerintahan dan sertakan juga bukti print out buku rekening perusahaan dari ranah pemerintahan." titah Ryuji pada Yurin tanpa memalingkan pandanganya pada dua pegawai pemerintahan dihadapanya membuat keduanya cukup berkeringat dingin melihat sorot mata Ryuji.
"Bagaimana dengan anda berdua apa anda juga ingin memeriksa berkas- berkas saya??" tanya Ryuji to the point masih dengan mempertahankan sorot mata yang tajam bak pedang samurai.
"eee... ka.. kami kesini karena mendapat laporan anda terlibat dengan komplotan mafia, dan baru - baru ini mafia dibawah kuasa anda telah menyerang dan membuat keributan dengan komplotan mafia lainya." salah seorang polisi itu bergetar hebat saat mengatakan tujuan kedatangannya ke kantor pusat Tanaka Grup.
senyum sinis Ryuji terbentuk dari bibir tipisnya "apakah anda memiliki bukti untuk apa yang anda katakan pak polisi???" tanya Ryuji sembari beranjak dari sofa tempat duduknya.
salah seorang polisi itu mengeluarkan satu keping kaset yang ada dibalik jaket hitamnya kemudian menyodorkanya pada Ryuji. Ryuji membalikan badanya mengambil kaset itu dan memutarnya pada layar LCD lagi -lagi senyum sinis Ryuji menghiasi wajah tampanya.
"tuan mereka memang geng mafia yang ada di bawah kuasaku, susah payah aku mengeluarkan mereka dari lubang hitam dunia kriminal dan mengajaknya bekerja di perusahaanku. meski begitu aku sadar mereka adalah para petarung karenanya aku persilahkan mereka berlatih bersama. hmmm satu lagi adegan itu terjadi di sebuah desa kecil milik Tanaka Grup yang jauh dari pemukiman warga dan mereka tidak ada yang terluka noda darah itu berasal dari darah anjing yang sebelumnya menjadi bagian dari latihan mereka." jelas Ryuji
"tu...tuan... Tanaka apakah itu benar??? apakah anda memiliki bukti??" tanya polisi itu lagi
Ryuji mengambil ponselnya dia terlihat menghubungi seseorang "Naga Asia apakah mereka bersama kamu?? baiklah.." Ryuji menutup telfonnya dan mengajak kedua polisi itu mengikutinya sedangkan dua pegawai pemerintahan itu disuruhnya menunggu berkas yang akan dibawa Yurin.
Ryuji membawa kedua polisi itu kesebuah desa kecil yang sebagian besar tanah disana adalah kepemilikan Tanaka Grup ratusan orang mengenakan jas hitam tampak berbaris disana dan ratusan lainya mengenakan baju khusus untuk mereka berlatih bela diri. tiga orang yang tidak lain adalah Naga Asia, tuan Hayato dan Mr. Andrew menyambut kedatangan Ryuji dan dua polisi itu.
"Selamat pagi tuan .... maaf tidak menyambut tuan Tanaka" ketiganya kompak membungkukan badan dan memberi sapaan hormat pada Ryuji
Ryuji mengangkat tangan kanannya menerima hormat mereka "Tidak apa apa aku kemari karena ada tamu untuk kalian, mereka ingin tahu kegiatan kalian." ketiga orang penting dari tida geng mafia itu menatap tajam dua orang polisi yang berdiri di belakang bossnya.
"hmmm kami ingin tahu apa yang kalian lakukan untuk Tanaka Grup??" tanya polisi itu
"tuan duduklah dulu jangan membuat tuan Tanaka sungkan karena kami tidak memperlakukan anda dengan baik." kata tuan Hayato mempersilahkan kedua polisi itu duduk di kursi sebuah balkon rumah kayu dikawasan itu.
setelah kedua polisi itu duduk Mr. Andrew memperlihatkan sebuah berkas pada mereka berisi kontrak kerja dan foto kegiatan para anggota geng. tuan Hayato yang asli Jepang mulai menjelaskan tentang surat kerja dan foto kegiatan itu, sedangkan Ryuji ia duduk dengan mengamati para anggota geng mafia yang berlatih bela diri
****
"Silvi... nanti sore kita akan mulai syuting siapkan segala sesuatu untuk perlengkapan syuting, aku akan menghubungi Ryuji." kata Safira memberi perintah pada Silvi
"Okey.... !!!" lugas Silvi menjawabnya
seluruh karyawan di studio 1 TV Tanaka terlihat sibuk mempersiapkan keperluan syuting acara talk show inspiratif yang diusung oleh Safira.
"nyonya.... semua sudah dipersiapkan dengan matang, tinggal menunggu kedatangan tuan Tanaka dan nona Ayumi." kata salah seorang karyawan.
"ehem Ryuji akan datang 10 menit lagi." jawab Safira mengamati kinerja seluruh karyawan
"Safira.... Ayumi sudah datang dimana kamu meletakan teks untuk Ayumi??" tanya Silvi
"Aaaaaa....." Silvi mengacak - acak rambutnya dan mendorong Silvi sampai tubuh sahabatnya itu menempel dengan dinding belakang studio. "Jangan sok akrab sama si nenek lampir kalau masih begini aku gak mau ngomong sama kamu lagi." kata Safira
"ok.... ok.... maafin aku "
"teksnya ada di ruanganku ambil saja .... persiapkan dia dengan baik...." Safira membuang muka dan memanyunkan bibirnya
Silvi meninggalkan studio 1 TV Tanaka namun wanita cantik asal Indonesia itu dihampiri oleh seorang lelaki yang tak asing lagi baginya, yaaa siapa lagi kalau bukan sang CEO Tanaka Grup Ryuji Tanaka.
"Sayang..... mengapa kamu turun kesini, kamu cukup pantau mereka dari atas kan" Ryuji melingkarkan tanganya pada pinggul Safira
"....." Safira tak menjawab dan melepaskan tangan Ryuji dari tubuhnya
"oh ayolah kamu masih marah sama aku??? oke oke katakan apa salahku dan apa yang harus ku lakukan agar kamu gak marah lagi??" Ryuji menghadapkan wajah Safira kearah wajahnya
"Ryuuuu kamu gila ya dilihatin orang banyak loh."
"Biar saja biar mereka tahu istriku sedang marah padaku."
"Lepasiiiin Ryuuu...." Safira menarik tangan Ryuji dari wajahnya
"baiklah aku gak akan Syuting kalau kamu masih marah padaku." Ryuji mulai mengancam Safira
"hmmmm ku rasa kamu terlalu bijak untuk tidak melakukan itu...." Safira berbalik menggertak Ryuji
"katakan mengapa aku tidak bisa melakukan itu..."
"Pemerintah, polisi dan seluruh kolega bisnismu sedang mengamati pergerakan bisnismu, jika kamu syuting acara ini maka masyarakat akan mendukungmu mendapatkan kembali citra baikmu. selain itu jika tayangan ini berhasil maka para investor akan kembali berpihak pada TV Tanaka di industri ini, dan yang terpenting dengan melakukan syuting ini maka akan menunjukan kekuatan kekuasaan dan kebesaran Tanaka Grup." jelas Safira
Ryuji membeku mendengar penjelasan Safira ia tak mengira istrinya kini menempatkan dirinya pada posisi seharusnya, Ryuji yakin ini bukan hal yang mudah untuk Safira memahami pergolakan bisnis dunia dan membuat tayangan yang selain menghibur, menginspirasi juga menguntungkan Tanaka Grup. tanpa sadar Ryuji memeluk erat tubuh Safira
"Ehem.... waaah kalian berhasil menyita perhatian orang di ruangan ini low..." kata Ayumi membubarkan romantisme Ryuji dan Safira
"Eh .... Ayumi.... hmmmm aku sudah memperingatkan Ryuji tadi tapi dia memang sedikit bandel.." Safira tersenyum tulus namun suasana seperti sedang berada di arena pencak silat yamg menegangkan.
"oh.... kurasa Ryuji tak bisa lepas darimu.." Ayumi membalas tersenyum sinis
"hmmm aku sudah terbiasa melihat mereka beradegan mesra dirumah dan membuat aku dan Jacky seperti tanaman hias tak terlihat dan merana melihat kemesraan mereka." imbuh Silvi yang berdiri di samping Ayumi
Syutingpun dimulai Silvi dan Safira berada di belakang kamera mengamati proses syuting, Silvi mendekatkan dirinya pada Safira dan berbisik " Saff.... sepertinya aku mulai memahami apa yang kamu pikirkan, tingkah Ayumi memang sangat dominan terlihat sekali dia berusaha menggoda Ryuji."
Safira memeluk Silvi erat seraya berkata " terimakasih Tuhan telah menyadarkan sahabatku."
keduanya tersenyum lepas dan saling berpelukan.
"Saf.... tapi aku salut pertama kalinya kamu bisa tersenyum dihadapan Ayumi." kata Silvi
Safira mendorongkan jari telunjuknya di kepala Silvi " dasar.... gak peka aku cuma mengikuti dia memakai topeng wajah polos dan tulus setelah aku menemukan cukup bukti aku akan bongkar topengnya dihadapan Ryuji...." kata Safira