Kyra melepaskan pelukan Sean,dia melirik luka Sean dikening dan tangannya.
"Kamu terluka?apa yang terjadi?" tanya Kyra cemas
"Ini hanya luka kecil" ucap Sean
"Apa tidak sakit?" tanya Kyra lagi
Sean tersenyum,kemudian menarik tangan Kyra kesebuah kursi dan mendorongnya duduk..sementara Sean bediri dan menyondongkan wajahnya tepat dihadapan Kyra.Kedua matanya menatap Kyra dalam.
"Lukaku tidak sesakit hatiku selama tidak bersamamu" ucap Sean lembut
Wajah Kyra memerah,seolah darahnya mengalir kesrluruh pipinya..dia tertunduk malu.Dan Sean hanya tersenyum senang,kemudian duduk disamping Kyra.Dia memegang kedua bahu gadis itu dan membalikkan tubuh Kyra kehadapannya.Kyra menatap Sean gugup,Sean menepikan rambut Kyra kebelakang..kini terlihatlah leher jenjangnya yang putih.Sean menghela nafas melihatnya seolah menahan.
Hawa dingin malam itu membuatnya merinding,kemudian Sean mendekatkan wajahnya pada Kyra.Kyra menelan airliurnya melihat tingkah Sean..dia langsung refleks memejamkan mata.Tapi dia tidak merasakan apapun sampai Sean mengambil sesuatu dibelakang Kyra.Jelas saja wajahnya bukan berada di hadapan Kyra,tapi sufah berpindah disamping dekat telinganya..jantung Kyra berdegup kencang merasakan hawa nafas Sean di telinganya.
Sean memakaikan sesuatu di lehernya tepat dari arah belakang punggung Kyra.Sentuhan lembut kain dilehernya membuat Kyra membuka matanya kembali.
"Ini?" tanya Kyra
Sean tersenyum melihat Kyra dan gadis itu menatap canggung,baru saja dia memikirkan hal yang bukan-bukan.
"Selamat ulang tahun,kamu bahkan memilih kadomu sendiri." ucap Sean
Kyra kembali tertunduk malu,dia melihat syal yang berada dilehernya.Benar itu adalah syal yang dia pilih,hanya saja saat iti dia berfikir Sean akan memberikannya pada Farah.
"Kamu membelinya untukku?" tanya Kyra
"Tentu,siapa lagi yang akan kuberi kado selain dirimu?" jawab Sean
Sean memegang tangan Kyra dengan lembut.
"Aku akan mengembalikan 12 tahun kemarin padamu." ucap Sean
Kyra hanya mengangguk,entah perasaan apa yang dia rasakan.Malam itu adalah malam yang paling indah sepanjang hidupnya.Tidak perlu kado,hanya dengan melihat Sean ada dihadapannya,mengenali dirinya.Hati Kyra merasa sangat senang.
"Sean.." baru saja dia mau bicara
Sean menghentikan Kyra dengan 1jari dibibir Kyra.
"Diluar dingin,sebaiknya kita segera pulang" ucap Sean
Mereka berjalan menuju mobil,Sean melirik Kyra seolah tidak percaya.
"Kamu menyetir?" tanya Sean
Kyra mengangguk tersenyum
"Waww..kamu benar-benar sudah dewasa." ucap Sean seraya mengusap lembut rambut Kyra
Kyra memperhatikan sekeliling,tapi tidak menemukan mobil lain didekat mereka.
"Dimana mobilmu?" tanya Kyra
Sean hanya menggigit bibirnya dan memegang kepalanya ,kemudian menggelengkan kepala.
"Sean,apa kamu berjalan kaki kesini?" tanya Kyra kesal
"Tentu tidak,aku biasa naik turun mibil..tidak mungkin aku berjalan kaki" ucap Sean menggoda
Kyra hanya melirik kesal dan heran,juka dia tidak membawa mobil..lalu apa yang terjadi pada tangan dan dahinya.
"Ada seseorang berhati baik mengantarky" ucap Sean
"Siapa?" tanya Kyra
Tidak menghiraukan pertanyaan Kyra,Sean menyuruhnya membuka mobil.Tapi kali ini Kyra yang menyetir,dia khawatir melihat tangan Sean yang terluka.
"Ah,Sean..aku harus segera pulang setelah mengantarmu." ucap Kyra
"Jangan pulang,tetaplah bersamaku." pinta Sean cemberut
"Aku tidak bawa hp,lagipula ini mobil tanteku..aku takut membuatnya khawatir." ucap Kyra lagi
Sean berpaling seolah tidak setuju,Kyra memanggil beberapa kali tapi tidak di tanggapi.
"Sean,aku akan menemuimu besok." ucap Kyra
"Ini sudah larut,kamu bisa tidur ditempatku.Terlalu bahaya untukmu pulang sendiri." ucap Sean tegas
"Tapi bagaimana aku memberi tahu tante?" tanya Kyra bingung
Sean tersenyum,dia menyuruh Kyra turun dan pindah duduk.Dia mengambil alih setir,Kyra terkejut..apalagi melihat Sean berbelok di pertiga'an jalan.
"Sean,kita salah jalan." ucap Kyra keras
Sean tidak menghiraukan dan terus melajukan mobil.Mobil terparkir disebuah rumah mewah,Kyra turun dengan wajah bingung..dia melirik Sean.Tentu saja dia kenal rumah ini.
"Sean??ini?" belum sempat melanjutkan
Sean menggandeng tangannya menuju pintu utama.Beberapa kali menekan bel tidak kunjung ada jawaban.
"Ini tidak akan berhasil" ucap Kyra
Baru Kyra hendak kembali kemobil,dia mendengar pintu rumah itu terbuka.
"Siapa malam-malam begini?" ucap wanita itu kesal
Dia terkejut melihat Sean dan Kyra berdiri dihadapnnya.
"Kalian??ada apa selarut ini?Sean,kenapa kamu belum pulang? tanya Lily bingung
Kyra menatap bingung pada mereka.Apa Lily sempat bertemu dengan Sean?Kenapa dia mengenali wajah Sean?
"Tenanglah Ly,kami hanya membutuhkan bantuanmu." ucap Sean
Lily melirik pada Kyra,sementara Kyra mengangkat bahunya tidak mengerti tujuan Sean.Lily menyuruh mereka masuk kerumah.
"Duduklah" ucap Lily ramah
"Jadi apa yang bisa kubantu?" lanjut Lily
Sean melirik Kyra,kemudian tersenyum.Sementara kedua nya melihat Sean bingung.
"Aku perlu kamu untuk menelfon mamanya Yumii." ucap Sean
"Aku??kenapa harus aku?" tanya Lily bingung
"Yumii tidak membawa hp nya,aku juga tidak mungkin menelfon kesana." ucap Sean lagi
Lily melihat wajah Sean kesal,kemudain melirik Kyra seolah ingin meminta penjelasan
"Kyra,katakan..Ada apa ini?kenapa aku harus menelfon mamamu?" tanya Lily
"Ly,aku akan menginap" ucap Kyra pelan
"Hanya itu?kenapa tidak jelaskan dari tadi?" tanya Lily
Kemudian Lily memngambil hp nya dikamar,kambalu seraya mencari kontak tante Sinta.
"Aku akan menelfob penjaga agar menbuakakan pintu untuk kita." ucap Sean pada Kyra
Lily terkeaget mendengar ucapan Sean dan tanpa sengaja menjatuhkan hp nya.
"Apa maksudmu?kalian akan menginap bersama?" tanya Liky bingung
"Ya,Yumii akan menginap dirumahku." jawab Sean
Melihat Sean mengucapkan hal itu solah tanpa bersalah membuat Liky murka.
"Apa maksudmu menginap bersama?Kamu dan Kyra.." belum sempat Lily melanjutkan
"Ada apa denganmu Ly?bukankah aku dan Sean sering menginap bersama sejak dulu?" tanya Kyra bingung
Liky menatap tidak percaya pada sahabatnya itu,betapa polosnya dia.Dulu dan sekarang itu berbeda,bukankah dulu mereka hanya seorang bocah dan sekarang mereka sudah sama-sama dewasa.Sementara Sean hanya terkikuj melihat wajah Lily.
"Aku tidak bisa membantumu" ucap Liky yang kemudian menghempaskan tubuhnya duduk dikursi
Dia masih menatap Sean kesal.
"Pria ini cobaenipu sahabatku." desah Lily dalam hati
"Kalau begitu,aku tidak akan pulang." ucap Seab seraya bersandar dikursi
"Sean,apa kamu benar-benar tidak tau malu?" ucap Lily keras
"Ly.." ucap Kyra pelan
"Kecilkan suaramy,bagaimana jika orangtua mu bagun dan apa kata mereka melihatmu membentak seorang presdir?" ucap Sean menyeringai
"Sean,sebaiknya kita pulang..aku sudah mulai mengantuk." ucap Kyra yang menguap beberapa kali
"Kyra,tidurlah disini..aku akan menyiapkan kamar untukmu." ucap Lily lembut
Baru Lily hendak memegang tangan Kyra,Sean langsung memegang tangan Kyra dan menahannya.
"Jangan pergi,Yumii.." ucap Sean lembut
Melihat Sean seperti ity membuat Kyra kembali duduk.Sedangkan Lily semakin kesaln
"Apa-apaan kamu Sean?" ucap Liky
"Sebaiknya kamu segera menelfon tante Sinta,tidak baik menunggu terlalu lama..mereka bisa khawatir." ucap Sean tersenyum
Lily melihat Kyra yang mulai gelisah,dimana pun Kyra memilih menginap..setidaknya Lily harus menelfon keluarganya supaya mereka tidak khawatir dan cemas.
"Baiklah,kamu menang Sean.Kamu masih saja selicik dulu." ucap Lily dengan wajah kesal
Lily memegang ponselnya dan menelfon tante Sinta.Kemungkinan mama nya sudah tidur,setelah dia mendengar suara tante Sinta cukup tenang..Liky mematikan telfonnya.
"Kalau begitu,kamu harus pulang..Terima kasih." ucap Sean seraya berdiri memegang tangan Kyra
"Kyra beritahu aku jika terjadi sesuatu." ucap Lily cemas
"Apa maksudmu Ly?" tanya Kyra
Dia bukannya tidak tau apa yang Lily fikirkan.Hanya saja dia percaya Sean tidak akan melakukan hal yang seperti itu.
"Tenanglah,tidak akan terjadi apapun yang kamu khawatirkan." ucap Swan menyeringai
Lily menarik nafas lefa,dia .elihat Sean dan Kyra masuk ke mobil.Hatinya cemas,dia tau Sean sangat menyayangi Kyra.Tapi karena usia mereka yang bukan lagi seorang bocah,dia khawatir.Apalagi melihat Kyra yang tidak pernah berpacaran.
Sementara dirumah Kyra,Andrean sudah bolak balik berapa kali mencari Kyra.Dia berbalik kemobil setelah mendengar penjelasan dari tante yang katanya Kyra menginap dirumah temannya.Tante menyesal melihat wajah Andeean yang lesu.
"Dasar,Kyra.Bagaimana mungkin dia lupa janjinya?" ucap tante Sinta
Andeean kembali kehotel,dia melihat keruangan yang sudah dihias dan disiapakan sejak pagi tadi.Diia duduk sendirian,hatinya cukup kesal.Dia membuka kotak cincin yang dia keluarkan dari saku celananya.
"Lia,apa sesulit ini mendapatkanmu?" ucap Andrean pelan
Sudah 1 tahun dia menunggu momen ini,dia benar jatuh cinta sejak pertama kali melihat Kyra.Bukan dia tidak tau jika Kyra bukanlah gadis sembarangan.Bahkan Andrean sudah melihat sendiri bagaimana seorang pria mengejar-ngejar Kyra.
"Bersabarlah Andrean,bersabarlah demi sebuah berlian" desahnya dalam hati