Chereads / Journey of Ara / Chapter 28 - Mengejar Cinta Sejati

Chapter 28 - Mengejar Cinta Sejati

Dalam penantian panjang tanpa bertepi, Ara mulai menjauhi Ibu Rania selama 1 tahun..kemudia Ara lulus dari kuliah masternya dan juga mengejar hidayah agar bisa menjadi lelaki yang Sholeh. Ara masih mencari lingkungan yang baik agar dia bisa memahami cinta Alloh adalah sebuah cinta yang sejati. Dia menunggu ketetapan dari -Nya akan takdir, kepada siapa hatinya akan berlabuh. Ara masih memikirkan ibu Rania walaupun sudah memblokir hp nya dan menutup semua komunikasi dengan ibu Rania. Ara juga merasa bersalah karena pernah berkali-kali mendapati dirinya membuat trauble sehingga ada beberapa pekerjaan gagal di tempat ibu Rania. Kegagalan tersebut bukan tanpa kendali dirinya namun semua karena iseng nya seorang Ara ingin mengatakan bahwa dia mampu membuat trauble. Ara takut bahwa semua kerugian yang Ibu Rania dapatkan akan membuat Ibu Rania tidak mau bertemu dengan Ara lagi dan Ara menjauhi semua hal terkait dengan bisnis bersama dengan ibu Rania. Ara mencoba mencari jalan lain untuk mengejar jalan Ilahi dengan cara menjauhi ibu Rania. Ara berusaha memperbaiki dirinya dan bertobat atas semua kelakuan yang tidak sesuai dengan jalan Alloh. Ara mencari teman lelaki yang bisa membuat dia Istiqomah di dalam jalan kebenaran. Ara mulai tidak tertarik untuk berpacaran walaupun hasrat hatinya masih ada namun hanya sedikit. Pada akhirnya semua wanita yang mendekati Ara tidak mengetahui apa saja yang menjadi impian Ara. Ara masih merasa bahwa hanya Ibu Rania saja yang memahami impian-impiannya dan Ara pernah menuliskan sebuah janji bahwa hidup nya akan bahagia jika dia bersama dengan wanita yang ada di depan matanya, wanita yang dia minta di dalam doa-doanya, wanita yang membuat dia tersadar bahwa dia harus mulai mau berkomitmen dalam pernikahan, wanita yang membuat hidupnya menjadi sempurna, wanita yang mandiri dan cerdas yang akan bisa mendidik anak-anaknya kelak. Wanita itu adalah wanita yang Alloh berikan untuk Ara namun Ara saat ini mengambil langkah seribu untuk berlari dari wanita tersebut. Ara mulai menyesal setelah 1 tahun menjauhi ibu Rania. Ara berusaha memindahkan semua aktivitasnya ke kampung halaman dan berusaha mencari pekerjaan yang jauh dari lokasi ibu Rania berada. Ara mulai iseng mencari kesibukan dengan berkomitmen dengan wanita yang sebaya dengan nya. Ara yakin dengan cara itulah orang tuanya akan mengizinkan Ara menikah. Ara mempersiapkan semua hal agar bisa segera menikah dan setiap kali dia berada di samping seorang wanita maka hatinya tetap saja memikirkan ibu Rania. Ara tetap belum bisa menyatukan akal dan perasaannya. Hati kecilnya mengatakan bahwa dia sangat ingin kembali berada bersama ibu Rania namun akalnya menolak hal tersebut. Ara mulai takut jika dia akan berkonflik lagi dengan ibu Rania karena bagaimanapun ibu Rania adalah wanita yang cerdas. Apakah Ibu Rania aka mampu bangkit di dalam bisnis nya dan bisa membesarkan bisnisnya setelah dia mengobrak-abrik bisnis nya ibu Rania. Ara hanya bisa menenangkan dirinya dengan melihat kondisi ibu Rania dari kejauhan yaitu dia bertanya dengan karyawan atau mantan karyawan ibu Rania yang merupakan kolega kerjanya dahulu kala, ketika dia juga masih menjadi team bersama di dalam perusahaan Ibu Rania. Ara kehilangan jejak untuk mendekati ibu Rania karena dia sudah berada di kota yang jauh sekali dan dia tidak tahu harus memulai komunikasi dengan cara apa. WhatsApp sudah dia blokir, dan juga semua sarana komunikasi. Ara tidak mungkin membuka blokir tersebut karena itu hanya akan membuat dia merasa bingung harus melangkah seperti apa. Ara kemudian berdoa meminta Ilham kepada Yang Maha Kuasa, mengenai cinta sejatinya. Jika dia sudah dipertemukan dengan cinta sejatinya, mengapa dirinya tidak bisa menjadi lekaki yang berperan sebagai Hero dalam hidupnya Ibu Rania. Ara tahu bahwa mimpinya ibu Rania adalah munculnya seorang Hero yang membawa Ibu Rania ke sebuah tempat dan bisa menikah dengan sang Hero tersebut karena ibu Rania sudah lama menunggu hadirnya seorang cinta sejati dan ibu Rania sudah berdoa bertahun-tahun untuk tiba masa tersebut. Ara mengetahui hal tersebut karena ibu Rania pernah mengirimkan email dan menceritakan harapan dan impian nya dan Ibu Rania meyakini bahwa cinta sejati itu sudah dia temukan namun ternyata seorang lelaki playboy yang tidak religius dan sangat egois bernama Ara. Ara menerima email tersebut dan hanya bisa tersenyum sendiri bahwa Ara pun merasakan hal yang sama, yaitu meyakini bahwa ibu Rania adalah satu-satunya wanita yang membuat Ara yakin mengenai cinta sejati dan membuat Ara mau untuk berkomitmen dalam sebuah pernikahan. Ara memang malu dengan kondisi yang dia alami hari ini yaitu dia belum siap untuk menyampaikan maksud hati kepada Ibu Rania karena orang tua Ara sepertinya memberikan lampu merah untuk hubungan tersebut. Ara hanya berfokus dalam masa perpisahan yang panjang dengan ibu Rania adalah bisa menuntaskan studi nya dan bisa mendapatkan gelar yang diimpikannya kemudian bisa bekerja secara full time di tempat yang membuatnya yakin bisa bertumbuh menjadi Executive Muda dengan bayaran yang tinggi. Ara mempersiapkan sikap terbaik yaitu untuk menjauhi aktivitas yang sia-sia yaitu berpacaran tanpa arah yang jelas. Ara memiliki seorang pacar untuk meyakinkan dirinya bahwa dia juga bisa mendapatkan seorang gadis muda yang bisa menghibur hatinya bukan seorang janda. Ara masih mencari citra diri agar dia bisa mendapatkan persetujuan dari kedua orang tuanya yaitu menikahi gadis yang kaya raya