Dalam kesendirian, Ara memutuskan untuk tetap tinggal di kampung halaman dan jauh dari semua pacar nya yang telah membuat kehidupan nya semakin kacau. Pacar yang ia berharap akan bisa menikahi nya ternyata menduakan dia. Akhirnya Ara mengaku kalah dan tidak bisa terus berharap kepada wanita itu dan akibatnya karir Ara menjadi berantakan. Ara telah salah memilih pasangan yang dia anggap bisa memuaskan hasratnya dan bisa membuatnya bahagia. Ara sudah sempat melupakan ibu Rania bahkan pernah berkata kasar kepada ibu Rania padahal Ibu Rania sudah menjelaskan bahwa wanita yang sedang Ara pacari adalah bukan wanita yang baik tapi Ara tetap saja tidak menggubris. Ara berkata kasar kepada Ibu Rania agar ibu Rania bisa menjauhi kehidupan nya dan Ara pun memblokir nomer HP ibu Rania dan memutuskan semua bentuk hubungan dan semua bentuk komunikasi. Ara tiba-tiba mengalami masa panceklik dalam kehidupan nya dan dia kembali menyendiri dan mencoba merenungi masa-masa yang pernah terjadi ketika dia masih ada di dekan ibu Rania. Ara meneteskan air mata dalam kesendiriannya karena tidak bisa berjumpa lagi dengan ibu Rania dan Ara sudah menyerah dalam kehidupannya yang tadinya dia berfikir bahwa dia akan menjadi manusia yang sukses dan memiliki semuanya yaitu harta, wanita dan tahta. Ara harus dipaksa untuk kembali ke jalan yang lurus yaitu kembali meminta bantuan kepada Yang Maha Kuasa bahwa jalan hidupnya tidak bisa indah seperti yang dia bayangkan. Ara merasa bahwa dirinya pintar dan semua orang juga mengakui hal tersebut sehingga dia berhak mendapatkan wanita yang muda, cantik dan kaya raya. Namun ternyata wanita ini memiliki lelaki lain selain dirinya. Ara sudah merasa sebagai lelaki yang tampan rupawan namun ternyata bisa juga wanitanya mengkhianati dirinya. Ara sakit hati dan pulang ke kampung halaman dan memahami bahwa ini adalah rencana Alloh untuk dia bisa menjadi manusia yang spiritualist. Ara berdoa semoga dia bisa kembali mendapatkan jalan karir yang bagus setelah dia menyendiri di kampung halaman. Ara pun sering terbayang bayang dengan wajah ibu Rania yang pernah membuat hatinya tenang. Rasa rindu di hati Ara tidak terbendung dan cuma berharap bahwa ibu Rania akan memberikan pesan melalui hp nya dan Ara rindu sekali untuk busa berkomunikasi seperti dahulu kala. Ternyata semua nasehat ibu Rania benar adanya, dan Ara sudah salah memilih teman untuk menjadi pasangan hidupnya sehingga kondisi keuangan nya menjadi hancur dan juga karir nya pun demikian. Ara terseok seok harus merintis dari nol sesuatu yang pernah digapainya. Ara merasa malu kepada ibu Rania karena pernah memutuskan komunikasi dengan ibu Rania. Waktu yang telah hilang tidak mungkin diputar kembali. Ara hanya bisa mengamati perkembangan ibu Rania dari kejauhan dan tidak mungkin dia mengakui kesalahannya di depan ibu Rania walaupun suatu saat ibu Rania akan tahu bahwa Ara hanyalah seorang yang gagal dalam karirnya dan gagal dalam kondisi finansialnya. Ara bukan lagi lelaki yang tampan karena sudah tidak mapan. Ara pun merasa harga dirinya terganggu karena dia seperti pengangguran yang tidak memiliki arah dan tujuan hidup lagi.