Ting.
Pedang Ryounosuke terhempas beberapa meter ke belakang, secara refleks tubuh Aiko berhenti saat melihatnya. Lalu salah seorang kesatria menahan Ryounosuke dan membuatnya pingsan.
Kemudian Aiko melihat sebuah lingkaran sihir berwarna hijau berada di dekat, di sisi lain ia juga melihat Chrysilla berada di dekat Ryuuki. Chrysilla berlari dengan wajah pucat penuh kecemasan, Chrysilla segera memeluk tubuh Ryuuki yang sudah lemas tak sadarkan diri dan berlumuran darah dan air matanya menetes menghujani wajah Ryuuki.
Para pahlawan hanya diam melihat kejadian itu. Adrian segera mendekati adiknya yang menangis memeluk Ryuuki. Ia mencoba menenangkan Chrysilla, ia berlutut dan menundukkan kepalanya dalam tanda ia turut berdukacita.
"Chrysilla—".
"Tidak! Ryuuki pasti belum mati... aku percaya itu" air mata Chrysilla bertambah deras, ia memegang tangan Ryuuki yang sangat dingin dan pucat.
Orang-orang di sana merasa iba pada gadis secantik dan sepintar Chrysilla menangisi mayat Ryuuki si pecundang.
"Ku mohon ku mohon bangunlah Hikari bangunlah—" ia tersendat.
"Hikari... maafkan aku" gumam Aiko berlutut di hadapan Chrysilla yang masih memeluk mayat Ryuuki.
Tak lama datang seorang wanita berpakaian serba putih seperti dokter datang. Ia segera merobek pakaian Ryuuki kemudian menyentuh bagian yang terluka. Tangannya mulai bersinar hijau muda, wajahnya tampak serius.
Setelah beberapa lama, wajahnya mulai memucat, ia menunjukkan wajahnya dan meminta maaf karena tidak dapat menyelamatkan nyawa Ryuuki.
Belum sempat wanita itu menyelesaikan perkataannya, Chrysilla merintih.
"Tidak! Hikari masih hidup dia masih hidup... Hikari bangunlah ku mohon bangunlah Hikari..." tangisan Chrysilla kembali deras.
Adrian sebagai seorang kakak mencoba menenangkan Chrysilla, namun itu sama sekali tidak berefek sedikitpun pada Chrysilla.
Lalu Aiko memeluknya berharap itu bisa menenangkan Chrysilla, sedikit demi sedikit air mata yang menghujani tanah mulai mereda.
"Aiko, Hikari, dia masih hidup kan?".
"... Maaf maaf maafkan aku Chrysilla".
"Kalian pasti bohong, Hikari masih hidup..." Chrysilla memegang tangan Ryuuki yang pucat nan dingin.
Secara tidak sadar, dirinya mengalir energi sihir pada Ryuuki melalui tangannya. Dan sebuah keajaiban terjadi, denyut nadi Ryuuki kembali hadir meskipun lemah.
Wanita itu terkejut merasakan detak jantung dan nafas Ryuuki kembali, ia segera memerintahkan perajurit kerajaan mengambilkan barang-barang miliknya di ruangannya yang jaraknya tidaklah terlalu jauh.
Dengan segera seorang perajurit menjalankan perintahnya. Berselang 3 menit perajurit itu kembali dengan membawa sebuah tas berwarna hitam pekat, di salah satu sisinya terdapat sebuah lingkaran sihir dengan pola yang rumit berwarna ungu.
Si perajurit memberikan tas yang dibawanya ke wanita itu.
"Terbukalah" gumam si wanita yang tampaknya itulah mantra pembuka tasnya.
Ia mengambil sebuah wadah mirip dengan tabung pipih panjang yang berisi sesuatu berwarna hijau seperti gel.
Ia menaburkannya pada tangannya kemudian mengusapkannya pada bagian tubuh yang terluka. Kemudian setelah ia membalutnya dengan perban.
Lalu ia menatap Chrysilla, ia menanyakan apakah Chrysilla dan Aiko dapat menggunakan sihir penyembuhan. 'Iya' jawab Chrysilla, 'sedikit' Aiko terdengar kurang yakin.
Wanita itu memberi Chrysilla tabung panjang yang berisi cairan hijau dan biru di dalam-dalam. Ia menegaskan bahwa Ryuuki harus meminum cairan berwarna hijau secara rutin setiap hari dan yang biru saat rasa sakitnya terasa. Lalu ia pergi membawa tasnya.
Adrian segera membawa Ryuuki ke kamarnya dan membuat lingkaran sihir di sekitar tubuhnya.
Setelah kejadian itu Chrysilla setiap hari selalu menjenguknya menceritakan berbagai hal pada Ryuuki yang tak sadarkan diri, merawatnya, menyembuhkannya dengan sihir penyembuhan, ia bahkan selalu tidur di kamar Ryuuki setiap malam.
Tidak ada satu hari pun tanpa menjaganya.
2 minggu berlalu, tubuh Ryuuki sedikit lebih kurus karena tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman. Pada pagi harinya, mereka menjalani hari seperti biasa, setelah latihan mereka akan mengobatinya.
Alangkah terkejutnya mereka menemukan Ryuuki terjatuh dari ranjangnya. Mereka menjadi panik, segera menghampirinya. Ryuuki telah sadar walaupun sangat lemah. Tapi mereka berdua sangatlah senang dari dalam lubuk hati sampai air mata mereka jatuh karena sudah tak terbendung. Saat itu Ryuuki dengan lemah berkata.
"Kalian berdua... terima...kasih... telah menjagaku...".
"Tidak, kamilah yang harusnya berterima kasih padamu. Kalau kau tidak ada kami tidak akan seperti sekarang" mata Aiko berkaca-kaca dan meneteskan air mata.
"Apa maksud kalian... aku tidak mengerti...".
"Sudahlah jangan memaksakan diri, kau baru sadar kau harus beristirahat cukup. Aku akan membuatkan bubur untukmu".
"Yeah, tolong".
Dengan begitu Aiko segera pergi membuat semangkuk bubur untuk makan Ryuuki.
Tanpa bertanya, Aiko langsung menyuapinya seperti bayi. Ia malu dan menolaknya dengan kata-kata halus namun itu tak membuat Aiko berhenti dan tetap bersikeras ingin menyuapinya Awalnya ia menolak namun apa daya, tubuhnya yang masih lemah tak kuasa melawan, ia bahkan tak mampu mengangkat sesuatu yang ringan seperti sebuah sendok.
Selesainya mereka meminumkannya cairan hijau dan membiarkannya beristirahat.
Sinar mentari pagi menerobos masuk melewati gordeng membangun Ryuuki dari tidurnya. Hembusan angin sejuk pagi hari meniup gordeng dan dirinya dengan kesejukannya, kemudian Chrysilla dan Aiko bangun dan menyapa satu sama lain.
Ryuuki segera turun dari ranjangnya dan mencoba berjalan mengitarinya, Chrysilla yang saat itu di sampingnya membantunya berdiri sedangkan Aiko pamit untuk mengambilkan sarapan.
"Chrysilla, kau sarapan saja dulu aku akan menyusul nanti" Ryuuki menatap lembut Chrysilla.
"Tidak. Aku harus menjagamu—".
"Chrysilla ku ingatkan kau harus memprioritaskan dirimu di atas orang lain. Jika kau melakukan yang sebaliknya kau hanya akan diperalat".
"Tapi—".
"Tenang saja aku mampu puasa... sudah berapa lama aku tidak sadar...?".
"Sekitar 2 minggu".
"Ya 3 bulan, tanpa makan dan minum selama 3 bulan".
"Kau kan koma mana bisa makan minum" gumam Chrysilla.
"Yah intinya kau pergi sarapan saja jangan pedulikan aku, ok".
"Ba-baiklah".
Chrysilla keluar dengan wajah sedikit suram, Ryuuki berdiri tegak menahan tubuhnya agar tidak jatuh sampai Chrysilla keluar. Tubuhnya langsung jatuh ke atas ranjang, anehnya ia tidak merasakan rasa sakit sedikitpun yang bereaksi pada guncangan tadi. Apa yang menyebabkannya, ia merasa aneh.
Ia bertanya-tanya dalam pikirannya apakah obat yang ia minum semalam itu. Dengan segera ia mengambil tongkat sihir milik Chrysilla yang ditinggalnya di samping Ryuuki dan menjadikannya alat bantu jalannya.
Ia berjalan mendekati lemari pakaian, membukanya dan mengambil pakaian yang cukup, tidak, itu bahkan sangat mewah baginya yang hampir setiap harinya mengenakan seragam sekolah.
Ia meletakkannya di atas ranjang dan mulai melepas piyama yang mirip seragam pasien rumah sakit. Tubuhnya yang tak mampu berdiri tanpa bantuan, membuatnya terpaksa harus duduk. Kancing demi kancing ia lepaskan satu persatu lalu setelahnya memakai pakaian yang sudah diambilnya dan dilanjutkan dengan celana, kebetulan Chrysilla sudah menutupn pintunya dan mungkin ia juga sudah di lantai bawah untuk sarapan bersama yang lainnya.Setelah mengganti pakaian ia memutuskan untuk pergi ke bawah.
Dibantu tongkat sihir Chrysilla ia berjalan menyusuri lorong. Sebuah kesialan menghampirinya, ketiga orang yang selalu mengganggunya berpapasan dengan dirinya, mereka langsung mengejeknya dan menendang kakinya dan tongkat yang dipakainya untuk alat bantu jalan menyebabkan dirinya jatuh.
"Apa yang kau inginku?" tanya Ryuuki memasang wajah sedikit kesal.
"Bukankah kau sudah tahu, hikki" Ryounosuke mengejeknya.
"Ya, apa aku harus membalasnya".
"Hah!? Membalas? Apa kau gila aku pasti sudah membunuhmu kalau mereka menahanku".
"Benarkah kalau memang begitu kenapa kau tidak membunuhku saat aku tak sadarkan diri" wajah Ryuuki mengejeknya.
"Pembual, dasar penjilat. Meminta dua orang gadis cantik kita menjagamu yang tidak berguna".
"Apa kau iri denganku yang dapat menjadi parasit yang menempel pada orang yang populer khususnya Aiko dan Chrysilla".
"Diam! Brengsek!" Kian menendang tepat di hidung Ryuuki mengakibatkan Ryuuki jatuh dan hidungnya mimisan dan bahkan mungkin patah.
"Kerja bagus, Kian. Kita tidak boleh membiarkannya menjadi parasit Dewi kita. Ayo".
Ini aneh kenapa aku tidak dapat merasakan sakit? Walaupun aku ditendang dengan keras tepat di hidung bahkan sampai mimisan dan mungkin tulang hidungku patah. Sebaiknya aku cepat menghentikan mimisanku sebelum mereka melihatnya, mereka pasti langsung panik.
Dengan berhentinya mimisan ia segera menuruni tangga menuju ke tempat di mana orang-orang berkumpul tuk makan. Ia sadar bahwa dirinya tidak diterima di sana. Menerima decakan dan tatapan permusuhan. Tapi ia terus berjalan mengambil sarapannya.
Saat ia mengambil makanannya ia bertemu dengan Adrian, ia mengajak Ryuuki makan bersama dengannya tanpa berpikir Ryuuki langsung menyetujuinya. Adrian yang sedang memegang nampan makanannya membantu Ryuuki mengambilkan makanan dan membantunya berjalan menuju meja.
Melihat Ryuuki yang berjalan dengan dibantu tongkat sihir dan Adrian, Aiko dan Chrysilla terkejut segera mendekati Ryuuki dan menceramahinya. Adrian dengan tenang dan senyum ramahnya menenangkan mereka berdua.
Lalu mereka duduk di tempat yang sama dan saling berbincang sambil memakan makanan mereka.
"Ryuuki apa kau benar tidak apa-apa?" Aiko melempar pertanyaan pertama tepat setelah mereka duduk.
"Yeah, aku sudah baikan kok. Terima kasih telah merawat dan mengkhawatirkanku" Ryuuki tersenyum kecil dan membungkuk sebagai tanda terima kasihnya.
"Tidak. Itu sudah menjadi kewajiban kami merawatmu" Chrysilla membalas senyum Ryuuki.
"Ryuuki apa kau harus berjalan dengan alat bantu untuk waktu lama?".
"Sebenarnya aku sudah bisa berjalan dengan kedua kakiku tapi karena tenagaku yang masih lemah membuatku harus memakai tongkat. Begitulah".
"Oh ya, aku hampir lupa ini potion untuk mengembalikan tenagamu ini juga termasuk mana-mu" Aiko memberi Ryuuki sebuah potion berwarna hijau.
"Terima kasih, akan ku minum".
"Omong-omong kalian sudah level berapa?" tanya Ryuuki.
"70" Aiko menjawabnya semangat.
"70" Chrysilla seperti biasa.
"100" Adrian keren seperti biasa.
"Heh cepat sekali" Ryuuki terdengar sedikit terkejut.
"Kami juga terkejut, tapi kata para pendeta dan kesatria itu hal yang biasa bagi pahlawan summon yang dipilih langsung oleh Dewa".
"Begitu ya".
Selesai sarapan Ryuuki segera meminum potion yang diberikan Aiko padanya, setelah meminumnya ia merasa tubuhnya perlahan membaik, ia mencoba berdiri dan berjalan tanpa alat bantu, ajaibnya ia tak terjatuh meskipun ia gemetar selagi melakukannya sama seperti bayi yang baru belajar berjalan.
Chrysilla dan Aiko dan juga Adrian terlihat senang karenanya. Saking senangnya Ryuuki sampai melompat-lompat itu juga termasuk percobaan yang ia lakukan. Ia lalu kembali kemudian Adrian menawarinya latihan dengannya kedua gadis langsung menyutujuinya dan memuji Adrian sebagai pahlawan dengan class 'special hero' atau juga dipanggil 'the holy hero'.
Ryuuki mengikuti jawaban Chrysilla dan Aiko, ia langsung menjawab "baiklah mohon bimbingannya" dan Adrian pun membalasnya "iya mohon bantuannya, kita akan mulai setelah kau siap sampai menjelang matahari terbenam".
Setelah Adrian mengatakannya Ryuuki segera membungkuk hormat menyetujuinya. Mereka segera berangkat menuju tempat latihan yang yang ditentukan Adrian yakni sebuah lapangan di tengah hutan.
Adrian mengajarinya dasar-dasar berpedang dan sihir setiap harinya tanpa membuat luka seperti tersayat pedang kecuali mungkin hanya lecet.
Berselang 2 bulan, Ryuuki belum juga dapat menguasai ilmu berpedang dan sihir yang Adrian ajarkan padanya selama 2 bulan kecuali dasar berpedang. Pada hari itu raja memanggil mereka semua tanpa terkecuali menghadap ke ruangan singgasana. Di sana ia memerintahkan kepada semua pahlawan untuk berpetualang baik berkelompok yang beranggotakan 5 sampai 7 anggota dengan alasan tidak terlalu banyak maupun sedikit. Tapi buqkn berarti ia membolehkan siapa saja yang ingin mengembara sendirian sebagai 'solo player', tapi ia menekankan untuk berkelompok karena mungkin akan ada bahaya yang tidak bisa dihadapi seorang diri. Lalu ia meyuruh pasukannya memberikan sekantung sedang penuh koin emas pada setiap individu untuk bekal mereka diperjalanan yang sedang menanti mereka.
Mereka segera membuat kelompok, pastinya kebanyakan dari mereka ingin satu kelompok dengan Adrian atau Chrysilla dan Aiko karena kekuatan dan popularitas mereka.
Ryuuki yang menyadari dirinya sangatlah lemah tidak berharga bisa satu kelompok dengan mereka. Tapi kenyataan berkata kebalikannya, Chrysilla mengajak dirinya bergabung dengan kelompoknya yang anggotanya Adrian sebagai leader, Chrysilla mage support, Aiko swordman ketiga pengganggu Ryuuki menjadi tank dan fighter dan mungkin Ryuuki sebagai parasit penjilat yang tidak memiliki kegunaan sama sekali kecuali hanya menjadi pengganggu kelompok, umpan sekaligus tumbal. Ryuuki yang melihat anggota party Adrian yang berisi orang-orang hebat ragu dapat membantu walaupun sedikit dan ia iuga sadar hanya akan menjadi penyebab party kalah dan mati mengakibatkan kerugian besar dengan nyawa sebagai taruhannya jika dirinya bergabung.
"Maaf aku menolaknya, aku hanya akan menjadi pengganggu bagi kalian, aku akan berpetualang sendirian agar dapat mengasah kemampuanku. Permisi"
Ryuuki membungkuk hormat dan pergi meninggalkan ruang singgasana dengan membawa sebuah pedang murah yang dibelinya saat keluar dari mansion beberapa bulan lalu dari uang hasil dari berburu monster di hutan walaupun sebenarnya Adrian, Chrysilla dan Aiko lah yang mengalahkan monster, ia hanya mendapat jatah sedikit. Satu-satunya senjata yang miliki bahkan hampir patah saat latihan dengan Adrian.
Dengan secercah harapan dapat hidup yang kecil, kakinya melangkah keluar mengahadapi dunia baru yang sebenarnya.