Setelah aku berpisah dengan pembantuku, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan dirumah. Untuk hubungan ku dengan tante masih cukup akur, dan syukurlah tante sampai saat ini masih belum menonjokkan tanda - tanda akan hamil, karena aku takut, jika sampai itu terjadi akan menjadi masalah besar nantinya.
Tapi, semakin lama aku semakin sulit mendapat kesempatan dengan tante. Terutama, setelah orang tua ku pulang. Sudah cukup lama mereka pergi, dan aku pun sudah mencapai umur yang cukup untuk mengurusi segala kebutuhan ku sendiri.
"Ya, sudah saat nya aku mandiri.
Saat itu aku sudah akan memasuki ke jenjang pendidikan yang berikutnya, oleh sebab itu mereka akan menemaniku untuk sementara waktu. Dan aku pun baru akan merasakan menggunakan pakain anak SMA.
Ya, aku akan masuk SMA.
Karena sudah masuk kelas 1 SMA, mungkin ini juga sebagai kesempatanku untuk mendapatkan pacar. Suatu hari aku mendapat kenalan pada saat pergi membeli barang di suatu super market, disana aku bertemu dan berkenalan sama seorang cewek yang sebaya dengan ku. Ia juga sama dengan ku dan berniat membeli barang yang sama, karena secara kebetulan tangan kami bertemu, aku mengambil kesempatan ini untuk dapat berkenalan dengannya, dan dia masih terlihat malu, mungkin cangung dengan orang yang baru dikenal dan terlihat wajahnya memerah.
Tapi yang aku herankan, adalah bagian dadanya yang sudah terlihat cukup besar. Aku memperkirakan mungkin besarnya sekitar E cup. Dadanya terlihat menonjol dibanding temannya yang lain, walaupun dia masih berumur sama dengan ku 16 tahun, tapi tubuhnya bongsor dan wajahnya juga manis dengan kulit putih, saat itu juga kami saling berkenalan; dengan aku menanyakan namanya terlebih dahulu.
"Hai, salam kenal nama kamu siapa?"
A-Aku, Kaneko Rika. Kalau kamu?
"Ah, aku Takeuchi Hideki. Salam kenal Kaneko-san.
Salam kenal juga Takeuchi-kun.
Dan setelah itu aku pun menanyakan nomer teleponnya, dan kami saling bertukar nomer telepon ditempat itu.
Ketika kami memiliki waktu luang, kami bersepakat untuk kencan pertama kalinya, saat itu aku juga merasakan nerfes, karena ini pertama kalinya aku kencan dengan seorang cewek.
Akhirnya tepat malam harinya sekitar jam 7.00 malam, aku telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya. Tidak lama setelah itu, dia muncul dari balik pintu sambil tersenyum, ia sungguh terlihat manis sekali; saat dia mengenakan kaos ketat dan celana jeans pendek yang panjangnya kira-kira; sepertiga dari lutut berwarna hitam.
Saat aku masuk kedalam rumahnya, terlihat di rumah kosong, jadi aku pun bertanya.
"Orang tua kamu dimana?"
Dia menjawab; kalau di rumah, dia cuman tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
"Oohh" jawab ku.
"Terus Papa kamu kemana?"
Dia menjawab kalau Papanya lagi keluar, ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wakil gubernur). Dan setelah berbincang sebentar, saat itu juga kami langsung jalan dengan naik sepedaku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang.
Selama di jalan, penisku langsung tegang, habisnya, dadanya yang menekanku dari belakang terasa begitu kenyal, seakan-akan memijit-mijit dibelakangku ( Dia saat itu sedang memakai celana jeans jadi sangat mendukung).
Setelah berkeliling kota dan singgah makan di tempat makan, kami pun langsung pulang ke rumahnya. Dan setelah tiba, aku melihat dirumahnya masih dalam keadaan sepi, mobil papanya belum terlihat datang sama sekali.
Tiba-tiba dia mengatakan.
"Masuk yuk!, Ayah ku mungkin belum pulang".
Akhirnya aku masuk kedalam rumahnya, setelah menaruh sepeda ku dan langsung mengikutinya dari belakang. Aku melihat pantatnya yang bergoyang saat ia berjalan di depanku.
Saat aku melihat jam, ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya tidak ada orang yang aku lihat. Lalu aku bertanya
"Pembantu kamu mana?"
"Ah, kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini, agak jauh ke belakang.
"oohh…"
"jadi kalau sudah bukakan kamu pintu, pembantu kamu langsung pergi ke belakang?"
"iya".
"Terus, Papa kamu yg bukain siapa?"
"Aku".
"Kalau boleh tahu kira-kira, Papa kamu pulang jam berapa sih?"
Paling cepat juga jam 12 malam.
"Wah, kesempatan nih", pikir ku dalam hati. Lalu aku pun menayakannya lagi.
"Mau tidak kamu jadi pacar ku?"
"Ehm, i-iya".
"kalau begitu, sini dong duduk dekat dengan ku".
Belum sempat pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali. Tapi belum sampai ngomong apa-apa, tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu, sambil aku remas-remas dengan kuat sekali. (habisnya sudah tidak tahan) diapun mengeluh.
"Ohh.., oohh sakit". Katanya.
Aku langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit ya", dia cuma mengangguk.
Payudaranya aku remas dengan kedua tanganku; sambil mulutnya kuciumin dan ku jilati lehernya, kemudian pindah kembali ke bibirnya dan langsung aku lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, dan kamipun berpagutan dan saling membenamkan lidah kami masing-masing.
Penis ku, ku rasakan menegang dengan keras. Lalu aku mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dari balik celana ku, dia cuma menurut saja, lalu aku suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, aku langsung mengeluh panjang.
"Uuhh…, nikmat sayang, Terus…" kataku.
Dan setelah itu, kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka ku di antara payudaranya, tapi masih terhalang Bra-nya. Aku mejilati payudaranya dan sambil ku gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya
"aahh…, aahh". Dia mendesis panjang.
Tanpa melepas Bra-nya aku langsung mengangkat Bra-nya sehingga Bra-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras.
Saat aku mejilati kedua payudaranya dan sambil ku gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah.
"Aahh…, sakkiitt…"
Tapi aku tidak ambil pusing tetap aku gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang payudaranya berada tepat di depan wajah ku. Sambil ku pandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis.
"Ahh…, aahh…"
Kemudian aku tarik payudaranya dekat ke wajah ku sambil ku gigit dengan pelan-pelan. Diapun memeluk kepala ku tapi tangannya langsung ku tepiskan. Sekilas aku melihat bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup, aku pun menyuruh dia untuk menutup pintunya.
Dia pun mengangguk sambil berjalan pelan dan pergi menutup pintu dengan mengendap-endap; karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju ke arah ku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan ku; tapi tetap dalam keadaan berdiri; aku menjilati kembali payudaranya.
Setelah puas, mulut ku pun turun ke perutnya dengan tangan ku pelan-pelan ku turunkan menuju vaginanya; sambil terus menjilati perutnya dan sesekali mengisap puting payudaranya.
Tangan ku masuk ke dalam celana jeansnya dan menggosok-gosok selangkangannya. Langsung saja aku melepas dan menarik celana jeans yang ia kenakan, dan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan celana dalam yang berwarna putih. Ku remas-remas vaginanya dengan terburu buru. Dan dia pun makin keras mendesis.
"Aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…"
Dengan pelan-pelan ku turunkan celana dalamnya, sambil ku tunggu reaksinya tetapi ternyata dia diam saja.
Terlihat vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aku pun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak.
"Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..".
Setelah puas akupun menyuruhnya duduk di lantai sambil ku buka kancing celanaku dan ku turunkan sampai lutut, terlihatlah celana dalamku, ku tuntun tangannya untuk mengelus penisku yang sudah sangat tegang dan sepertinya mau loncat dari celana dalamku.
Diapun terus mengelus dan mulai memegang penisku. Aku turunkan celana dalamku dan penisku langsung keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penisku yang mempunyai ukuran lumayan besar. Lalu aku menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga, seperti dihipnotis dia menurut saja pada apa yang aku suruh lakukan.
Dengan terburu-buru aku pun melepas semua baju dan celana ku, kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan aku dikursi; ku tuntun penisku ke wajahnya, dia pun cuma melihatnya saja. Aku suruh untuk membuka mulutnya tapi sepertinya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, ku tarik kepalanya dan akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dan dengan perlahan ia mulai menjilati.
Aku pun berteriak pelan, "Aakkhh…, aakkhh…", sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penisku ke dalam mulutnya.
"aakk…, akk…, nikmat sayang...…".
Setelah agak lama, akhirnya ku suruh ia berdiri dan melepaskan celana dalam-nya yang masih tergantung di pahanya, tapi muncul keraguan di wajahnya dan dengan sedikit gombal akhirnya celana dalam dan Bra-nya dilepaskan olehnya sehingga ia telanjang bulat sambil berdiri di depanku.
Akupun tak mau ketinggalan dan langsung memeluknya sambil menjilati wajahnya, dan tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang.
Diapun mendesis, "Aahh…, aahh…, aahh…, aahh".
Sewaktu tangan kananku; ku turunkan ke vaginanya dan memainkan jariku di sana. Setelah agak lama; baru aku sadar bahwa jari ku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku lalu ku genggam penis ku dan kumasukkan kedalam vaginanya dari belakang.
Aku sodok pelan-pelan tapi tidak mau masuk-masuk, lalu kusodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok dan tangannya berpangku pada tembok sambil aku mendengar dia mendesis.
"Aahh…, sa-sa-sayang..., sayang..…, ka-kamu…", akupun terus memaksa masuk dari belakang.
Mungkin karena kering penisku tidak mau masuk-masuk juga, lalu ku angkat penisku dan ku ludahi tangan ku banyak-banyak dan di oleskan pada ujung penisku dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu. Setelah itu, ku genggam penisku menuju vaginanya kembali. Pelan-pelan ku cari dulu lubangnya begitu ku sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali.
"Ahh…, aahh…",
Ku tuntun penisku menuju lobang vaginanya itu, tapi ku rasakan baru masuk kepalanya saja dia sudah menegang. Tapi aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yg keras ku dorong kuat-kuat lalu ku rasakan penisku seperti menyobek sesuatu dan langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis.
"Sakit….....".
Aku merasakan penisku seperti dijepit olehnya, keras sekali hingga kejantanan ku terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Aku bertahan dalam posisi itu, tidak bergerak dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata:
"Tahan ya sayang, cuman sebentar kok."
Dengan posisi diam aku memegang kembali payudaranya sambil ku remas-remas secara perlahan dan mulut ku menjilatinya dari belakang. Lalu leher telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut ku, agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali dan menikmati ciuman ku dibadan dan remasan tangan ku di payudaranya,
"Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayang sama aku kan?" Dia berkata sambil melihat kepada ku dengan wajah yang penuh pengharapan.
Aku cuma menganggukkan kepala, padahal aku lagi sedang menikmati penisku di dalam vaginanya yang sangat nikmat sekali, seakan-akan aku lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.
"Enak sayang?", kataku.
Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan.
"Aahh…, aahh…"
Lalu aku mengoyangkan penisku, ku tarik pelan-pelan dan ku majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis.
"Aahh…, ahh…, ahhkkhh…"
Akhirnya ketika ku rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi, aku pun mengeluar-masukkan penisku dengan cepat dan dia pun semakin melenguh menikmati semua yang aku perbuat pada dirinya sambil terus meremas payudaranya yang besar itu.
Dia berteriak "Aakh....", terlihat dia merasakan kenikmatan
Akupun berkata "Enak sayangku?", dia tidak mau menjawab tapi terus ikutan mengoyangkan pinggulnya. Dan langsung saja ku masukkan dengan lebih dalam lagi sampai-sampai aku merasakan akan menyentuh dasar dari vaginanya. Tapi aku benar-benar kesetanan dan tidak peduli lagi dengan suara-suara yang dihasilkan.
"Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, terus..." dia katakan "aku.... keluar…, akkhh…, akhh…"
Tiba-tiba dia mau jatuh tapi ku tahan dengan tangan ku. Aku memegangi pinggulnya dengan kedua tangan ku sambil ku keluar masukkan dengan lebih cepat lagi.
"Akkhh…, akkhh…, Aku.... mau.... keluar…...., akkhh…", aku melepaskan pegangan ku dari pinggulnya dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dan menyemprotlah air mani dari penisku sebanyak-banyaknya, "Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…", aku melihat air mani ku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya.
"Akhh…, makasih ya sayang", sambil berjongkok ku cium pipinya dan ku suruh menjilati lagi penisku.
Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu ku suruh ia memakai pakaiannya, dengan malas ia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.
Setelah kami berdua selesai aku mengecup bibirnya sambil berkata, "Aku pulang dulu yah sampai besok sayang!".
Dia cuma mengangguk dan tidak berkata-kata lagi, mungkin lemas ataupun mungkin menyesal tidak tahu ahh. Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 23.35, akupun pulang dengan sejuta kenikmatan.