Happy Reading.
***
Nama aslinya Muryati.
Masih gadis dan merupakan kembang desa. Sayangnya jadi kembang desa bukan jaminan bahwa dia akan menikah dengan juragan kaya raya. Kecuali kalau Muryati mau dijadikan istri ke lima.
Maaf, maaf saja. Sebagai wanita cantik yang banyak dipuja, Muryati memilih pergi ke kota dari pada harus berbagi suami. Sekalipun dia kepala desa di tempat tinggalnya.
Begitu lulus SMA, Muryati merantau ke ibu kota Jakarta dan dia mengubah namanya menjadi Maria. Biar lebih keren dan tidak ndeso. Masa wajah cakep namanya enggak sesuai.
Bukan dia tidak menghargai nama pemberian orang tuanya, semua itu akibat bully an dari teman-teman sekolahnya yang suka memanggilnya Marmut, Marmut.
Makanya begitu hijrah ke Jakarta dia otw menggantinya dengan sebutan Maria.
Bahkan di Ktp juga sudah dia rubah karena sudah di adakan tumpengan, dengan doa dari dirinya sendiri dan di makan bersama 3 kucing yang suka mangkal di depan kos-kosannya.
Maklum anak kos mana mampu biki sukuran besar-besaran. Enggak kehabisan uang pada saat akhir bulan saja sudah merupakan keberuntungan. Karena enggak perlu nyari utangan.
Maria bekerja di toko baju atau lebih kerennya di sebut butik, karena memang harga bajunya lebih besar dari pada gajinya setiap bulan. Di sinilah Maria kadang merasa ingin menangis dan iri ketika melihat orang kaya menghamburkan uang seperti daun belaka.
Iyalah harga baju bisa mencapai puluhan juta sedang gajinya hanya 2 juta ditambah bonus kalau bisa mencapai target yang ditentukan.
Maria naksir dengan seorang penjaga toko di sebelah butiknya, namanya Oza.
Cowok yang selalu dingin, karena dia memang menjaga stan ice cream.
Maria sudah lama pdkt dengan Oza dan berharap segera menjadi pacarnya. Apalagi Oza sepertinya juga menyambut uluran tangannya dan tidak pernah mengabaikan keberadaannya.
Hari ini Maria libur kerja dan asyiknya dia sudah janjian dengan Oza yang juga libur kerja.
Bisa di bilang kencan pertama. Makanya Maria ingin tampil maksimal agar Oza semakin kepincut olleh kecantikannya.
Mereka memang janjian di depan butik tempat Maria bekerja, sayangnya sudah setengah jam berlalu dan Oza tidak nongol juga. Sepertinya Oza kena macet atau motornya mogok.
Maria jadi gelisah. Bukan karena khawatir Oza kenapa-napa. Tetapi karena sebenarnya dia kebelet pipis sedari tadi. Akhirnya karena enggak tahan, Maria masuk ke dalam butik dan numpang ke toilet terlebih dahulu. Agar jika Oza sampai tetapi dia enggak ada di sana Oza enggak akan pergi, maka dia menitipkan semua barangnya termasuk hp kepada temannya biar memberitahu Oza kalau dia sedang di toilet saat Oza datang nanti.
Setelah itu Maria segera menyelesaikan hajatnya dan untungnya tidak ada antrian di sana. Ya enggaklah itukan butik ekslusif bukan toilet umum. Mana mungkin harus antri dan bayar dua ribuan.
Bagitu selesai Maria segera keluar dari toilet, khawatir sang pujaan hati sudah menunggunya. Namun, baru Ia akan menghampiri temannya dan mengambil barang-barangnya. Tiba-tiba kakinya terpeleset karena sepatunya basah dari toilet dan jadi licin.
Maria menjerit kaget dan otomatis memegang apa pun yang bisa menyelamatkan dirinya dari lantai keras. Sayang seribu kali sayang, benda yang dia tarik justru ikut terjatuh bersamanya hingga menimbulkan suara berdebum dan menarik perhatian seluruh pengunjung toko.
Maria jatuh terjengkang dengan posisi mengangkang, memperlihatkan celana dalamnya yang
bergambar pokemon warna merah muda dengan renda-renda di sampingnya.
Di atas tubuhnya ternyata ada seorang kakek-kakek yang ikut mengaduh kesakitan akibat tarikannya tadi.
Belum sempat Maria sadar akan posisinya, temannya terlihat berlari-lari menghampiri dirinya dengan mengacungkan hp miliknya.
"Mariaaaa Oza Wa," ucap temannya memberi tahu.
Kakek di atasnya bukannya segera bangun malah melihat Maria dengan tersenyum lebar.
"Maria Ozawa? Saya kakek Sugiono, salam kenal."
***
TBC