" Aku merasa buruk dan tidak memiliki muka setelah apa yang dilakukan saudariku. Terima kasih, jika kau tidak menolong, dia…" dengan berkaca – kaca.
Pernikahan Yu Nana dan Yi Ze membuatnya sedih, meskipun dia berusaha menyembunyikan tapi itu terlihat. Apalagi saat Yi Ze dan Yu Nana datang kerumah ibunya dan yang terakhir menerima tanpa marah, membuatnya lebih sedih dari sebelumnya.
" Itu tugasku, Aku bahagia jika Nana bahagia. Mungkin kami tidak ditakdirkan untuk bersama " Balas Wang Gio dengan senyum pahit diwajahnya.
" Kak kau begitu tulus. Aku akan selalu menjadi penggemarmu " Yu Xiang Me melupakan kesedihannya dan tersenyum. Hatinya menjadi hangat mendengar ucapan Wang Gio.
Fakta bahwa Yu Nana menikah dengan Yi Ze membuat Wang Gio sedih. Hanya saja dia akan bahagia melihat orang di cintainya bahagia, Cinta yang tulus,
Selesai dengan buburnya, Yi Ze memberi penghormatan kepada Xieng Chiang sebagai menantu yang berkunjung pertama kali setelah menikah dan memberi beberapa hadiah tangan.
" Bibi ini untukmu, Maaf kami menikah secara tiba – tiba dan tidak memberi kabar " kata Yi Ze duduk dengan kaki terlipat kebelakang.
Ini dilakukan saat pertama kali datang berkunjung kerumah wanita setelah berkencang dan akan melamar.
" Kembalilah. Bawa barang – barangmu dan jangan pernah kembali ke sini lagi " dengan marah, Xieng Chiang melempar hadiah tangan yang di bawa Yi Ze.
" Ibu " Yu Nana terkejut dengan sikap tiba – tiba ibunya. Itu berbanding terbalik dari sebelumnya.
" Bibi " Yi Ze bahkan tidak kalah terkejutnya, dia tidak mengira Xieng Chiang akan mengusirnya ?
" Aku tidak bisa memaafkan kesalahanmu karna memaksa Nana menikah denganmu. Jika kau mencintainya, harusnya kau menerima dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia. Ke egoisanmu membuatnya terluka begitupun orang yang di cintainya " Xieng Chiang meluapkan emosinya. Sejak awal dia menahan dirinya, saat mendengar Yi Ze lapar dan dengan tenang menyiapkan. Dia tidak bisa mengabaikan orang lapar, yang datang kerumahnya.
" Ke egoisanku mungkin membuat banyak orang terluka, terutama Nana. Aku minta maaf karnanya, tapi aku tidak akan melepaskannya. Bibi aku akan mengunjungi anda di waktu " kata Yi Ze memberi hormat kemudian berbalik dan pergi " Bukankah kau akan keluar " menarik tangan Yu Nana bersamanya.
" Hy apa yang kau lakukan ? " Sambil memukul tangan Yi Ze.
" Kau tidak suka aku memaksamu, tapi Kau adalah istriku. Aku akan membawamu, kemanapun aku pergi " Dengan sikap acuh tak acuh Yi Ze membawa Yu Nana naik kemobilnya.
" Kau bahkan tidak berubah " Yu Nana duduk dengan wajah ditekuk. Dia tahu Yi Ze memiliki tempramen buruk dan suka memaksa, sekeras apapun dia menolak itu hanya akan sia - sia.
Setelah perdebatan kecilnya selesai, sepasang suami istri yang tidak pernah akur ini duduk tenang. Yu Nana bersandar dikaca jendela mobil pandangannya kesamping, dia terlalu lelah untuk marah. dan Yi Ze dengan stir ditangannya tidak mengatakan apa - apa, sesekali melirik.
" Kau... " Yu Nana mengangkat kepalanya ketika Yi Ze mengambil jalur lain, berkendara keluar kota tapi menahan dirinya untuk tidak bertanya.
Setelah berkendara selama 2 jam, Yi Ze berhenti di sebuah rumah kecil mengarah ke pantai. Ketika turun, sepasang parubaya dengan senyum tulus diwajahnya menyapa " Tuan Muda, selamat datang " Sea
pasang parubaya itu seakan mengenal Yi Ze dengan baik
Yu Nana pun turun dengan rasa takjub melihat pemandangan didepannya. Hari yang cerah dengan matahari penuh menambah keindahan air laut bak butiran berlian kecil mengambang diatas air karna paparan sinar matahari. Dengan senyum di wajahnya dia menghirup udara segar didepannya.
" Tuan Muda, pacarmu sangat cantik ? " Bibi parubaya memuji Yu Nana.
" Dia istriku. Bibi, apa kau memiliki kamar yang tersisa " Tanyanya, pendangannya lembut ke arah Yu Nana yang berdiri memikmati udara laut.
" Tentu, kami akan menyiapkan untukmu " kedua pasangan parubaya berjalan masuk.
Yi Ze menghampiri Yu Nana yang tengah menikmati pemandangan laut berkata " Terima kasih telah menjagaku sepanjang malam dan terima kasih karna tidak membenciku "
" Pemandangan indah " balas Yu Nana tanpa ekspresi di wajahnya.
Dia Tahu Yi Ze mengajak jalan - jalan untuk menghibur diriny karna setelah pernikahannya tersebar luas, semua orang menghujat tanpa henti. bahkan saudara yang amat menyayanginyapun ikut membenci dirinya. Seakan melupakan beban hidupnya, Pemandangan pantai membuat hatinya tenang dan amarahnya seketika menghilang.
" Tuan Muda, kami menyiapkan makan siang. Datanglah " parubaya itu memanggil mereka untuk makan siang.
Halaman kecil dengan meja tidak terlalu lebar, parubaya itu memenuhi meja makan dengan Beberapa makanan laut segar yang menggugah selera. Dengan mata melebar Yu Nana menjilat bibir dan menelan air liurnya, mereka semua adalah makanan favoritnya.
Sementara Yi Ze dengan cuek dan sombong, tidak memanggilnya bergabung, mengambil seafood didepannya satu persatu dan memasukkan ke mulut. Dia tahu Yu Nana menyukai makanan seafood,
" Apakah dia benar - benar baik, Bagaimana bisa dia makan tanpa menawarkan padaku " Gumamnya.
" Nona duduklah " Parubaya memanggil sambil menepuk tempat duduk untuknya. Ragu Yu Nana menghampiri. Cacing di perutnya tidak dapat menahan godaan didepannya " Kami dengar kau sangat menyukai makan laut " kata parubaya mengisi makanan seafood di mangkuknya.
Mencoba, sangat enak, tanpa ragu Yu Nana mengambil dari semua jenis, " Bibi ini benar -benar lezat " sambil senyum lalu makan dengan lahap.
" Kau memiliki nafsu makan yang baik " Kata bibi parubaya menambahkan lagi dan lagi.
" Tuan Muda, sudah waktunya, kami harus bersiap " Parubaya masuk meninggalkan mereka berdua
Seolah tidak mendengar parubaya, Yi Ze dengan tatapan lembut menatap Yu Nana, perlahan bibir kecilnya membentuk sebuah senyuman yang indah. Ini pertama kali dia melihat Yu Nana makan dengan lahap. Tanpa sisa.
" Tuan Muda Yi terlihat bahagia, Wanita itu seperti menyihirnya, dia bahkan terseyum sekarang " pasangan parubaya diam - diam memperhatikan.
Sejak mengambil pendidikan di kota B, Yi Ze akan menghabiskan sebagian waktu liburnya untuk berkunjung ke tempat ini, Dengan pemandangan laut yang indah dan tenang, membuat hatinya tenang setelah mencari Yu Nana disetiap sudut kota.
" Ternyata kau memiliki porsi yang besar " Melihat porsi besar Yu Nana, Yi Ze tidak dapat menahan diri dan tertawa kecil.
Yu Nana menunduk dengan malu, karna makan didepannya sangat lezat membuat nafsu makannya bertambah. dia bahkan tidak menyadari orang yang duduk memandang dirinya.