nyonya maryam memeluk cucunya jnas lalu beralih memeluk elif dan menciumnya, wanita tua itu menguraikan air matanya haru karena sudah lama tidak bertemu dengan cucunya setelah dua tahun. bahkan di hari jnas mengalami kesulitan dirinya tidak ada bersamanya.
nyonya maryam cukup lama menatap istri cucunya elif, dia berpikir wanita yang ada di hadapannya lebih baik dan lebih ramah dari pada mantan tunangan jnas dulu, Aisyah.
" selamat datang kembali nak " ucap tuan huseyyin kakek jnas
jnas tersenyum lalu memeluk kakeknya " tarima kasih kakek "
" lihatlah abal hasan, tunangan cucu kita kali ini berbeda dari gadis gadis arab dia sangat cantik dan manis bukan ?" ucap nyoya maryam sambil memegang wajah elif.
" Ehh ralat nenek, dia bukan tunangan ku, tapi dia istri ku nek sudah jadi nyonya sah jnas ahmad maula " ucap jnas sambil memeluk pinggang elif dan mencium pundak elif
kakek dan nenek jnas lantas tertawa bersama
" dia memang cantik , tapi sayang cucu kita hampir saja menyia nyiankannya kemaren demi harga dirinya, kalau tidak elif akan di ambil pria lain " bisik tuan huseyin kepada nyonya maryam , yang di angguki setuju oleh nyonya maryam.
" Aku mendengarnya kakek, kau salah paham " ucap jnas
" hahaaa baiklah lupakan masa lalu nak, dulu dan sekarang berbeda, yang penting sekarang elif sudah sah menjadi anggota keluarga kita, maka di kemuadian hari kau harus menjaganya " ucap tuan huseyin.
" pasti itu kek " ucap jnas mantap
" bagus itu jnas, ayooo kita lanjutkan di dalam saja " ucap tuan huseyin.
lalu tuan huseyin mengajak mereka masuk, nyonya maryam menggandeng tangan elif, jnas ikut masuk menyusul mereka semua.
***
nyonya maryam mengajak elif ke taman kolam ikan.
kolam tersebut di penuhi dengan bunga teratai dan ikan koi, elif tersenyum memandangi kolam itu dan menceburkan tangannya kedalam air kolam yang dingin, membuat para ikan ikan berebut untuk menyentuh tangan elif.
" apakah kamu suka sayang ?" ucap nyonya maryam
" tentu aku suka nenek, di indonesia papa juga suka ikan ikan hias seperti ini " ujar elif.
" kakek jnas yang membuatkan kolam ini untuk ku, karena aku sangat menyukai ikan koi " ucap nyonya maryam.
" nenek sangat beruntung, kakek sangat mencintai nenek sampai saat ini, jnas sering menceritakan kisah romantis kalian " ujar elif
nyonya maryam menghampiri elif lalu mengusap punggungnya dengan pelan " dan cucu ku juga sangat beruntung mendapatkan dirimu nak, kamu gadis yang baik dan cantik, dan kamu juga sangat mencintai jnas dan kamu telah mengembalikan senyuman cucu ku yang pernah hilang, terima kasih elif telah mencintai jnas, jagalah dia, dia cucu kesayangan ku, mungkin jnas pria yang kasar tapi hatinya sangat lembut nak "
elif tersenyum malu " tidak perlu berterima kasih seperti itu nek, dan jnas tidak kasar kok, dia sangat perhatian dan juga sangat mencintai ku " ucap elif
nyonya maryam tertawa khas tawa tuanya " Benarkah ?"
" iya nek " ucap elif
"Baik lah jika cucu ku bersikap kasar kepada mu dan menyakiti mu kembali bilang pada ku, jangan sungkan aku akan menghajarnya sampai dia menangis darah, meski aku sudah tua tapi tenaga ku masih kuat! " ucapnya tertawa
jnas yang baru saja tiba di kolam ikan melingo mendengar ucapan neneknya " apa ! nenek akan menghajar ku, bukankah aku cucu kesayangan mu nek " ucap jnas dengan nada terkejut yang di buat buat.
kedua wanita yang jauh berbeda umurnya menoleh ke belakang dan mendapati jnas yang berdiri di belakang mereka dengan wajah yang tak terbaca.
" iya , jika kamu melukainya, nenek akan menghajar mu sampai berdarah darah " ucap nenek maryam
elif memalingkan kepalanya lalu tertawa geli, jnas menatap elif dengan tatapan serius
" apa kamu tidak takut sayang, suami mu akan di hajar oleh neneknya sendiri ?" tanya jnas.
elif berbalik dan mendelik ke arah jnas dengan masih menahan tawanya yang siap meledak " tentu saja tidak, nenek ada di pihak ku dan ucapannya pun benar , dan dia juga berkuasa untuk memukul mu di bandingkan aku, jadi aku tidak perlu khawatir dengan banyak hal" ucap elif
" jadi kamu juga ingin menghajar ku sayang ?" tanya jnas kembali
" kenapa tidak " sela nyonya maryam
jnas menatap neneknya dengan tajam " nenek pilih kasih, jadi aku sudah bukan cucu kesayangan nenek lagi nih rupanya "
tawa nyonya maryam kembali terdengar " nenek bakal menghajar mu jika kamu melukai istrimu lagi, bukan sekarang, dasar cucu bodoh dan nakal " setelah mengucapkan itu nyonya maryam pergi
jnas tertawa cengengesan " nenek dimana bibi dan paman hasan ? kata sopir mereka juga ada di sini ? "
" Tadi siang mereka berangkat untuk belanja dan jalan jalan bersama noera dan sarjan , mungkin sebentar lagi mereka akan datang " ucap nyonya maryam lalu melanjutkan kembali langkahnya.
jnas menatap elif dengan tatapan nakalnya, tatapan jnas membuat elif terusik, jnas berjalan melangkah ke arah elif kemudian merengkuh pinggang elif dengan sangat erat, jnas menyentuh bibir elif lalu menciumnya dengan lembut, jnas mendesah dan memperdalam ciumannya.
" Aku sangat merindukan mu baby, nanti malam akan menjadi malam yang panjang dalam malam pertama mu di kota yordania ini " ucap jnas sambil mencium kembali bibir renum elif.
" jnas kakak ku ! aku merindukan mu !" triak noura memgagetkan mereka berdua seraya berlari merentangkan kedua tangannya minta untuk di peluk.
" dia anak pertama dari bibi dan paman hasan sayang " bisik jnas.
elif hanya mengangguk lalu berjalan bergandengan tangan dengan jnas, jnas langsung memeluk noera yang manja , meski noera menginjak usia dewasa ia tetap bersikap manja terhadap jnas tak kalah manjanya dengan sarjan adik laki lakinya. tapi jnas tetap menyayangi kedua sepupunya.
setelah beberapa detik mereka melepaskan pelukan rindunya " Apakah ini elif kekasih mu kak jnas ?" tanya noera.
jnas tersenyum lalu merengkuh pinggang elif. " yups ... dia istri ku noera yang artinya kakak ipar mu "
noera memandang elif lalu tersenyum " kenalkan nama ku noera kak elif, sepupu kak jnas " ucap noera sambil mengulurkan tangannya.
" senang berkenalan dengan mu noera kamu gadis yang sangat cantik dan manis " ucap elif sambil memeluk noera
" Ah kakak biasa saja, terima kasih tapi sekarang aku cemburu loh " ucap noera
elif menatap noera dan jnas, pria itu hanya mengangkat alisnya tanda tak perduli.
" maksudnya noera ??" tanya elif
" yaaah aku dari dulu berharap nikah sama kak jnas, tapi kak jnas tidak melihat ku karena aku dulu masih kecil dan manja, jadi dia tunangan sama kak aisyah dan sekarang menikah dengan kak elif " ucapnya ceplas ceplos
" Noera... !" ucap jnas sambil mengusap kepala noera dan elif hanya tertawa.
" Bukankah itu benar kak jnas ?"
" aiiiisss kamu memang manja dan selamanya menjadi adik kecil ku, juga kamu masih kecil jangan ngomong soal pernikahan , tugas mu sekarang hanya sekolah dan belajar yang rajin " ucap jnas
" kak jnas selalu gitu, nganggep noera anak lecil, tidak adil !" ucap noera sewot, membuat jnas tertawa .
" Baiklah kakak minta maaf adik kakak sekarang sudah dewasa " ucap jnas sambil merangkul pundak noera.
" sudahlah aku memaafkan mu, ayoo sekarang kita temui mama dan baba ku, mereka merindukan mu" noera tersenyum dan menarik tangan elif untuk mengikutinya.
jnas mengangguk lalu mereka berjalan meninggalkan taman milik keluarga huseyin.
di meja makan tuan huseyin beserta seluruh keluarga sedang duduk manis di meja makan, jnas menghampiri pamannya lalu memeluknya.
" Marhaban jnas anak dari saudari ku " ucap paman hasan
" marhaban paman, bagaimana kabar kalian " tanya jnas
" kami baik semua " ucap paman hasan
" kak jnas tidak peluk sarjan !" triak seorang bocah laki laki beruasia sekitar 7 tahun di seberang meja sambil mengetuk mangkok di hadapannya dengan sendok, yang membuat semua orang tertawa melihatnya.
" Tentu kakak akan memeluk mu boy " ucap jnas sambil memeluk dan mencium sarjan sepupu laki lakinya, lalu jnas menoleh ke arah bibinya dan mencium tangan bibinya yang di ikuti oleh elif di belakangnya
" apakah ini istri mu " tanya bibi sarah istri dari paman hasan.
" salam kenal bibi " ucap elif sopan
" kamu sangat cantik nak " ucap bibi sarah sambil merangkul elif dan mencium kedua pipinya
" ahhh... terima keaih bibi, bibi juga tak kalah cantik dari usia bibi " ucap elif membuat wanita setengah baya itu tertawa lepas.
setelah cukup lama mereka berbincang bincang akhirmya tuan huseyin mengajak mereka untuk segera makan bersama sambil bercanda di sore hari yang cerah di kota yordania.