Chapter 49 - irak

Tiga hari pun berlalu

Cansu dan Ozan merasa sedih akan kepulangannya Elif dan Jnas ke Irak, satu bulan Elif berlibur dengan Jnas di negara turki, banyak kenangan yang mereka dapat di negara tersebut, manis pahitnya kenangan mereka tak akan pernah mereka lupakan, enam jam perjalanan mereka ke Irak dengan pesawat, dan akhirnya Elif dan Jnas kembali menginjakkan kakinya di tanah Irak, Jnas ingin membawa Elif ke rumahnya, tapi Elif menolak karena ia akan kembali ke rumah paman ruqia, sebelum kepulangan mereka ke Irak, ruqia menghubungi Elif dia bilang sudah berada di Mosul rumah pamannya dan sedang menunggu kedatangan Elif.

Tak terasa mereka memasuki kawasan daerah Al-Hillah. sejurus kemudian rumah paman Abdullah sudah tampak, ketika mobil itu belok kanan. Taksi berhenti Di depan pagar halaman rumah paman Abdulah, di halaman rumah paman Abdullah tampak sebuah mobil hitam terparkir.

" Tampaknya paman Abdullah dan ruqia berada di rumah semua saat ini " ucap Elif

" sepertinya begitu sayang, itu bagus jadi aku tak perlu khawatir kamu sendirian di rumah ini"

Jnas menuntun Elif keluar dari taksi dan membatu mengeluarkan barang-barang Elif dari bagasi.

" Sayang kamu yakin tidak akan tinggal di rumah ku ?" Kata Jnas sekali lagi.

" tidak sayang, aku merasa tidak enak dengan keluarga paman ruqia, please jangan marah " kata Elif

" Ya sudah kalau begitu, sana gih kamu masuk, nanti malam aku akan datang kembali kesini "

" Tidak sayang, kamu pasti sangat lelah, besok pagi saja kamu ke sini, kamu harus istirahat dulu oke ?!"

" Ehhmmm oke, aku akan tidur sepanjang hari ini heheheee " Jnas mengacak-acak rambut Elif dengan kasih sayang.

" Sayang terima kasih ya atas semuanya " Elif berjinjit untuk mencium pipi Jnas karena tinggi mereka yang cukup jauh

" Baiklah, sana gih masuk, langsung istirahat oke "

" begitu juga dengan mu Jnas " kata Elif dan ia melangkah masuk ke rumah paman Abdullah, sekali lagi ia menoleh saat Jnas memanggilnya kembali

" Elif ...!"

" ehhmmm "

" I LOVE YOU " ucap Jnas sambil memegang dadanya.

" i Love you more " Elif melangkah bahagia dan ia melangkah tergesa-gesa memasuki rumah paman ruqia, Elif memencet bel beberapa kali dan pintu terbuka.

" Ya ampun Elif itukah kamu !" teriak ruqia girang

" Seperti yang kamu lihat "

" aduuuuhh aku sangat merindukan mu !" ruqia memeluk Elif dengan erat dan mengajaknya untuk masuk, di dalam berkumpul keluarga paman ruqia, mereka terkejut saat melihat Elif.

" Elif kamu sudah datang nak " bibi fatimah menghampiri Elif dan menciumnya.

" Assalamualaikum wa marhaban " sapa Elif

" Waalaikum salam " jawab semua

" wahh wahh kak Elif datang , si bungsu berlari menghampiri Elif dan memeluknya, bibi fatimah mengajak Elif untuk duduk, dan tak hentinya ruqia memeluk Elif merasa kangen sekaligus bahagia.

" bagai mana kabar mu nak ?" sapa paman Abdulllah

" baik paman, kalian semua bagaimana "

" seperti yang kamu lihat, Hahaaaa "

" oh ya aku punya oleh-oleh untuk kalian semua " Elif mengeluarkan barang-barangnya di tas, tufi sangat bahagia saat dia melihat beberapa mainan di tas Elif, Elif membagi-bagikan satu persatu oleh-oleh untuk mereka semua

"Elif kamu repot-repot membawa oleh-oleh untuk kami semua, itu tidak perlu "sela paman Abdullah

" Tidak apa-apa paman, aku senang membelinya"

" terima kasih nak" ucap paman dan bibi berbarengan, Elif hanya mengangguk dan tersenyum

" oh iya Ummu Yusuf, apakah kamu lupa memberikan teh kepada Elif, kami harus makan bersama saat ini " kata paman kepada istrinya.

" Tentu aku tidak lupa, aku masak nasi biryani lamp. dan beberapa lainnya"

bibi fatimah beranjak ke dapur menyiapkan segala hidangan untuk makan bersama, ruqia duduk di samping Elif dan Elif bercerita semua tentang liburannya di turki dengan paman Abdullah, tufi dan Yusuf mendengarkan cerita Elif.

setelah hidangan sudah tertata rapi di meja makan mereka semua menyerbu ke ruang makan, dan makan masakan enak bibi fatimah, masakan khas Irak.

di rumah Jnas

Jnas membanting pintu kamarnya dengan sangat keras, ia sangat marah dan kecewa, ia tak menyangka dengan keluarga pamannya, ia sangat marah, ia pulang ke rumah berniat untuk segera istirahat di kamarnya, tapi ia di kejutkan dengan berita dari ibunya tentang keluarga paman dan mantan tunangannya Aisyah.

Jnas benar-benar emosi, ia membanting semua barang-barang di kamarnya, sesekali ia berteriak marah.

ibunya menangis dengan sikap Jnas, ia terus mengetuk pintu Jnas sambil menangis, Tamara dan Yunus kedua adik Jnas membujuk ibunya untuk meninggalkan kamar kakak mereka.

" Ayolah mamah, kak Jnas perlu sendiri saat ini"

" tapi aku sangat khawatir dengannya Tamara" ucap mamah dalam isak tangisnya

" iya mamah begitu juga dengan kami, biarkan kakak sendiri dulu, ia sangat emosi saat ini dan sangat Lelah setelah kepulangannya dari turki, biarkan kakak sendiri dulu " kata Tamara sambil menuntun mamah ke kamarnya.

" Yunus, bilang sama kakak mu, semua bukan kehendak mamah, mamah juga sangat terkejut dan tak punya pilihan lain, mamah sangat sedih " ucap mamah

" sudahlah mamah, kita bicarakan lagi besok dengan kakak, biarkan dia istirahat dulu." Yunus memberi kode ke Tamara untuk mengajak mamah ke kamarnya.