Axel memutar DVD player-nya. alunan musik mengiringi suasana hatinya. dia membuka album abu abu kenangan yang di anggapnya paling berharga sepanjang hidupnya. ia memandangi lugu dalam selembar foto usang. foto yang diam diam dibidiknya saat Fika amelia bercanda bersama kawan kawannya. tak ada yang bisa melukis bagaimana rindunya Axel akan masa itu. Axel tersenyum sekali lagi.
" Fika..."
axel tersenyum mengamati foto itu, ia tahu persis saat setelah mengambil gambar fika, ia tak sabar untuk mencetak foto itu, axel pulang dengan seragam biru Tuanya membawa uang saku yang tak di belanjakannya di sekolah, hanya untuk bisa mencetak foto itu.
Mata axel mermain pada tulisan sekitar foto yang bertuliskan "axel dan Fika" tulisan yang sangat ingin ia tuliskan di meja Axel tetapi itu tak mungkin di lakukannya karena rasa malu, Axel selalu menahan perasaannya.
Axel membuka lembaran berikutnya , wajahnya berseri melihat hasil karya bocah kelas 2 SMP yang tak lain adalah dirinya. dulu ia mengingat bagaimana Axel dulu sangat bersemangat menempel dua buah foto terpisah dan di gabung menjadi satu, foto itu adalah Fika dan dirinya yang berseragam putih biru tua, Axel tertawa melihat Axel dulu di foto itu, anak laki laki kecil bertubuh kurus.