Fika menghela nafasnya saat ia melihat selembar foto masa lalunya
" Axel " gumamnya
Nama pria itu sangat melekat dalam ingatannya, bagaimana sikap laki laki itu terhadapnya, pria pertama yang membuat ia merasakan rasanya jatuh cinta, tapi ia tak sedikitpun mengungkapkan perasaanya, karena ia tahu pria itu hanya menganggapnya seorang adik kecil baginya.
satu tetes air mata keluar dari kelopak matanya, RINDU mungkin itulah yang ia rasakan untuk pria itu, entah ada di mana Axel sekarang sudah lima tahun dia tidak pernah mengetahui keberadaannya saat terakhir pertemuan mereka saat duduk di kelas dua SMA.
Fika meletakkan kembali selembar foto itu ke dalam laci di kamar tidurnya, ia harus bersiap siap karena ada janjian dengan kedua sahabatnya untuk melakukan tugas kelompok yang di berikan dosen tadi siang di jam kedua di kelasnya.
" kalian sudah sampai di sana ? tunggu sebentar yaa setengah jam lagi aku sampai "
Fika menutup sambungan telepon setelah mendapat jawaban dari ujung sana dari sahabatnya, Fika tersenyum senang dan menepis akan ingatan masa lalunya, ia berganti pakain dengan blouse biru dan celana jians yang senada dangan pakainnya.
Sesampainya di cafe tempat ia dan kedua sahabatnya janjian untuk melakukan tugas kampus mereka, Fika segera menuju ke meja yg sahabatnya pesan, sesaat Fika tertegun melihat seseorang yang sangat ia kenal di meja paling pojok di Cafe itu, abi kekasihnya sedang bersama dengan cewek yg sangat ia kenal dialah sepupunya sendiri.
dari kejauhan lebih tepatnya di balik vas bunga Fika melihat naura sepupunya ada di sana bersama abi sang kekasih bukan hanya itu dengan erat abi menggenggam tangan naura sambil tersenyum manis.
Fika segera menghampiri meja mereka berdua, fika harus tau alasannya kenapa mereka berdua bisa ada di satu meja dengan kekasih sambil pergegangan tangan.
" Abi aku tidak mau seperti ini terus, selalu sembunyi dari Fika, bahkan kita sudah tidur bersama buat apa menutupi lagi bukankah kamu belum melakukan itu dengannya "
" tidak bisa Naura aku mencinta Fika, kamu tau itukan? aku sayang kalian berdua, jadi diamlah jika masih ingin bersama ku " tegas Abi
Bagaikan tersambar petir Fika bergeming di tempatnya, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari pembicaraan kedua orang di hadapannya, Naura saudaranya dan juga Abi kekasihnya selama satu tahun ini. tak menyangka jika selama ini mereka bermain api di belakangnya, sungguh sakit mengetahui fakta ini, fika merasa lututnya lemas hanya untuk berdiri.
Fika ingin segara pergi dari tempat ini, Fika tak ingin mendengarkan pembicaraan mereka lagi tapi ia sulit untuk bergerak pergi dari tempat itu yang masih mendengar pembicaraan mereka berdua.
" Abi aku nggak tau kamu mencintai dia ataupun tidak, aku hanya ingin kejelesan di antara hubungan kita, kamu harus tanggung jawab kita sudah melakukannya bagaimana jika suatu saat aku hamil abi "
" Naura dari awal sudah aku katakan aku hanya cinta sama Fika, aku hanya suka kamu sayang kamu bukan cinta, mengertilah... "
" Abi tidakkah kamu pikir apa yg kamu ucapkan itu bukanlah cinta ?!"
" apa maksud kamu ?"
" kita sudah melakukannya hampir setiap hari dan itu bukan atas dasar paksaan, tapi karena aku sama kamu sama sama suka, jika kamu cinta Fika tidak mungkin dalam hubungan kalian kamu mengkhianatinya di belakangnya abi !"
" cukup Naura aku tidak mau kamu menuntut yang lebih dari ini, hanya ada Fika wanita yang aku cintai kamu hanya teman tidur ku, dan ingatlah karena kamu juga membutuhkan ini bukan "
" Tidak !! ingat Abi Fika pacaran dengan mu, sebenarnya dia tidak mencintai mu dia selalu terjebak dengan masa lalunya, dia hanya pura pura saja di hadapan mu "
" cukup naura ! " tegas abi
Fika sudah tidak kuat lagi mendengar semua ini, hatinya serasa tertampar air mata yang sudah sedari tadi ia bendung kini sudah mengalir membasahi wajah cantiknya, hatinya hancur.
tak menyangka, Naura kakak sepupunya yang sangat ia percaya berani bermain belakang dengan kekasihnya yang di mana Fika selalu curhat selalu cerita tentang kehidupannya termasuk Abi.
dan Abi, selama ini Fika selalu belajar dan berusaha untuk mencintai Abi dia selalu menyayangi Abi meski bukan cinta tapi sedikitpun Fika tidak berpikir untuk mengkhianati pria itu, ia sangat mempercayai abi apapun yg abi katakan namun abi malah mengkhianatinya, hancur sudah kepercayaan dan hati Fika.
Dia mengusap air matanya lalu menghampiri Abi dan Naura dan membuat kedua orang itu terkejut melihat kehadiran Fika.
" jadi seperti ini nyatanya kelakuan kalian di belakang ku, Abi kak Nau aku tidak menyangka kalian seperti ini mengkhianati ku ! "
Abi dan Naura terkejud dengan kehadiran Fika yang tiba tiba.
" Fika sayang i- ini tidak seperti yang kamu lihat, kami hanya kebetulan bertemu di sini, iyakan kan Nau ?" ucap abi gugup
" Cukup abi ! aku sudah mendengar dan melihat dengan mata kepala ku sendiri ! "
" Fika dengarkan penjelasan ku dulu "
" Tidak Abi kalian sudah bermain api di belakang ku dangan kakak aku sendiri aku kecewa dengan kalian berdua "
Naura hanya terdiam, dia tidak tau harus bagaimana dia bingung harus menjelaskan gimana dengan situasi seperti ini, ia tak pernah menyangka akan ketahuan seperti ini.
" kamu salah faham sayang, duduklah akan aku jelaskan semuanya " ucap abi lembut sambil menarik tangan Fika ke sisinya.
" lepaskan abi aku tidak sudi kamu pegang tangan ku aku jijik ! " triak fika sambil menepis tangan Abi
Tak jauh dari meja mereka Meli dan eva yang mendengar suara ribut ribut langsung menghampiri Fika yang sudah terlihat emosi.
" Fika kita bicara di luar tidak enak sama yang lain sayang, aku akan ngejelasin semuanya, ini tidak seperti yang kamu pikirkan " ucap Abi
Fika mengangkat satu tangan di depan wajah Abi " cukup abi, aku tidak butuh penjelasan lagi ! aku sudah mendengar semuanya dengan sangat jelas "
" Fika sayang - "
" berhenti abi, berhenti memanggil aku dengan kata itu, kita putus sekarang juga, aku tidak sudi berhubungan dengan bekas orang lain, bertanggung jawablah terhadap kak Naura "
Fika lalu menoleh ke arah Naura " dan untuk mu kak, terimakasih untuk pengkhianatan ini, aku nggak nyangka kakak aku yg aku percaya melakukan itu kepada ku, sedari kecil aku sangat percaya kak Nau aku sangat sayang kak Nau " ucapnya lirih sambil lalu pergi berlari dari hadapan semua orang yang telah menonton amarahnya.
Naura yang sadari tadi terdiam kini menatap Fika dengan mata berkaca kaca, dia merasa bersalah dan tak menduga jika hari ini perselingkuhannya dengan Abi terbongkar oleh sepupunya.
" Fika maafin kakak, aku Khilaf Fik !" ucapnya sambil berlari mengejar langkah Fika.
" berhenti jangan ikuti aku ! aku ingin sendiri kak " triak gadis itu
Naura yang sangat merasa bersalah terus mengejar Fika, ia di cegat oleh kedua sahabat Fika untuk tidak mengikuti langkah Fika keluar dari cafe.