Fika terus berlari menjauh ia ingin sendiri, kini hatinya hancur harapannya hancur
Abi irawan pria yang sangat lembut dan sangat memperlakukan Fika dengan sangat baik yang telah menjadi pacarnya selama dua tahun terakhir ini, benar benar telah mengkhianati dirinya, dia tidak menyangka dengan pengkhianatan Abi, meski Fika tidak mencintai Abi seperti ia mencintai Axel tapi abi telah banyak merubah hidupnya.
Fika dengan sekuat tenaga selalu berusaha untuk mencintai Abi dan melupakan Axel, Fika sangat menyayangi abi tidak ada sedikitpun dalam hatinya untuk mengkhianati Abi, tapi pria itu bermain api di belakangnya dengan kakak sepupunya sendiri, Fika menangis hatinya hancur.
" Kak Axel .... "
Entah tiba tiba nama itu terbersit dalam kepalanya, kenapa harus Axel yang Fika ingat ketika dirinya sedang hancur, bahkan mungkin pria itu sudah lupa dengan dirinya, Fika rindu pria itu saat memeluk dirinya ketika sedang rapuh, Fika tidak memiliki siapa siapa lagi untuk berbagi keluh kesahnya, karena sahabatnya dulu telah pergi saat dirinya memilih untuk dekat dengan pria yang bernama Axel.
yaahh... dia telah meninggal kan sahabatnya dan membiarkan sahabatnya pergi dari hidupnya demi bisa bersama Axel, kini dia telah tidak memiliki siapa siapa lagi di sisinya, hanya Naura dan Abi yang sangat dia percaya selama ini, tapi mereka berdua telah menghancurkan segalanya
gadis bersuray hitam itu terduduk sambil menangis sambil memandangi sekali lagi tempat pengkhianatan orang yang di sayanginya hatinya hancur. Ia bangun dan berjalan menjauh dari tempat itu, meninggalkan kesedihan yang mendalam di hatinya.
" Fika maukah kamu jadi kekasih ku jadi pacar ku " ucap abi lalu... " ayo buat diri kita semakin menjadi dekat untuk lebih saling mengenal " ucap abi pasti. Abi adalah kakak kelas Fika di kampus, mereka bertemu saat fika memulai masuk awal kampus, saat itu abi sudah di akhir tahun di kampus. tapi abi baru menyatakan perasaannya setelah dia baru lulus kuliah tepat 1 tahun berteman dengan fika.
Fika terdiam dia merasa bimbang sekaligus senang, Abi pria yang sangat baik semua cewek di kampus fika banyak yang mengidolakan sosok Abi, Fikalah yang beruntung karena hanya dirinyalah yang dekat dengan abi dan mendapat perhatian lebih dari abi, tapi hati fika masih bimbang karena hatinya masih untuk pria di masa lalunya.
Fika hanya terdiam dan tak menentu sorot matanya menunjukkan keterkejutannya. Fika bukan tidak tahu kalau abi menaruh hati kepadanya selama ini, dari sikap yang tak wajar selama mereka saling mengenal bisa di gambarkan, dari perhatian perhatiannya, dari sikap berbicara dan melindunginya, selama itu perjalan pun bukan fika tidak peka akan sikap abi padanya, bahkan fika mulai merasa nyaman dan percaya pada abi. hanya saja fika tak mau percaya diri atas sikap dan perhatian abi, hanya saja fika tak mau ambil resiko kalau sampaj kedekatan mereka tak lebih hanya teman biasanya, namun apa yang sekarang terjadi di luar nalarnya dia masih diam, masih bingun harus berkata apa.
" kenapa diam saja ? apa ada yang dengan ucapan fik ?" ucap abi sambil mengelus pucuk kepala gadis di hadapannya. Fika sedikit terkejut dan menatap dalam pada matanya.
" apa kamu tidak suka pada ku fika .? atau kamu sudah memiliki kekasih sekarang ?" ucapnya lagi. fika sedikit bingun bagaimana berbicara dan menjelaskannya.
" kalau kamu sudah- " ucap abi terpotong oleh fika yang sudah mulai berbicara.
" tidak abi !" ucap fika cepat " aku tidak memiliki kekasih dan a... aku ! " ucapnya gugup
" dan belum bisa melupakan masa lalumu bukan kah begitu fika " ucap abi melanjutkan perkataan fika, dia tersenyum dan sedikit kecewa. fika hanya terdiam karena hati dan pikirannya bingung harus ngomong apa. namun dengan canggung abi menarik tangan fika dengan lembut " Baiklah pasti kamu bingungkan .? aku siap menunggu mu fika ayo kita coba menjalin hubungan akan aku buat kamu melupakan masa lalu mu " ucapnya sambil mengusap kepala fika dengan lembut.
" Abi maafkan aku, a-aku " ucapan fika terpotong karena abi menutup mulut fika dengan telunjuknya.
" Ssssssstt jangan jawab sekarang, kamu pikirkan fika dengan apa yang aku ucapkan, aku akan selalu menerima mu, buatlah keputusan yang tak mengecewakan ku, aku mau besok kita bertemu lagi di sini di taman ini dan aku menunggu jawabanmu " katanya sambil tetsenyum manis. dua mata itu saling menatap ada kelembutan di mata abi.
" Ayo aku antar kamu pulang sekarang, tidak baik gadis cantik seperti mu pulang sendiri meski jalanan ramai ke kosan mu " ucapnya sambil tertawa renyah, kedipan di mata abi membuat hati fika tersadar dan tersipu malu. fika mengangguk tersenyum setuju.
mereka berjalan pulang dengan santai di jalan taman kota yang ramai, karena rumah kosan fika tidak jauh dari kafe dan taman tempat biasa abi dan fika bertemu.
Di mulai saat itu hubungan kasih mereka terjalin, fika merasa nyaman berada dalam perhatian abi kebersamaan mereka mulai bisa membuat fika lupa dengan masa lalunya, Abi lelaki yang pengertian dan melindungi sungguh menyenangkan selama lebih dekat fika merasakan kenyamanan layaknya se orang kekasih, Fika memperkenalkan abi ke seluruh keluarga fika juga dengan dengan kakak sepupunya Naura.
Fika kembali tersadar ke alam sadarnya, menghembuskan nafasnya perlahan... menyika air matanya yang terus setia mengalir ke pipinya, tangan fika meraba dadanya terasa sakit seperti sebuah paku menancap di dadanya. PERIH