Chapter 111 - Kebohongan Yuki

Selama beberapa saat Wataru harus menghadapi para ibu-ibu yang sibuk bergosip dan sangat heboh dengan acara makan-makan itu.

Ketika hampir tiba waktu makan malam, mereka satu per satu akhirnya berniat untuk pamit dengan wajah tidak rela.

"Sayang sekali kita harus pulang, ya?" ucap Saeko si rambut kribo, memegang pipinya yang bulat, mata kehilangan semangat.

"Kalian ini, jangan bilang hal yang bikin hati sedih begitu. Bagaimanapun hari ini mata kita sudah disuguhi pemandangan indah, bukan? Ohohoho!" tawa Rea si pemilik rumah, punggung tangan menutupi mulut.

Para ibu-ibu itu sibuk bercakap-cakap satu sama lain memuji fisik wataru, dan ini membuat pria muda yang satu-satunya di ruangana itu menjadi gelap.

Duduk di kursi tamu dengan kedua bahu melemas.

Dia memang mendapat informasi mengenai Misaki dan keluarganya, tapi masih sangat sedikit. Malahan membuatnya makin bertanya-tanya siapa sebenarnya Misaki.

"Aku pikir, ya, kamu sebaiknya bukan salah satu pacar anak kembar itu. Mereka terlalu muda untukm," celutuk salah satu ibu-ibu itu, namanya Homi.

"Hei, Homi, kamu bicara apa?!" tegurr Saeko.

"Kau tidak mengerti maksudku? Lihatlah dia, aku tahu dia ini tampan, tapi dia sama sekali tidak punya pekerjaan. Tampan saja tidak cukup, tidak bisa bikin perut kenyang. Lagipula, sepertinya umur mereka terlalu jauh. Apakah itu baik?"

"Kau ini memujinya atau menghinanya? Aku tahu putrimu jomblo, tapi jangan seret orang lain juga, dong!" Azami menatapnya datar, matanya sini.

Rea Si pemilik rumah langsung menegur mereka dalam bisik-bisik kelompok, menatap punggung Wataru yang kini tengah berdiri di depan jendela kaca besar menunggu kedatangan adik Misaki.

"Apa kalian tahu? Sewaktu aku bertemu dengannya pertama kali beberapa saat lalu, dia menunjukkan profil Yuki-chan padaku!"

Mereka yang mendengarnya terhenyak kaget.

"Aku tahu dia tampan, tapi penampilannya sedikit agak gimana, ya?"

Rea tampak ingin memprovokasi mereka.

Di belakang Wataru, mereka sibuk bergosip dengan begitu jelas, padahal katanya sudah mau pamitan untuk mempersiapkan makan malam keluarga, tapi kenapa mereka masih berdiri di sana dan berkumpul bergosip yang tidak-tidak?

Sebelah kening Wataru bergerak-gerak menahan rasa kesal. Semakin lama, semakin jelas dan aneh-aneh saja pembicaraan mereka.

"Aku masih di sini! Apa kalian tidak punya pekerjaan lain?!"

Wataru tiba-tiba berbalik, tampangnya sangat kesal dengan menggigit gigi kesal.

Mereka terkejut saling peluk, syok, saling menatap ke arah yang sama.

Rea, perempuan pemilik rumah ini mulai lagi dengan ucapannya yang menuduhnya sebagai penjual anak-anak perempuan dan menyinggung soal hutang keluarga Misaki.

"Aku punya kartu identitas, dan aku bukan penjahat! Jika kalian tidak bisa berbicara yang baik-baik, lebih baik tutup mulut saja kalian itu!" koar Wataru galak, wajah tampannya terlihat sangat menawan dan begitu tegas.

Ini bukannya membuat para ibu-ibu itu malah ketakutan, malah melorot bersamaan ke lantai karena terpesona dengan kharisma pria muda itu.

"Ah~ kenapa dia begitu tampan?"

"Anak muda ini, sebenarnya apa hubungannya dengan keluarga Fujihara yang aneh itu, sih?"

"Kenapa dia harus pengangguran? Dari segi penampilan dia sangat cocok dengan putriku yang jomblo itu."

"Kalian ini, mau enaknya saja, aku duluan yang menemukannya."

Seketika Wataru seolah mendengar bunyi anak anjing halusinasi di belakang.

Hatinya melonjak kesal!

Menemukan?

Kata-kata macam apa itu?

Mata terpejam dengan kepalan tangan dikuatkan.

"Apa-apaan, kalian ini?" geram Wataru, dada sudah seperti mau meledak saja.

Kesal karena merasa dipermainkan, Wataru meraih barang-barangnya dan hendak keluar dari rumah itu.

"Tunggu! Tunggu! Jangan marah begitu! Kami hanya mengagumi keindahan ciptaan Sang Pencipta. Apakah itu salah?" Rea langsung menahan lengan Wataru yang sudah mulai meninggalkan ruang tamu.

Ibu-ibu yang ada di sana, berjalan menghampirinya dan juga ikut-ikutan menahannya.

"Jangan sensitif begitu. Kami sangat senang mendapat pemandang segar seperti hari ini. Sayang sekali harus berpisah sekarang."

"Benar. Kapan lagi bisa berkumpul ditemani cowok ganteng sepertimu! Semua makanan terasa jadi lebih nikmat!"

AHAHAHAHA!

Mereka semua tertawa terbahak-bahak.

Namun, hati Wataru makin panas mendengarnya.

Dia bukan seorang host!

---------------

*host: penghibur yang menenami para tamu untuk minum di sebuah bar atau klub khusus, biasanya harga minuman per botolnya sangat mahal. Penampilan mereka biasanya cantik dan tampan.

---------------

Makin kesal saja, Wataru, melepas kasar lengannya dari tangan wanita itu, dan berkata dengan suara serius dan dalam.

"Saya kemari untuk memberitahu keluarga Fujihara yang sedang sakit. Tapi, sepertinya sama sekali tidak membantu. Terima kasih atas undangannya."

Wataru menahan amarahnya, memberi hormat dengan membungkuk sopan.

Dia sedang berada di daerah lain, sebaiknya tidak membuat masalah. Lagi pula, tujuannya kemari adalah agar memberitahu dan mencari tahu soal Misaki.

Para wanita itu terdiam, lalu berdeham hampir bersamaan, mulai merasa tidak enak hati.

"Apa kau sungguh ingin bertemu dengan keluarga itu?" tanya Saeko, tampaknya mulai waras dalam berbicara.

"Ya," jawab Wataru tegas.

Mereka saling pandang, lalu tampak mulai sedikit merasa bersalah.

Sedari tadi mereka saling berpesta dan menikmati sajian yang ada, bergurau dan berbincang banyak hal. Dipikirnya Wataru hanya ingin bertemu dengan keluarga itu dengan cara yang berlebihan."

"Saya akan menunggu di rumah mereka saja," Wataru membungkuk sekali lagi, dan ini membuat Rea salah tingkah dan tidak enak hati.

Ketika Wataru hendak berbalik, sebuah suara ceria dan manis terdengar.

"Wuah! Ada apa ini? Apakah hari ini ada rapat kompleks mendadak?"

"Yuki-chan?!" seru Rea dengan nada kaget yang tinggi dan berat.

Wataru spontan berbalik.

Senyuman manis dari anak feminim berambut pendek menyambutnya, ia masih memakai seragam sekolah. Kedua tangannya memegang kantong plastik besar.

"Apa kau adik Misaki?" tanya Wataru tanpa basa-basi.

"Eng, ya. Ada apa dengan kakak?"

Yuki tampak gagap saat menjawabnya, dan merasa tidak nyaman dengan tatapan penasaran para ibu-ibu kompleks di belakang Wataru.

"Ah! Yuki-chan! Tidak biasanya kau pulang begitu telat! Dia ini katanya adalah tetangga apartemen kakakmu dan ingin bertemu dengan kalian. Aku tidak tahu kalau kalian punya kakak lainnya. Kenapa bisa tidak tahu, ya?"

Rea berbicara dengan nada aneh, mata melirik ke arah ibu-ibu lainnya seolah memberi kode, tapi sepertinya mereka sungkan untuk bergosip di depan Yuki.

Yuki adalah anak perempuan yang terlihat murni dan feminim. Pembawaannya lembut dan halus meski berambut pendek.

Anak perempuan ini tampak sedikit kebingungan dan berkeringat dingin harus menjawab apa, tapi dengan cepat dia membalasnya dengan senyuman manis miliknya, kepala dimiringkan dengan ekspresi ceria di wajahnya. Mata melengkung seperti ulat bulu yang menggemaskan.

"Dia adalah kakak angkat kami. Sudah dianggap sebagai keluarga sendiri dan meminjam nama keluarga kami. Pengurusan data keluarga sedikit bermasalah dan belum selesai sampai saat ini. Jadi, tentu tidak ada yang tahu ."

Mereka yang ada di sana terdiam mendengarnya.

Wataru yang mendengar ini malah merasa aneh, kening saling bertaut. Mengurungkan niat untuk menanggapinya. Gelagat Yuki terlihat aneh di matanya.

"Ooh.... pantas saja kalau begitu...." ucap Rea berbisik pelan, matanya terlihat bingung.

Yang lainnya bisik-bisik pelan, saling pandang dan merasa bersalah.

"Apa benar Anda adalah tetangga kakak?"

Yuki tampak serius.

"Ya. Apa kita bisa bicara empat mata di rumahmu?"

Yuki mengedipkan mata melihatnya.

***

PEMENANG GIVEAWAY SSP BERUPA NOVEL NCHEET NCA ADA DI BAB BERIKUTNYA, YA, GUYS!

OTW YES!

===========================

*Catatan Spesial Tiap Bab

Novel saya SAINGAN SANG PLAYBOY adalah novel GRATIS, ya, guys!

KALIAN TIDAK PERLU BELI KOIN DAN BUKA GEMBOK UNTUK BACA INI!

Resminya yang gratis hanya bisa dibaca di platform WEB**NOVEL sampai bab tertentu ( sudah ada 109 bab per tanggal 9 September 2020), karena saya ngambek update akibat kena bajak oleh aplikasi palsu yang melakukan scrapping/webmirroring pada novel saya ini, makanya blum ada bab baru sejauh ini.

WEB**NOVEL (buka tanda ** untuk tahu nama asli aplikasinya, karena saya sensor), merupakan rumah pertama lahirnya novel saya SAINGAN SANG PLAYBOY alias SSP ini.

Jika para pembaca menemukan SSP digembok di aplikasi lain dan nama aplikasinya bukan WEB**NOVEL di playstore, maka itu adalah aplikasi bajakan alias palsu.

Kasus ini saya jelaskan di bab 109, ya!

Kalaupun jika saya ingin kontrakkan SSP alias gembok, maka kemungkinan hanya bisa ditemukan di DREA**ME (buka tanda ** untuk tahu nama asli aplikasinya, karena saya sensor).

Itu pun saya masih pikir-pikir selama SSP belum tamat.

Apa artinya? SSP mungkin akan gratis SELAMANYA DI INTERNET, dan saya akan jual cetaknya aja secara pribadi.

Untuk pembaca ireading atau aplikasi bajakan lainnya, kalian pindah ke WEB**NOVEL saja.

Di sana lebih murah dan banyak gratisannya, lebih hemat buat kantong kalian dan ada komunitasnya di facebook.

Kalian bisa juga save dan baca offline di WEB**NOVEL, jadi hemat kuota. Nggak kayak di aplikasi bajakan atau palsu, harus punya kuota dan nggak bisa dibaca offline.

P. S

Catatan penulis ini sengaja saja taruh di setiap bab untuk jaga-jaga kena bajak lagi dan infonya ikut tercopy ke sana agar bisa dibaca oleh pembaca yang terjebak di aplikasi bajakan/webmirroring/scrapping WEB**NOVEL di mana pun mereka berada.

Kalian bisa cari di playstore dengan mengetik "webnovel", yang diterbitkan/dipublikasikan atas nama Cloudary.

Selain daripada itu tentu saja adalah aplikasi ilegal.

Udah mahal, nggak bisa sapa penulisnya pula.

AYO, PINDAH KE WEB**NOVEL!!

Selain di sana sumber asli SSP, novel lain juga ada di sana dan updatenya lebih teratur, ya!

Sampai jumpa di aplikasi resmi dan legal!^^