Esok harinya, sepanjang sore hari pikiran Wataru sangat kacau.
Kejadian semalam yang tak pernah diduganya sama sekali masih menghantuinya.
Ia teringat jelas saat pertengkaran mereka berdua di depan pintu apartemen beberapa saat lalu, waktu itu ia hanya berniat menggodanya semata, membuatnya marah hingga hatinya merasa puas.
Tapi....
Semalam?
Apa itu?
Wataru duduk di meja dapur, penampilannya sangat berantakan dengan jeans hitam dan kemeja putih lengan panjang yang digulung, rapat dadakan pagi ini tak bisa tak dihadirinya hingga mau tak mau ia harus kembali memakai 'seragam tahanan'-nya dan menjadi orang yang dibencinya di hadapan semua dewan komisaris dan pemegang saham.
Seperti yang diduganya beberapa bulan lalu, saham baru yang dikeluarkan oleh bagian retail mengalami kemerosotan di bursa saham. Ia memang dewa bisnis Asia Timur, namun masih belum punya hak resmi penuh di perusahaan ayahnya sebagai penerus sah, jadi menginterupsi mereka pun seolah berbicara pada angin lalu. Sebagian dari mereka masih tak mengakui kemampuan dan kelayakan dirinya sebagai penerus Miyamoto.
Gelar dewa bisnis belum cukup? Apalagi maunya sampai ia puas menyiksaku? batin Wataru dengan perasaan geram.
Kata-kata ayahnya beberapa tahun lalu kembali terngiang di kepalanya. Hatinya meringis mengingat pertengkaran mereka di mana ia berakhir dengan kekalahan mutlak tanpa bisa mempertahankan diri lebih jauh.
Konsultan Miyamoto Group? Yang benar saja! Ia merasa dirinya lebih tepat disebut sebagai 'tukang bersih-bersih' atau 'tukang pukul' Miyamoto Group. Segala masalah dilimpahkan padanya untuk dibereskan! Belum selesai satu, muncul masalah baru. Begitu setiap hari semenjak ia dijadikan sebagai perencana strategis di usia yang begitu muda!
Di usianya yang menyentuh 10 tahun pun, ia masih berkutat dengan urusan keuangan sampai muak melihat angka-angka laporan yang masuk hampir setiap 3 jam sekali! Itu sampai membuat tubuhnya ambruk karena kelelahan hebat! Jika ayahnya adalah orang baik seperti yang selalu media beritakan selama bertahun-tahun ini, harusnya anak umur 10 tahun tak dipaksa bekerja melebihi batas kemampuannya dengan alasan melatih keahliannya demi kebaikan perusahaan dan para pekerjanya!
Pria brengs*k itu lebih memilih perusahaannya dan orang lain ketimbang anaknya sendiri? Tidak heran ia dengan tega mempermainkan perasaan banyak orang sesuka hatinya!
"Berengs*k!"
Di tangannya tergenggam segelas kopi pekat yang isinya sudah diminum separuh, tanpa peringatan dilemparnya ke arah dinding, pecah berantakan dengan noda kopi melekat di sana.
Orang-orang yang hadir di rapat hari ini, matanya terlihat begitu jelas gampang tersilau oleh uang. Hanya karena saham blue chip dan terjamin oleh Miyamoto Group, dengan gampangnya mereka mengeluarkan saham baru demi menarik dana segar dan menambah citra? Konyol!
Mereka bahkan tidak mempertimbangkan pemain baru yang masuk di ranah bisnis itu! Untuk apa mereka belajar bisnis jika analisis SWOT* saja mereka abaikan?
________
*Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Sebuah perusahaan retail baru yang melejit tinggi hanya kurang dari dua tahun? Dan hampir menyaingi setengah aset retail milik Miyamoto Group? Ada yang tidak beres! Trik licik apa yang mereka gunakan? Apa hal itu ada kaitannya dengan rumor yang menerpa beberapa cabang retail mereka belakangan ini? Meski situasi politik dan kebijakan luar negeri memberikan efek lumayan besar pada pergerakan saham, tapi ada yang aneh dengan pertumbuhan perusahaan baru itu.
Pikiran Wataru penuh, ia tak bisa berpikir jernih. Detik itu juga ia membuang semua hal rumit dari kepalanya. Matanya melirik cepat ke arah Misaki, sorot mata penuh amarah itu kini perlahan berubah sendu.
Masalah yang lebih penting dari Miyamoto Group ada di depan matanya saat ini!
Perempuan itu belum bangun juga. Benar-benar tidak masuk akal!
Apa ia memang keterlaluan padanya? Tapi, mencekiknya seperti saat itu seharusnya tidak akan sampai membuatnya tak sadarkan diri separah ini, kan? Atau Misaki saja yang terlalu lemah?
Rasa bersalah menyerang relung hatinya, tapi segera ditampik dengan logika yang keras.
Ia tak bersalah sama sekali! Tidak!
Diagnosis Shiori, kakak keduanya yang seorang dokter lebih masuk akal di telinganya.
Wataru memperbaiki posisi duduknya, meraih laptop di depannya dan mengetik kalimat di mesin telusur: cara agar demam seseorang berhenti dengan cepat.
Dengan perasaan ragu-ragu, ia menekan tombol 'enter'. Hasil pencariannya pun keluar. Ada banyak macam yang terlihat di layar, ia pun mengklik sebuah forum di link pertama.
Lelaki itu membaca cepat beberapa komentar netizen, mulai dari orang biasa sampai dokter sekalipun.
Meski perempuan itu tidak dalam keadaan gawat, namun demamnya masih sesekali menghampirinya. Dan ini membuat Wataru gelisah. Penyakit aneh macam apa yang diderita perempuan itu?
[Kalau demam, ya, tinggal kompres saja dengan air dingin!]
[Aku dengar jika menggunakan air hangat malah lebih manjur!]
Wataru membaca perdebatan tentang air dingin dan air hangat tersebut selama beberapa menit, ia terlihat kesal. Menurutnya, semua itu tergantung kondisi pasien juga.
Pointer diarahkan pada percakapan di link angka terjauh, dan ia berhenti saat membaca semua kalimat yang membuatnya tergelitik.
[Cium saja! Pacarku menciumku saat aku demam karena pilek! Esoknya dia yang sakit dan aku yang sembuh! Perempuan itu membuat hatiku luluh! Katanya ia sengaja melakukannya demi diriku! Tak tega melihatku menderita! Sangat romantis, bukan? Aku memang beruntung! Hahaha!]
Hati Wataru tiba-tiba menjadi panas. Ada rasa ketidaksukaan dan benci dengan komentar lelaki dengan akun bernama 'Ishidaka Sang Pria Beruntung'.
Logika macam apa itu? Jelas ia akan sembuh setelah virusnya pindah ke orang lain!
Ishidaka?
Wataru merapatkan rahangnya kuat-kuat.
Ishida? Ishida? ISHIDA? Jangan-jangan sumber psikosomatis Misaki adalah pria itu? pekiknya dengan perasaan benci membuncah di dadanya.
Suasana hatinya kini berantakan! Hari yang sungguh sial!
Tangan kanan lelaki itu menutup laptopnya dengan kasar hingga terdengar bunyi 'blam' yang cukup keras.
Dengan langkah cepat dan hati dipenuhi ketidaksabaran ia berteriak marah pada Misaki, "sampai kapan kau mau tidur, hah? Apa kau juga akting saat ini? Pura-pura tak sadarkan diri agar menarik simpatiku?"
Kedua tangannya mengguncang bahu Misaki, tapi perempuan itu tak memberikan reaksi yang diharapkannya.
Ia menggertakkan gigi, darah seolah naik ke kepalanya.
"Apa kau benar-benar menggoda pria kaya dengan penuh totalitas seperti ini? Bangun! KUBILANG BANGUN, MISAKI! BERHENTI BERPURA-PURA!!!"
Sekali lagi, ia mengguncang tubuh perempuan itu, tapi kepalanya hanya tergolek lemah di atas bantal. Dadanya yang naik turun teratur mengindikasikan ia masih hidup dan bernapas.
Wataru menghempaskan tubuh Misaki dengan kasar, mendecak kesal.