Ruangan itu sunyi.
Pun tak ada suara dari tetangganya itu. Ditebaknya, mungkin lelaki itu pergi jauh-jauh menghindar darinya.
"Seenaknya saja mengatai orang amnesia…" bisiknya serak, air matanya menuruni kedua pipinya. Bibirnya masih saja bergetar hebat.
Sebenarnya, ia tak mempermasalahkan kata 'amnesia' itu, hanya saja jika hal itu keluar dari mulut Si playboy, ia seolah seperti dicabik-cabik. Ngeri sekali jika sampai masa lalu menyedihkan dan kelamnya diketahui Toshio. Seumur hidup, pastinya akan jadi bahan lelucon tiada habis.
Playboy itu berkata dia alergi padanya, lalu apa yang akan dikatakannya nanti jika tahu masa lalunya? Kotor? Menjijikkan? Sampah yang lebih dari sampah? Perlakuan Toshio yang dianggapnya akting saja itu membuat dirinya seperti makhluk yang hina sekali.
Ia pun tak bisa memutus kontrak begitu saja. Tabungannya sudah defisit jauh sekali, sementara biaya rumah sakit harus dibayar lagi bulan depan. Royalti pun masih lima bulan lagi diterimanya.
"Ayah… berat sekali hidup ini. Aku tak sanggup… ingin menghilang saja rasanya…" ia menyeka lelehan air matanya dengan punggung tangan.
Ponselnya berbunyi.
Diraihnya dengan ogah-ogahan, dan berusaha menahan isak tangis.
"Halo?"
"Misaki-chan? Ini mama. Telepon mama dicuri orang. Jadi terpaksa pinjam punya tetangga. Kau baik-baik saja? Perasaan ibu tidak enak akhir-akhir ini."
Rasanya tenggorokannya seolah diganjal sesuatu. Perutnya bergejolak hebat. Insting alami seorang perempuan itu memang luar biasa!
"Ya." Suaranya nyaris berupa jeritan, ia berdehem sekali dan tertawa kering. "Aku agak pilek. Tapi sudah mendingan." Hidungnya ditekan sehingga terdengar sengau. Keceriaan palsunya seperti cakar binatang yang mencabik-cabiknya dari dalam.
"Ah… Mama khawatir sekali. Jangan bekerja terlalu keras. Kau tahu, kan, kalau firasat mama selalu benar. Entah kenapa akhir-akhir ini mama sering kepikiran kamu. Apa karena belum datang berkunjung lagi setelah sekian lama? Mama jadi tidak bisa tahu kondisimu."
"Aku akan datang minggu depan, Ma. Mungkin bersama Eikichi."
"APA?" nada suaranya naik satu oktaf. "Kau bilang Eikichi? Sarutobi Eikichi?"
"Iya, Ma. Aku bertemu dengannya kemarin."
Mereka berdua terdiam.
"Bagaimana keadaanmu, Misaki? Apa kau masih punya suplai obat penenang?"
Lama baru dijawab, senyum perih terlihat di wajahnya. "Aku baik-baik saja, Ma. Semua aman terkendali. Sudah lama aku berhenti mengkonsumsinya, kok."
"Tolong kunjungi dokter Shin meski hanya sekali." Ibu Misaki terdiam. "Sejauh ini tak ada yang tahu tentang jati dirimu yang sebenarnya, kan?"
"Akan aku lihat jadwal kerjaku. Dan tak ada. Tak ada yang tahu. Aku tetap membatasi diriku dalam bergaul. Tenang saja."
"Misaki… Mama takut jika jati dirimu diketahui orang lain… khususnya mereka di masa lalu…"
"Tak akan ada yang tahu. Aku jamin itu. Eikichi juga mengerti hal ini sebelum ke luar negeri. Penampilanku juga jauh sekali dari yang dulu, dan hanya orang terdekat seperti Eikichi saja yang
bisa mengenaliku."
"Anak itu… kenapa mesti pergi saat kau mengalami hal berat sendirian? "
"Itu bukan salah Eikichi. Lagi pula itu bukan tanggung jawabnya. Aku bukan siapa-siapanya Eikichi. Hanya teman masa kecil. Jangan berlebihan. Kasihan dia."
Ibunya menghela napas panjang. "Betul. Kasihan sekali dia. Malang sekali nasibnya."
"Kok, malang, sih?"
"Sudahlah. Lupakan saja. Eikichi anak yang baik. Pastikan kau datang bersamanya saat menjenguk nanti."
"Baiklah."
Setelah cukup yakin Misaki baik-baik saja. Telepon ditutup.
Firasat mamanya selalu benar.
Apakah akan ada masalah besar yang akan menimpanya kelak? Penyesalan layaknya anak panah yang dilepaskan seketika menghantamnya untuk membantu lelaki itu.
Ke acara resmi, artinya akan ada banyak orang. Bagaimana jika ada yang mampu mengenalinya? Memikirkannya saja membuatnya lemas.
Fujihara Misaki.
Itu bukan nama aslinya.
Setelah tragedi di SMA dan keluarganya mendapat kesialan tiada henti, ia memutuskan mengubur semuanya, termasuk mengganti namanya. Ia tak ingin masa lalunya diketahui orang lain, bukan hanya karena itu aib yang pernah membuatnya hampir mengakhiri hidupnya sendiri, tapi jika sampai ketahuan, keluarganya bisa jadi bulan-bulanan orang yang tak berperasaan dan tak berotak.
Alasan kuat inilah yang membuatnya jadi seperti hikikomori, lari dan bersembunyi. Sejauh mungkin dari keramaian, dan kedatangan Toshio dalam hidupnya menjangkaunya dari sudut yang gelap, membuat dirinya nyaris lupa diri oleh kilauan dan hiruk pikuk dunia lelaki itu yang penuh keberuntungan.
Tangannya merogoh saku, mengeluarkan sebuah kartu nama.
"Halo?" jawab suara lembut dan seksi di seberang sana.
"Miyamoto-san? Ini aku Fujihara Misaki."
"Ah! Fujihara-san! Ada apa meneleponku? Apa adik bandelku sudah pulang ke apartemennya?"
"Sebelum itu, apa aku bisa minta tolong?"
"Menarik. Kau pintar juga tawar-menawar rupanya."
-----------
*Catatan Penulis
Halo!
NatsuHika di sini!^^
Novel saya SAINGAN SANG PLAYBOY adalah novel GRATIS, ya, guys!
KALIAN TIDAK PERLU BELI KOIN DAN BUKA GEMBOK UNTUK BACA INI!
Resminya yang gratis hanya bisa dibaca di platform WEB**NOVEL sampai bab tertentu ( sudah ada 109 bab per tanggal 9 September 2020), karena saya ngambek update akibat kena bajak oleh aplikasi palsu yang melakukan srapping/webmirroring pada novel saya ini, makanya blum ada bab baru sejauh ini.
WEB**NOVEL (buka tanda ** untuk tahu nama asli aplikasinya, karena saya sensor), merupakan rumah pertama lahirnya novel saya SAINGAN SANG PLAYBOY alias SSP ini.
Jika para pembaca menemukan SSP digembok di aplikasi lain dan nama aplikasinya bukan WEB**NOVEL di playstore, maka itu adalah aplikasi bajakan alias palsu.
Kasus ini saya jelaskan di bab 109, ya!
Kalaupun jika saya ingin kontrakkan SSP alias gembok, maka kemungkinan hanya bisa ditemukan di DREA**ME (buka tanda ** untuk tahu nama asli aplikasinya, karena saya sensor).
Itu pun saya masih pikir-pikir selama SSP belum tamat.
Apa artinya? SSP mungkin akan gratis SELAMANYA DI INTERNET, dan saya akan jual cetaknya aja secara pribadi.
Untuk pembaca ireading atau aplikasi bajakan lainnya, kalian pindah ke WEB**NOVEL saja.
Di sana lebih murah dan banyak gratisannya, lebih hemat buat kantong kalian dan ada komunitasnya di facebook.
Kalian bisa juga save dan baca offline di WEB**NOVEL, jadi hemat kuota. Nggak kayak di aplikasi bajakan atau palsu, harus punya kuota dan nggak bisa dibaca offline.
P. S
Catatan penulis ini sengaja saja taruh di setiap bab untuk jaga-jaga kena bajak lagi dan infonya ikut tercopy ke sana agar bisa dibaca oleh pembaca yang terjebak di aplikasi bajakan/webmirroring/scapping WEB**NOVEL di mana pun mereka berada.
Kalian bisa cari di playstore dengan mengetik "webnovel", yang diterbitkan/dipublikasikan atas nama Cloudary.
Selain daripada itu tentu saja adalah aplikasi ilegal.
Udah mahal, nggak bisa sapa penulisnya pula.
AYO, PINDAH KE WEB**NOVEL!!
Selain di sana sumber asli SSP, novel lain juga ada di sana dan updatenya lebih teratur, ya!
Sampai jumpa di aplikasi resmi dan legal!^^