Chereads / My CEO's Heart / Chapter 6 - CEO -5-

Chapter 6 - CEO -5-

Hanya butuh watu seminggu, kondisi David sudah pulih seperti sedia kala. Untungnya luka yang disebabkan dari pemukulan tersebut hanyalah luka luar sehingga dapat pulih dengan cepat.

Di depan cermin di kamarnya David memandangi luka yang membekas di bagian dadanya. Stu luka itu belum hilang dan kemungkinan akan tetap membekas. David hanya memandangi tubuhnya yang berbentuk six pack tersebut dan kemudian menyentuh luka berbekas tersebut. Di pelipisnya masih ada bekas luka jahitan kecil.

Dalam hatinya tentu masih ada dendam akan perbuatan yang dilakukan Raymond. Pada hari itu, setelah Jessica menceritakan pertemuannya dengan David, Raymond diam-diam menghubungi David dan menantangnya untuk menemuinya. David merasa tertantang, sayangnya Raymond memang sengaja ingin menjebak David sehingga ia menyuruh David pergi sendiri dan tidak membawa HP maupun identitas diri. Raymond sendiri menyuruh anak buahnya memukuli David dengan masih memakai perhitungan untuk tidak membuatnya sampai patah tulang.

David sebenarnya juga tidak sebodoh itu dengan pergi benar-benar tangan hampa, ia menyuruh supirnya agar datang ke tempat itu kembali setelah satu jam pertemuannya dengan Raymond namun David yang akhirnya babak belur malah lebih dahulu diselamatkan oleh seorang gadis, Charice.

David sendiri masih mencari tahu mengenai siapa gadis yang menolongnya. Ia masih sangat penasaran dengan gadis misterius itu. Ia yakin gadis yang menyelamatkannya bukanlah gadis yang hanya kebetulan lewat.

Ia berencana pergi ke Dismass karena ingin mengikuti tender project di Dismass yang sedang akan membangun gedung baru. Sebagai perusahaan alumunium yang besar, Samkyung tentu mendapat undangan dari Dismass mengenai tender pembangunan gedung baru Dismass. David sengaja mengajukan diri agar dirinyalah yang pergi ke Dismass. Dan benar saja, general manager Samkyung setuju jika David menjadi perwakilan Samkyung untuk mendapatkan mengikuti tender project tersebut.

Pada nyatanya, David memang tidah mempunyai jabatan apapun di Samkyung, melainkan hanya sebagai pemegang saham. Ia sendiri hanya fokus di Mico Alumunium. Manajemen perusahaan Samkyung sepenuhnya sudah dipegang oleh Mico alumunium, Samkyung bisa dibilang cabang dari Mico. Namun di industri alumunium, nama yang paling terkenal jelas adalah Samkyung karena Smakyung telah berdiri lebih dari 60 tahun, berbeda dengan Mico alumunium yang baru berdiri selama 20 tahun.

David berharap dengan kedatangannya ke Dismass, ia bisa menemukan sesuatu yang berhubungan dengan gadis tersebut.

Sesampainya di gedung Dismass, David langsung memasuki aua meeting Dismass dimana acara tender tersebut berlangsung. Dia pun duduk dengan para peserta tender dari perusahaan lain. Ia mendengar susunan acara satu demi satu yang disampaikan oleh MC.

Akhirnya sampai pada saat MC meminta project manajer maju ke depan. Saat Raymond berdiri menuju podium, ia bisa melihat jelas David duduk di barisan paling depan. Tentu ia shock akan kehadiran David karena ia sama sekali tidak mengundang Mico alumunium sebagai pengisi tender perusahaanya.

Dalam hatinya. Sial, buat apa si bajingan itu disini, belum sadar juga dia siapa yang dilawan.

Jelas, Raymond menatap David dengan tatapan ketidaksukaan dan penuh kesinisan. David sadar akan tatapan Raymond, namun David tidak peduli, ia tetap duduk dengan santai. David bahkan menyunggingkan senyum licik.

Raymond, seorang eksekutif muda berusia 36 tahun membuka acara dan menjelaskan apa yang diinginkan oleh Dismass. Raymond dikenal memiliki mata tajam di bidang seni dan arsitektur sehingga ia dipercaya sebagai project manajer dari proyek ini. Ia juga dikenal tegas dan disegani anak buanya.

Empat perusahaan alumunium hadir memenuhi undangan Raymond, mereka pun mulai mempresentasikan profil perusahaan beserta contoh-contoh alumunium dari perusahaan mereka.

David akhirnya giliran kebagian dalam melakukan presentasi. Seperti biasa, cara David berpresentasi sangat berwibawa dan tegas, maupun jelas. David memiliki kemampuan public speaking yang tidak diragukan, terlebih ia sangat ahli dalam masalah marketing. Terlihat pendengarnya sangat antusias, terutama kaum wanita yang melihat sosok David yang sangat tampan dan memiliki tinggi semampai, dada bidang, dengan berat yang proporsional, rambut yang disisir ke belakang menyisakan poni berbentuk koma yang disisir menyamping.

Seselesainya acara, David diam-diam mengelilingi gedung Dismass, berusaha mencari sesuatu. Sayangnya selama satu jam ia tak berhasil menemukan apapun. Mengingat dia punya agenda lain yang penting setelah ini, ia pun memutuskan menyudahi pencariannya.

Saat ia sudah sampai di pintu keluar otomatis gedung Dismass, ia berpapasan dengan gadis yang dicarinya. Benar saja, ia melihat Charice. Charice sedang asyik berbincang-bincang dengan rekan kerjanya yang lain, tidak sadar jika di sampingnya ada David lewat. David langsung berjalan cepat dan menutupi wajahnya dengan setengah telapak tangannya.

Dalam hati David. Benar dugaanku, pasti gadis yang kemaren menolongku masih orangnya Raymond. Lihat saja Raymond, kau pikir kau yang akan menang.

***

Di ruang blue ocean, salah satu ruang meeting di Dismass sedang diadakan meeting department redaksi.

Raymond memimpin jalannya rapat tersebut. Ia memberikan arahan kepada anak buahnya mengenai kelanjutan draft pekerjaan anak buahnya dan juga mengisi dateline masing-masing pekerjaan.

"Baik, silahkan isi dateline nya masing-masing jangan sampai media kita kalah update dengan media lain. Ingat slogan perusahaan kita, yaitu media yang selalu menyediakan berita terdepan. Kemudian Soheong-a tolong dibantu untuk itu, kita harus jadi department terbaik pada fiscal year tahun ini. Ingat tinggal 2 bulan lagi penilaian tahunan 2017."

"Baik Pak Raymond.Saya seperti yang sudah kita biaarakannya sebelumnya, plan A akan dijalankan," ujar Soheong.

"Ada yang masih mengganjal mengenai pekerjaan yang sudah didistribusikan? Silahakan berbicara sekarang!"

Charice mengangkat tangan.

"Iya silahkan Charice apa yang ingin kamu sampaikan?"

"Pak, saya kurang setuju mengenai draft pekerjaan saya. Jujur saja, saya juga punya hak kan ingin menggali berita mana yang ingin saya investigasi..."

"Maksud kamu?"

"Saya sudah nyaman dengan draft pekerjaan saya yang sebelumnya karena saya yakin akan mencapai target sampai dengan Februari 2018 ini dan saya juga sudah mengantongi beberapa narasi dan fakta dari berita yang sebelumnya sudah saya susun sebagai planning pekerjaan saya."

"Char, saya sudah memerikasanya dan saya menemukan jika yang kamu temukan itu faktanya tidak sinkron. Apalagi yang mengenai kasus mafia di klub Airis. Sumber info yang menjadi narasumber kamu sama sekali tidak valid setelah saya cek ulang. Kita bukan media abal-abal yang hanya asal kerja dengan menggali berta asal browsing dari internet saja."

"Pak, saya tidak hanya asal browsing, saya sudah terjun langsung ke lapangan."

"Char, selesai meeting ke ruangan saya."

Setelah selesai meeting, department redaksi pun keluar dari ruangan blue ocean dan kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

Seohong menghampiri Charice. "Char, good luck ya! Kamu sudah ditunggu Pak Raymond!" Soheong menggoda Charice.

Charice memasang senyum lebar memaksa. "Makasih ya Pak Soheong, udah perhatian sama aku!"

Charice pun berjalan gontai menuju ruanagn Raymond. Dalam benaknya masih teringat jelas peristiwa pemukulan tersebut, ia tak lagi bisa tenang jika melihat wajah bosnya karena perbuatan yang telah dilakukannya.

Charice masuk dan segera duduk di kursi setelah dipersilahkan oleh bosnya duduk.

"Permisi Pak!"

"Char, saya nggak mau sampai mengeluarkan emosi saya di depan anak buah saya yang lain. Sangat tidak etis rasanya bila sampai tadi saya marah-marah saat meeting departemet."

"Iya Pak!"

"Kamu maunya apa sih? Kamu kerja di tempat yang ada namanya atasan utuk mengonrol kerja kamu, bukan seenaknya semau kamu sendiri."

"Iya Pak!"

"Pokoknya, terserah kamu jika kamu tidak mengikuti draft yang sudah disusun ulang. Kamu sendiri nanti yang susah!"

"Iya Pak, Bapak tenang saja. Saya mendedikasikan pekerjaan saya untuk masyarakat dan bukan untuk kepentingan satu golongan saja." Charice masih bersitegang pendapat dengan bosnya.

"Tapi siapa yang menggaji kamu? Masyarakat menggaji kamu?"

"Pak, yang mengakses berita kita siapa?"

"Dasar anak koruptor! Berani-beraninya bilang berdedikasi kerja untuik masyarakat. Terus uang yang dikorup ayah kamubagaiman? Buat kesejahteraan masyarakat? Kamu pikir saya nggak tahu apa jika ayahmu itu seorang koruptor yang berhasil bebas dari hukuman! Kalau bukan karena Gongyoo Hyung, ayahmu mungkin sudah di penjara sekang ini."

Sontak Charice merasa tertohok. Ia kehabisan kata-kata. Ia tahu jika ia sudah tidak mungkin berargumen dengan bosnya masalah ini.

"Saya ijin keluar dulu, Pak!" ujarnya menyerah.

"Tunggu!" tiba-tiba Raymond memanggil kembalie Charice.

Charice yang tengah berjalan gontai menuju pintu keluar berbalik badan. "Ada apa lagi Pak?"

"Ayah kamu bukan lagi bagian dari Samkyung kan?"

"Dia sudah tidak bekerja Pak."

"Baik saya hanya memastikan."

"Memangnya tender project gedung bar Dismass dimenangkan oleh Samkyung Pak?"

Raymond menaikan suaranya. "Tentu bukan!"

Charice kaget. "Iya Pak, nggak usah marah-marah juga. Saya kan..." Ia hanya bisa menunduk.

"Maaf Charice saya nggak bermaksud mengencangkan suara!"

Charice pun akhirnya keluar ruangan Raymond dengan perasaan yang tidak enak.

***