Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Good Mother

Litium
--
chs / week
--
NOT RATINGS
23.5k
Views
Synopsis
Kediaman Armaghan. Dean Armaghan sangat murka saat mengetahui putrinya, Naila, diperkosa tadi malam. Tidak tanggung-tanggung, peristiwa memalukan itu terjadi di kediamannya sendiri. Padahal, ada sekitar lima ratus prajurit yang menjaga rumah keluarga Armaghan. Anna Ferreira, istri Dean, menyimpulkan bahwa ada pengkhianat di keluarga mereka. Oleh karena itu, sementara ini, tidak ada satu pun orang yang diperbolehkan menjejakkan kaki di luar pagar rumah keluarga Armaghan. Naila Armaghan, gadis berusia dua puluh tahun itu masih syok. Tubuhnya gemetar dengan wajah pucat pasi. Tabib paruh baya penuh perhatian menghibur gadis malang tersebut, memeluk dan membisikkan kalimat-kalimat menenangkan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Good Mother

Kediaman Armaghan.

Dean Armaghan sangat murka saat mengetahui putrinya, Naila, diperkosa tadi malam. Tidak tanggung-tanggung, peristiwa memalukan itu terjadi di kediamannya sendiri. Padahal, ada sekitar lima ratus prajurit yang menjaga rumah keluarga Armaghan.

Anna Ferreira, istri Dean, menyimpulkan bahwa ada pengkhianat di keluarga mereka. Oleh karena itu, sementara ini, tidak ada satu pun orang yang diperbolehkan menjejakkan kaki di luar pagar rumah keluarga Armaghan.

Naila Armaghan, gadis berusia dua puluh tahun itu masih syok. Tubuhnya gemetar dengan wajah pucat pasi. Tabib paruh baya penuh perhatian menghibur gadis malang tersebut, memeluk dan membisikkan kalimat-kalimat menenangkan.

Cian Armaghan, putra tertua Dean, memelesatkan anak panah keseratus dua puluh enam untuk melampiaskan kemarahan dan kekesalan hatinya. Wajah boneka kayu telah berubah menjadi punggung landak.

Zeeki Armaghan, putra kedua Dean, memilih duduk diam tanpa mengatakan apa pun. Bibirnya terkatup, tetapi otak dan pikiran terus bekerja. Mengira dan coba menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Ashalina Armaghan, gadis kecil berusia empat tahun itu tidak peduli pada kegaduhan. Ia sibuk bermain di taman, mengejar kupu-kupu.

"Kita akan segera menemukan pelakunya. Sayang, relakslah." Anna duduk di pangkuan suaminya, meletakkan teh beroma terapi di atas meja. Memijat pelan lengan pria yang sudah memasuki usia setengah abad. Namun, lengan pria itu masih cukup kukuh juga berotot.

"Bagaimana aku bisa relaks, bisa-bisanya rumah kita kecolongan. Cih! Aku tidak mengerti dengan para prajurit itu. Apa saja yang mereka lakukan?" Dean menggeram, tampak murka melintas di mata cokelatnya.

Menghela napas, Anna menyandarkan kepala pada dada pria itu. Mengusap pelan dada bidang suaminya, berharap itu bisa sedikit menangkan.

<>

Kediaman Aloysius.

Altan Aloysius amat murka saat mengetahui putra semata wayangnya kabur dari rumah. Vas mahal dan bernilai tinggi, hancur berkeping-keping lantaran dilempar begitu saja. Semua orang menjadi sangat ketakutan.

Azura Lorraine, wanita cantik menawan menjadi satu-satunya yang berani mendekati pria yang tengah berang tersebut. Jari-jemari halus lagi lentik mengusap pelan punggung tegap berlapis kain linen yang naik turun.

"Sayang, tenanglah. Ellan pasti akan segera ditemukan."

"Cih! Anak itu bisa-bisanya dia ...."

"Sayang, kau tahu di mana dia?"

"Kemungkinan besar dia ikut bersama penyusup ke kediaman Armaghan."

__________

Bersambung ....

___________