Di mansion besar nan mewah, seorang pemuda menyibukan diri di kamar seorang gadis.
Kimansu bingung antara senang atau kecewa. Undangan Linx yang dia kira untuk ber-uhuk haha, ternyata adalah latihan lanjutan dari tiga hari penyiksaannya.
"Kenapa wajahmu seperti kucing telat kawin?" Link menegur. "Fokus! Baca dasar-dasar ini kalau kamu mau jadi petualang."
"Ba—ba—baik!" Kimansu gelagapan. Dia membaca lagi parchment demi parchment yang Linx sodorkan.
Di parchment itu tertulis dasar-dasar pemahaman olah elemen. Di situ juga tercantum asal usul omegra, jenis-jenis mereka dan bagaimana cara cepat mengalahkannya. Selama dua hari Kimansu menghafalnya dan menjawab satu demi satu pertanyaan. Setelah menyelesaikan semuanya, dia merebahkan badan di antara tumpukan kertas dari kulit binatang.
"Ini seperti menelan setahun bahan makanan dalam waktu dua malam." Kimansu mengeluh.
Keluhan itu Linx jawab dengan menyodorkan selembar kertas quest.
"Ini quest rank-S. Aku sudah menyiapkan senjata, armor dan aksesoris untukmu. Jangan malas-malasan. Besok kita latihan sungguhan."
***
PIP!
[Weapon:
- Blue Flame Claw (strenght + 20%, speed + 10% (double effect for superkolero)
Armor:
- Heavenly Pinky Boxer (blessing catalyst)
- Divine Blue Linx Leather Armor (strength +40%, HP + 20%)
Accessories
- Divine Blue Linx Ears Bandana (perception + 20%)
- Divine Blue Linx King Ring (Mana + 20%) (xxx)
- Divine Blue Linx Paw Boot (Speed + 10%)]
"Linx ... kamu serius?"
"Iya. Semua yang kamu pakai itu milikmu."
Badan Kimansu gemetaran. Seluruh gear yang dia kenakan tidak mungkin bisa dia dapatkan di toko senjata manapun. Dia tidak percaya Linx semudah itu menyerahkan semua artifax suci kepadanya.
"Lihat penampilanmu." Linx memberi perintah.
Kimansu menghadap ke cermin perak. Dia melihat penampilannya berubah drastis.
Rambut hitamnya menjadi biru, persis seperti warna rambut Linx. Pupil matanya juga berubah menjadi mata kucing yang sama seperti gadis itu. Dia melihat di rambutnya juga ada telinga kucing setelah bandana itu dia kenakan.
Dan armor yang dia pakai ...
"Ini benar-benar keren ..."
Kimansu tidak sanggup menahan haru. Armor kulit berwarna biru muda itu entah kenapa sangat cocok di badannya. Dia juga memiliki senjata sarung tangan yang bisa mengeluarkan cakar seperti wolverine. Apalagi cincin berwarna biru metalik di jari manisnya. Cincin itu dia amati baik-baik karena ada tanda xxx waktu dia mengecek status.
Penasaran, Kimansu bertanya, "Cincin ini sepertinya paling berharga dari semua gear ini."
"Kamu memang cerdas." Linx menjawabnya sambil menunjukan cincin yang sama di jari imutnya.
PIP!
[Divine Blue Linx Queen Ring (mana + 20%) (xxx)]
Kimansu tepuk jidat. Gadis itu ternyata diam-diam menjawab penolakannya dengan jebakan. Dia mencoba melepas cincinnya dan langsung menyadari bahwa semua sudah terlambat.
"Cincin itu tidak akan terlepas. Kecuali kalau aku minta cerai."
"Huh? Kapan kita menikah?"
"Barusan. Setelah kamu memakai cincin itu dan menyebut lagi nama asliku."
Kimansu meremas wajahnya sendiri setelah menyadari baru saja jadi suami.
"Ah, sudahlah. Ini dunia lain, bukan bumi."
"Huh? Bumi?"
"Bukan apa-apa. Lupakan itu."
Kimansu tidak menggubrisnya, dia mengintip statusnya sendiri.
PIP!
[Kimansu, Homeless Hero, Divine Blue Linx King]
[Level: 36, XP to next level: 2550]
[HP: 5400/5400, MP: 6840/6840]
[Element: Pyro, Tero]
[Passive Skill:
Hyper-patience, Trent (max HP x 6), boulder (strength + 50%)
Hyper-shameless, peeping]
[Active Skill: Kolero (max) attack & agility x 3, Super kolero (lvl 2) attack & agility x 8
Teroforte (lvl 1) HP & defense x 1.5
Viduparma (max) - infrared vision]
[Current status: Wanted, Cursed, Just Married]
Kimansu merasakan senang, haru, bingung, dan gelisah. Tambahan status itu menandakan bahwa dia bukan lagi seorang bujangan. Sekilas dia melirik Linx yang telah resmi menjadi istrinya, sebelum melihat papan statusnya sendiri.
PIP!
[Strength: 880, speed : 72, Inteligence : 120, perception: 120]
Sekali lagi Kimansu menelan ludah. Dia mulai takut untuk mengintip status selanjutnya. Tapi dia harus melakukannya secepat mungkin sebelum Linx menegurnya yang sedang bengong.
PIP!
[Attack : 6336, Defense : 4752, Agility: 864, spirit: 82080]
Kimansu meremas dahinya sendiri. Melihat besarnya status yang dia miliki, dia sudah berada di titik di mana dia tidak bisa kembali. Dia mulai kuatir karena status OP yang dia miliki ternyata blessing-nya sebagai pedopil.
"Kamu kenapa? Kok bengong?"
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya berpikir armor ini terlalu mencolok mata." Kimanso jago ngeles seperti biasa.
"Soal itu jangan kuatir. Hanya kamu dan ras beastman saja yang bisa melihatnya. Ras manusia dan ras lain hanya melihatmu memakai braies warna pink itu. Dan kamu tahu?"
"Apa?" Kimansu langsung merasa cemas. Jakunnya naik turun ketika Linx mendekati telinganya untuk berbisik.
"Kamu tidak bisa memakai pakaian lain karena armor itu tidak akan lepas kecuali aku yang memintanya."
"Mak—maksudmu?"
"Seperti sekarang."
CLACK!
Linx menjentikkan jarinya. Seluruh armor itu lenyap sehingga menyisakan celana kolor berwarna pink. Kimansu semakin gelagapan karena gadis itu ikut-ikutan melepas pakaian.
"Kenapa, Suki? Kita sudah menikah, bukan?"