Wajahnya juga selalu tertunduk mungkin karena takut atau memang ada sesuatu yang di sembunyikannya. Dan entah kenapa George merasa harus menanyakan hal itu langsung.
"Berhenti meminta maaf, saya tahu kau tidak bersalah. Tapi saya tidak suka dan merasa tidak di hargai kalau lawan bicara saya tidak menatap saya saat bicara." Ucap George sambil terus mengamati pelayan itu. Dia masih tertunduk.
"Maaf Pa..pangeran, saya tidak berani mengangkat wajah saya. Tolong biarkan saya pergi karena pekerjaan saya menunggu."
Harus George akui, untuk kalimat seorang pelayan, dia begitu sangat berani. Dan itu lah yang membuat George semakin penasaran dengannya.
"Pekerjaanmu bisa menunggu, tapi saya tidak. Jadi biasakan kau angkat wajahmu dan bicaralah dengan normal. Sekarang jawab pertanyaanku." Ucap George tegas. Pelayan itu semakin ketakutan. Dia berkali-kali menelan ludahnya karena gugup.
"Ba..baik pangeran." Ucapnya semakin gugup. Dia meremas ujung pakaiannya saking tegangnya.