Chereads / I Love You Prince / Chapter 21 - Kau jangan bersamanya 1

Chapter 21 - Kau jangan bersamanya 1

Alesha sontak menengadah mencari wajah sosok tinggi didepannya itu.

" Jimmy..." ucapnya tak percaya. Dia sangat terkejut bercampur excited melihat pria korea didepannya itu. Mata sedikit sipit namun berkelopak, kulitnya yang putih sangat contras dengan rambutnya yang hitam pekat. Tubuh tinggi dan atletis terlihat sempurna terbalut oleh pakaian kasual yang dikenakannya. Bibirnya yang pink alami tersenyum manis kearah Alesha yang sejak tadi menatapnya tak berkedip.

" Hey my lovely girl.." ucapnya sambil memeluk hangat tubuh Alesha tanpa ragu. Alesha pun segera membalas pelukan orang yang sudah bertahun-tahun dirindukannya itu.

Tanpa menyadari kalau sepasang mata tajam sedang meradang melihat kedekatan mereka.

" Jimmy, aku sangat merindukanmu. Kamu kemana saja, sejak hari itu kamu tiba-tiba saja menghilang dan tidak pernah menemuiku lagi". ucap Alesha yang tiba-tiba emosional sambil terus bergelayut dipelukan Jimmy.

Mendengar hal itu Jimmy hanya tersenyum dan mengelus lembut kepala gadis yang sangat diidamkannya itu. Yah, mereka memang sebelumnya pernah bertunangan oleh perjodohan orang tua masin-masing, tapi karena Jimmy adalah pria ambisius dan gila karir sehingga dia menganggap perjodohan itu hanyalah batu loncatan agar bisnis keluarganya bisa berkembang lebih besar lagi.

Tapi setelah sekian lama mereka bertunangan dan Jimmy mendapatkan apa yang menjadi tujuannya serta tanpa tau dan saling mengenal satu sama lain, mereka akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertunangan mereka melalui telpon. Dan pada saat mereka kebetulan bertemu secara tidak sengaja di suatu acara, saat itulah Jimmy untuk pertama kalinya merasa sangat menyesal dan menganggap dirinya adalah pria yang paling bodoh didunia ini karena telah menyia-nyiakan gadis yang ternyata sangat cantik dan polos itu. Sehingga pada saat yang sama dia kembali berusaha menarik perhatian Alesha dan akhirnya usahanya berhasil meskipun Alesha ternyata hanya menganggapnya sahabat baik.

Cuma saja sikap manja gadis itu yang tidak berubah sampai sekarang. Dan lagi, dia harus pergi meninggalkan gadis pujaannya itu selama bertahun-tahun untuk memperkokoh kerjaan bisnisnya yang lain.

Dia bahkan sekarang telah menjadi salah satu mafia yang paling disegani dan ditakuti diseluruh antero asia,eropa bahkan amerika sekalipun. Kerajaan bisnis illegal yang dibangunnya selama 5 tahun belakangan ini telah membuatnya menjadi seorang berhati dingin dan melakukan apapun yang dia inginkan, termasuk memiliki gadis yang selama ini di impikannya. Tapi seakan takdir telah mempertemukan mereka kembali sehingga dia berjanji dengan kesempatan kali ini dia tidak akan pernah lagi menyia-nyiakannya. Dia kemudian mengecup lembut kepala Alesha.

" Hei, kenapa menangis. Kau lihat aku sekarang sudah ada disisimu. Aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu lagi." Ucapnya seraya mempererat dekapannya ketubuh Alesha seakan tidak ingin membiarkannya lepas sedetikpun.

" Benarkah? kalau begitu kau jangan pernah menghilang lagi, ok." Ucap Alesha sambil menatap manja kearah Jimmy.

Jimmy hanya mengangguk dan melepaskan dekapannya dan baru menyadari kalau pakaian yang dikenakan Alesha sangat minim.

" Alesha, sejak kapan kau suka memakai pakaian seperti ini. Dan apa yang kau lakukan disini?" tanyanya sambil melepas jaketnya dan menutupi tubuh indah gadis itu.

" E..anu... itu, temanku ngajak kesini dan ini pakaiannya. katanya kalau kita ke club harus pakai pakaian ini. Ta..tapi aku juga tidak nyaman memakainya kok dan ini baru pertama kalinya". ucap Alesha tergagap sambil tersenyum tak bersalah. Jimmy hanya menggeleng dan mengajaknya duduk. Dia merangkulkan tangannya dibahu Alesha sambil mantapnya serius.

"Alesha dengar, kamu itu anak gadis yang harus selalu menjaga diri dan kau tau kan tempat ini seperti apa? kita tidak tau orang-orang yang ada disini, seperti apa aja mereka dan apa niatnya, jadi kau harus selalu berhati-hati. Dan aku berani bertaruh kalau orang tuamu tidak tau kalau kau berada ditempat seperti ini kan?". Ucapnya panjang lebar sambil menatapnya serius.

Alesha hanya menggeleng dan menatapnya dengan tatapan memelas. Sikap Jimmy inilah yang meluluhkan hatinya, yang membuatnya sangat menyayangi dan mempercayai pria itu setulus hati. Dia kemudian menyandarkan kepalanya yang terasa berat dipundak Jimmy seraya memejamkan mata.

"Berjanjilah kalau kau tidak akan pernah lagi ketempat seperti ini atau aku sendiri yang akan memberitahukan keorang tuamu kalau kau dilondon suka nongkrong diclub dan kita akan lihat bagaimana reaksi mereka" ancam Jimmy menambahkan sambil mengelus lengan Alesha. Tapi gadis itu hanya terdiam dan tetap memejamkan matanya. Jimmy merasa ada yang aneh, dia lalu menggeser posisi duduknya sehingga tubuh Alesha ikut bergeser dan terjatuh. Beruntung tangannya dengan sigap menahan kepala gadis itu agar tidak jatuh kebawah.

"Alesha...!" ucapnya khawatir sambil mengguncang lembut bahu gadis itu tapi tetap saja Alesha tidak bergeming.

"Apa yang sudah kau minum" Gumannya khawatir sambil menggendongnya keluar dari ruangan itu dan menuju mobil. Sesaat kemudian mobil itu melaju, tapi tak lama kemudian sebuah mobil mengikutinya.

Sementara itu di istana,,

Charlotte terlihat santai membolak-balik sebuah majalah yang entah sudah berapa kali dia baca, wajahnya tampak muram. Tapi sesaat kemudian hanphonenya berdering dan setelah melihat nama yang ada dilayarnya wajah gadis itu tiba-tiba berubah ceria, senyum manisnya tersungging tapi kemudian wajah cerianya itu kembali suram dan membiarkan hanphonenya terus berdering.

Meena yang sejak tadi uring-uringan semakin gusar karena sejak tadi panggilan telponnya tidak dijawab Charlotte.

" Kau kekamarnya saja, dia seharian mengunci dirinya. Aku sudah tidak tau lagi harus membujuknya seperti apa, kau kesanalah bujuk dia, dan ambil ini." ucap Kate sambil menyerahkan sebuah kunci. Dia sudah sejak tadi memperhatikan Meena yang sedang khawatir, dia tau kalau hubungannya dengan anak gadisnya itu melebihi chemistri selayaknya sahabat dia sendiri menyadari kedekatan mereka berdua sangat dalam dan Kate sangat senang dengan hal itu karena dia sudah mengenal Meena dengan sangat baik. Dia juga berharap mereka bisa selamanya seperti itu.

" Baik aunty, akan ku usahakan" jawab Meena, lalu kemudian menuju kamar Charlotte.

Sementara itu Charlotte masih malas-malasan di kasurnya yang nyaman, hanphonenya masih saja terus berdering tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya. Dia marah pada Meena karena telah mengabaikan janjinya, padahal saat itu charlotte sudah mempersiapkan semuanya tapi sampai pada hari yang seharusnya mereka berangkat Meena tidak pernah muncul bahkan panggilannya unavailable. Sejak saat itulah moodnya menjadi buruk, dia kecewa dan sangat kesal sampai-sampai dia berjanji tidak akan pernah memaafkan Meena lagi. Dia kemudian melangkah menuju kamar mandi, berendam di bathup sepuasnya hingga pikirannya kembali fresh.

Meena kemudian mengetuk pintu kamar Charlotte perlahan, dia sebenarnya sedikit gugup karena meskipun hubungannya dengan gadis itu sangat dekat tapi dia tidak pernah sekalipun melanggar batas dengan memasuki kamar Charlotte, dia seorang yang sangat meninggikan etika dan kesopanan apalagi menyangkut wanita. Dia memang terkadang sedikit nakal dan terkesan sebagai penggoda wanita tapi dia menghargai mereka. Sikapnya itulah yang membuat Kate menyukai Meena berhubungan dengan anak gadisnya. Tapi karena situasinya berbeda, dia harus membujuk sahabatnya itu supaya mau memaafkannya.

Sudah beberapa kali Meena mencoba mengetuk pintu kamar itu tapi tidak ada jawaban, dia mulai khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu. Dia kemudian mulai membuka pintu kamar Charlotte dengan kunci yang Kate berikan. Dia lalu masuk dan melihat sekeliling, tampak nuansa ungu muda mewarnai kamar itu, sangat manis. Tapi dia tidak melihat keberadaan gadis itu, atau jangan-jangan dia dikamar mandi? wajah Meena tiba-tiba memerah memikirkan itu. Dia kemudian cepat-cepat menghilangkan pikiran aneh yang mulai merayapi otaknya dan kembali mencari Charlotte.

Karena kamar gadis itu sangat luas dan terdapat beberapa sudut-sudut ruangan yang mungkin dia berada disana maka Meena mulai menjelajahi tempat itu. Detak jantungnya tiba-tiba 2kali lebih cepat dari biasanya, mungkin karena dia baru memasuki kamar seorang gadis meskipun itu kamar sahabatnya sendiri. Dia memanggil nama Charlotte tapi tetap tidak ada jawaban, sehingga membuatnya semakin bertanya-tanya. Apakah gadis itu kabur? ah tapi itu sangat tidak mungkin, sistem keamanan diistana ini sangat tinggi ditambah posisi kamar Charlotte yang ada dibagian atas bangunan sangat menyulitkannya untuk melakukan hal itu. Meena lalu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran-pikiran tidak masuk akal itu.

Setelah dia menyisir seluruh ruangan yang ada dikamar itu tapi tidak menemukannya, sehingga dia berpikir kalau Charlotte memang tidak ada dikamarnya. Lalu Meena kemudian keluar dan berniat meninggalakan tempat itu dan mencarinya ditempat lain, tapi langkahnya terhenti ketika dia melihat punggung sesosok wanita dengan hanya memakai handuk pendek tengah sibuk memilah pakaian dalam dan bra yang ada diwardrobenya. Wanita itu bahkan dengan santainya bersenandung.

Seketika itu darah Meena seakan membara didalam tubuhnya, jantungnya berdetak bahkan 100kali lipat dari sebelumnya. Dia seakan melihat punggung wanita itu seperti melihat putri dari kahyangan, entah apa yang bergejolak didalam dadanya sekarang ini. Perasaanya bercampur aduk antara gugup, terkejut, malu, terpana, terkesima, tertarik.. apa? tertarik?! dengan sahabatnya sendiri?! oh tidak, ini tidak benar. Pikirnya. Tapi belum sempat dia menguasai pikirannya yang mulai tidak normal itu, wanita itu tiba-tiba berbalik kearahnya.