Chereads / Master of cheater : The Heaven (Pindah ke Noveltoon!) / Chapter 2 - Terselip sebuah gagasan

Chapter 2 - Terselip sebuah gagasan

Dari semua cerita yang ada di dunia, banyak sekali kegagalan yang menjadi sebuah gagasan, entah itu buruk entah itu baik, semua terlintas seperti sebuah benih kehidupan baru.

Dan seorang pemuda yang lihai dalam ilmu pemrograman termotivasi untuk menjadi seorang GM (Game Master), Sejak saat ia masih kecil, ia begitu dekat dengan ayahnya, dan kerena ayahnya adalah seorang Game master membuatnya yakin kalau ia pasti akan bisa menjadi seperti ayahnya.

-[Pembicaraan seorang anak (Zie) dan ayah]-

"ayah.. kenapa ayah menjadi Game Master?" ujar Zie yang kala itu berumur 10 tahun duduk dipangkuan ayahnya sambil memandangi layar komputer milik ayahnya.

"Mungkin karena ayah sejak kecil suka sekali bermain game, dan oleh sebab itu ayah merasa sangat nyaman menjadi Game Master nak.." Ucap sang ayah kepada Zie sambil menggerakan mouse yang mengontrol permainan anak-anak.

Lalu disaat itu juga Ayahnya melanjutkan perkataannya.

"meskipun gaji seorang Game Master saat ini tidak begitu besar namun ayah yakin pekerjaan yang ayah lakukan akan menjadi salah satu pekerjaan terbaik di dunia dan akan menghasilkan uang yang sangat banyak.." ungkap sang ayah yang saat itu membentangkan kedua tangannya sambil memangku Zie yang berusia 10 tahun hingga Zie selalu teringat perkataan ayahnya tersebut.

Dan pada tahun 2178 ini, Perkataan sang ayah menjadi benar-benar nyata, yang dimana pekerjaan seorang Game Master menjadi salah satu pekerjaan yang sangat di minati di dunia, namun banyak sekali orang yang beranggapan pekerjaan seorang GM hanyalah hayalan belaka.

Ketika itu pemuda yang bernama Zie duduk didepan layar komputernya bersama dengan teman laki-lakinya yang bernama Nara, Zie adalah anak dari Riko A. Tedja seorang Game Master yang sudah meninggal ketika Zie berumur 10 tahun. ia memiliki panjang rambut sampai kebahu, badannya cukup kekar layaknya remaja pada umumnya, dan kini ia yang telah lulus dari universitas ternama dikotanya memutuskan untuk menjadi seorang Game Master, Berkali-kali ia telah mengajuhkan permintaan untuk menjadi Game Master namun tetap saja ditolak dan dia pun selalu menghitung jumlah penolakan tersebut, ya itu benar.. sudah 99x penolakan itu ia dapatkan.

Lalu disaat itu Zie yang sedang duduk didepan layar monitornya tampak mendengar Nara berbicara kepadanya hingga akhirnya terjadilah perbincangan antara kedua lelaki didalam kamar.

"Bro.. kau masih aja ingin jadi Game Master, padahal sudah sering sekali kau di tolak sampai aku tidak tau sudah berapa kali kau di tolak..." Ujar Nara sambil menatap laptopnya yang ada diatas tempat tidur Zie.

Dengan santai zie menjawab; "99x aku ditolak oleh perusahan itu... hehehe..." sambil tertawa sedikit namun seperti tangisan

"Mungkin sekali lagi aku akan melamar kerja disana" ucapnya dengan berharap diterima

Nara yang kala itu terkejut pun berkata;

"Kau sudah gila yahh..!!!??.."

"Menyerah saja, pekerjaan itu hanyalah khayalan"

"Kenapa tidak mencari pekerjaan lain saja??"

Zie pun menjawabnya denga sangat mudah;

"Aku ingin menjadi seperti ayahku..."

"dan mungkin karena itulah aku tidak pernah berhenti mengejar impianku"

Dan saat itu pun semua kesedihan menjadi kebahagian karena sebuah persahabatan, malam pun

datang dengan sebuah kesejukan yang dingin.

"Zie, aku pulang dulu yah... takut ibuku marah.." ujar Nara yang kala itu disamping zie.

Zie saat itu sedang memegang sebuah ponsel pun berkata; "dasar kau.. anak mamah... jam segini sudah mau pulang..."

Dengan tersenyum Nara pun menjawabnya; "My Mom is my hero"

"Hahaha... Good Boyy...!!!" Ujar zie

Dan malam pun hening dengan kesendirian, namun semua itu hanyalah cerita sesaat dan akan ada waktunya untuk Zie merasakan pahitnya hidup dunia.