Chereads / Terpaksa Kawin / Chapter 14 - PERMINTAAN (PART 3)

Chapter 14 - PERMINTAAN (PART 3)

"Ap.. apa?" Reyhan menyatukan kedua alisnya. Dia masih gak percaya dengan apa yang diucapkan Lenny barusan, "Coba lo bilang sekali lagi!"

"Gu..e.. set..tu..ju..ni..kah..sama..lo!" Gadis dalam kurungannya mengulangi dengan terbata-bata. Susah nafas dia didekep begini. Sedikit aja dia berani geser, udah pasti mereka berdua bakalan ciuman. Dan Lenny gak mau dong hal itu terjadi. Amit-amit jabang bayik dia kissing sama mahluk laknat didepannya!

Reyhan tercengang. Bener-bener surprise banget tengah malam begini dapat kabar baik, langsung keluar pula dari mulut korbannya. Astaga, ini lebih membahagiakan dari habis menang undian sabun cuci!

"Lo seriusan? Lo gak lagi ngeprank gue kan?!" matanya berbinar-binar sekarang.

"Ng..gak!" kata Lenny cepat.

"Astaga, gue seneng banget! Elo emang cewek cerdas! Keputusan lo ini sangat tepat untuk nikah sama gue!"

Cowok itu keranjingan, senang bukan main. Dengan cepat dia memejamkan mata dan memonyong-monyongkan bibirnya. Langsung saja Lenny mengelak. Dia memiringkan kepalanya ke kanan, sehingga Reyhan yang semakin maju jadinya nyium tembok.

"Aduh!" Reyhan langsung memegangi bibirnya dengan satu tangan. Jontor deh tuh bibir.

"HAHAHAHAHA MAMPUS!" sorak Lenny. Dia tertawa dengan sangat puas sekarang, sampai keluar air mata.

"Hhhh.. Sialan!" gerutu Reyhan. Wajahnya yang semula ceria berubah jadi masam.

"Elo jangan seneng dulu ya, karena gue masih punya dua syarat untuk menerima pernikahan ini!" kata cewek itu lagi. Kini nada bicaranya mulai serius. Reyhan kembali mengurungnya dalam dua rentangan tangan. Hanya saja kali ini dia membuat jarak yang cukup agar gadis itu tidak terbata-bata lagi seperti orang sedang bengek.

"Apa syaratnya?" tanya Reyhan dengan cepat. Lenny tersenyum kecut. Dia harus bersiap-siap menikmati ekspresi kaget cowok itu nanti setelah mendengar permintaannya.

"Syaratnya.. adalah.."

Lenny sengaja menggantungkan kalimatnya. Sengaja membuat cowok itu semakin penasaran dengan apa yang akan diucapkan.

Wajah Reyhan terlihat cemas sekarang, tidak sabar lagi menunggu. Sorot matanya terus mendesak cewek itu untuk mengatakannya, Sekarang juga!

"Pertama, gue mau mahar pernikahannya.. Jet pribadi!"

Mantul!

Sebuah harga jet pribadi saja mulai kisaran puluhan miliar sampai ratusan miliar rupiah. Sungguh, sebuah mahar yang amat sangat spektakuler, mengagumkan, fantastis, luar biasa, sekaligus.. tidak masuk akal!

Siapalah dirinya yang bukan putri raja, bukan keturunan bangsawan, bukan dari kalangan atas, berani sekali gadis missqueen itu meminta mahar yang bisa bikin banyak laki-laki biasa mundur teratur bahkan sebelum memulai?

Bahkan sepengetahuannya, keluarga Deandra saja belum punya jet pribadi. Entah karena pengurusan izinnya yang cukup ribet atau hal lain, yang pasti Reyhan sendiri saja kalau bepergian kemana-mana lebih suka menggunakan pesawat komersil, ya meskipun gak mungkin ambil kelas ekonomi juga kan?

Tapi Lenny gak peduli. Biar bagaimanapun juga dia harus bikin perhitungan sama cowok yang semena-mena sudah mengajaknya kawin paksa ini. Biar dia tau bahwa sebenarnya dia lebih berharga dari uang!

"Wah wah wah, rupanya lo bener-bener membuktikan bahwa elo bukan cewek murahan ya!" dia berdecak kagum. Seolah-olah sangat takjub dengan permintaan itu.

"Tentu aja!" Lenny tersenyum penuh kemenangan. Kaget kan lo? Makanya jangan memandang gue sebelah jidat, batinnya.

"Ya lo bener.. lo itu ternyata cewek mahalan! Tentu lo udah tau berapa harga untuk sebuah jet pribadi!" puji Reyhan. Lenny mengangkat dagunya dengan sombong.

"Pasti! Gue udah riset berapa harganya.. Makanya gue minta itu!"

Sekarang ekspresi kagum yang ditunjukkan Reyhan berubah, menjadi ekspresi yang meremehkan. Dia menatap cewek itu lekat-lekat. Sorot matanya yang tajam mampu menguliti cewek itu tanpa ampun.

"Cuma itu aja?" Reyhan tersenyum mengejek, "Gue pikir lo bakalan minta buatkan 1000 candi dalam waktu satu malam!"

"Lo jangan sesumbar!"

"Sesumbar? Nggak sama sekali! Jangan pikir gue gak mampu beliin lo jet pribadi. Lo mau berapa? Gue beliin!" Cowok itu malah menantangnya dengan sangat enteng. Lenny terperangah!

Bukan ini yang dia harapkan. Bagaimana mungkin cowok itu baru saja tadi memujinya dan sekarang kembali menjatuhkannya! Mudah sekali dia berubah seperti bunglon!

Tanpa sadar Lenny menggelengkan kepalanya. Reyhan bener-bener sudah kehilangan akal sehat! Bagaimana bisa cowok itu rela mengeluarkan ratusan miliar rupiah hanya untuk mahar menikahi gadis seperti dirinya? Itu uang semua, bukan daun!

"Kenapa? Lo pasti mikir keluarga gue gak punya jet pribadi?" Cowok itu seolah tau dengan apa yang ada dipikiran Lenny, "Jangan sedih, sekelas Deandra group jelas punya jet pribadi. Tapi bokap gue bukan tipikal orang yang suka pamer gitu.. Jadi emang sengaja gak dipublikasikan. Makanya, riset lo itu perlu diperluas lagi!" jelasnya panjang lebar tanpa diminta. Lenny menelan ludah. Lagi-lagi dia harus kena sial begini, kenapa dia bisa gak tau info terselubung sih? Dia jadi merasa gagal sekarang!

Tapi tenang, dia masih punya satu senjata pamungkas lagi!

"Oh bagus kalo gitu.." gadis itu berlagak baik-baik saja dengan penjelasan Reyhan barusan. "Kalo gitu lo setuju kasih gue mahar jet pribadi?"

"Sure!" kata Reyhan cepat, buru-buru dia meraih tangan kanan Lenny untuk bersalaman, "Dibayar TUNAI!" Katanya dengan sangat jelas, keras, dan tandas.

Kini keduanya terdiam, saling bertatapan. Sorot mata mereka sama-sama memancarkan aura persaingan yang ketat! Tidak ada sorot cinta dan kebahagiaan yang biasanya dipancarkan oleh sepasang kekasih yang akan segera menikah. Mungkin karena memang begitulah jika manusia terpaksa kawin.

"Apa syarat yang kedua?" tanya Reyhan lagi. Kembali dia mengintimidasi cewek itu agar kembali ngeri dengan badannya yang atletis ini. Dia mendekatkan wajahnya hingga sekarang mereka sangat dekat.

Dan Kembali, Lenny merasakan tubuhnya menegang. Hampir tak ada jarak antara dirinya dan cowok itu. Bahkan untuk menarik nafas saja dia mulai tidak sanggup. Sialan, kenapa cowok ini senang sekali menjahilinya?

Tapi tenang, bukan Lenny namanya jika tidak punya jurus "the power of kepepet". Gadis itu kini menatap Reyhan dengan sorot penuh kode nakal, dan senyum yang menggoda. Dia yang sekarang membuat gerakan seolah-olah akan mencium lelaki itu. Membuat Reyhan jadi kaget.

Kenapa sekarang jadi cewek ini yang agresif?

Tidak berhenti sampai disitu, Lenny malah dengan sangat berani melingkarkan kedua tangannya dileher Reyhan. Sekarang tubuh mereka semakin dekat, membuat Reyhan gagal fokus dan keluar keringat dingin.

Astaga, cewek ini beneran nantangin! Batin Reyhan.

Dari jarak segini dekat, mereka bahkan bisa merasakan detak jantung satu sama lain yang sudah tidak karuan!

Lenny mulai memejamkan matanya. Dari hembusan nafas cowok didepannya yang mulai gak beraturan, dia yakin bahwa Reyhan saat ini sudah kehilangan konsentrasi.

Satu...

Dua...

Tiga!

BRUK!

Langsung saja secepat kilat gadis itu menendang daerah "kejantanan" Reyhan dengan lututnya. Cukup keras untuk membuat Reyhan mengeluarkannya dari kurungan menjijikan ini!

"ADUHH!! MASA DEPAN GUE!!" Reyhan mengerang kesakitan memegangi daerah terlarangnya. Sakit banget tauk!

"Makanya jangan kurang ajar!" Desis Lenny. Dia tersenyum puas penuh kemenangan.

"Keterlaluan lo! Disini juga banyak bibit calon anak lo tauk!" Katanya, masih sambil meringis kesakitan dan memegangi juniornya dengan prihatin.

"Yekh.." Lenny memeletkan lidahnya. Jijay banget dengan kalimat itu, "Syarat yang kedua bakalan gue kasih tau segera! Gue mau balik ke kamar, bye!"

Gadis itu segera membuka pintu, berlalu meninggalkan Reyhan yang masih kesakitan karena ulahnya.

***

Sabtu pagi, hari terakhir Reyhan berada di Provinsi Jambi dalam misi yang 'mulia'.

Pagi ini Mami rencananya kepengen masak ikan pedas manis, tapi tentu saja ikannya harus yang fresh dari kolam. Oleh karena itu pagi-pagi begini juga Lenny dengan sangat terpaksa bertugas menjaring ikan itu. Tentunya kegiatan ini dibantu oleh Reyhan juga. Anak orang kaya itu juga harus tau betapa susahnya jaring ikan, biar lebih bisa menghargai makanan.

"Lo kasih dulu itu makanan ikannya!" perintah Lenny. Reyhan agak geli-geli mengambil pakan ikan itu. Apalagi dia juga gak tahan dengan baunya yang cukup menyengat.

"Aduh yang bener dong! Anak cowok gak boleh jijikan!" Lenny yang gemes ngeliat cowok itu langsung mengambil alih dan mencontohkan, "Nah gini, ditebarin gini! Terus baru deh.." Dia segera mengambil jaring ikan dan berhasil menangkapnya.

"Wah hebat juga!" Reyhan tepuk tangan. Ini adalah pengalaman pertamanya mengambil ikan langsung dari kolam. Ternyata seru juga dunia rakyat jelata.

"Yaudah lo ikutin dong, jangan tepuk tangan doang!" kata cewek itu. Reyhan menggeleng cepat.

"Gue bagian jaring aja deh, lo yang ngasih pakannya!"

"Ah badan lu doang gede, sama ginian aja jijik!" sindir Lenny. Gadis itu segera memindahkan ikan yang sudah dijaring ke dalam ember besar berisi air agar si ikan tetap hidup.

Sekarang mereka berbagi tugas, Lenny bagian menebar pakan dan Reyhan bagian menjaring. Tapi ketika sedang asik dengan tugas masing-masing, mendadak suara handphone Lenny berbunyi. Buru-buru cewek itu merogoh saku celananya.

Nama David muncul dari layar.

Ngapain cowok itu nelpon pagi-pagi begini?

"Hai.." Sapa Lenny basa basi, "Apa? Kiriman? Lo ngirim apa lagi? Bunga? Duh gak usah repot gitu pake ngirimin bunga tiap hari, kalo bunga bank sih gakpapa gue ikhlas lahir batin hehehe... Baju? Oh, belum gue terima.. iya iya, soalnya gue lagi gak di Jakarta.. EH... EH!!!"

Reyhan yang sedari tadi memperhatikan isi obrolan itu, segera merampas handphone dari tangan Lenny. Dengan semena-mena, cowok itu melemparkan hape tak berdosa ke dalam kolam ikan, dikira termasuk jenis pakan kalik ya.

"ASTAGA HAPE GUEE! HAPEE GUEEEE!!!" Lenny menjerit histeris melihat hape yang dia beli dengan susah payah tenggelam begitu saja dalam kolam bersama para ikan. "ELO SINTING YA! ITU HAPE GUE LO TAU GAK SIH?!"

"Tau.." kata Reyhan kalem, "Setelah gue perhatiin, ternyata hape lo itu udah gak layak pakai. Jadi nanti gue beliin yang baru!"

"HAH?!" Lenny sampai sesak nafas dengernya, "Gak layak pakai mata lu soak! Itu hape gue penting banget! Semua endorsan gue disituuuu!!!" Dia panik banget, kepengen nangis sekarang. "Lo ini kenapa sih? Wah, jangan-jangan elo ini tempramen ya?! Elo psikopat kan?!" Cewek itu masih menjerit-jerit histeris. Gak terima banget barang berharganya dibuang semena-mena sama orang lain.

"Enak aja lo kalo ngomong! Tar gue beliin yang baru! Gak usah berlebihan!"

"Berlebihan??? Astaga ya Tuhan, ampunilah hambamu ini!" Lenny meraung-raung di atas tanah sekarang. Dosa apa sih dia sampai harus ketemu sama orang macam Reyhan ini. Arrgh, rasanya sekarang dia pengen banget baku hantam sama Reyhan!

"Lo kenapa? Kesurupan?"

Lenny mendelik. Sialan sekali orang ini, masih bisa dia memancarkan ekspresi tidak bersalah gitu!

"Iya gue kesurupan penunggu kolam! Tar lagi gue telen juga lu!"

Reyhan memeletkan lidahnya tanda mengejek. Mana mungkin badan kayak gitu bisa melukai dirinya yang besar ini, impossible! Bahkan dirinya tidak akan mungkin terkalahkan!

Lagi suasana tegang begitu mendadak mami nongol dari balik pepohonan. Mami datengnya gak sendirian pula, dia bersama seseorang yang asing bagi Reyhan. Orang itu dipastikan tidak termasuk dalam daftar keluarga Lenny karena Reyhan yakin tidak pernah membaca profilnya.

"Loh.. pak erte?!" Lenny mengerutkan dahi. Ngapain pak erte pagi-pagi udah nyusulin ke kolam juga? Apa dia mau ikutan mancing? Mancing keributan misalnya.

"Halo, selamat pagi mbak Lenny!" pak erte tersenyum sumringah sambil membenarkan posisi kumis lele kebanggaannya.

"Yang ini calon menantu saya loh pak erte, yang kemaren saya bawa ke rumah bapak buat lapor itulohh!" Mami menjelaskan dengan sangat antusias. Pak erte ketawa sambil mengingat-ingat.

"Oh iya iya.. yang kemaren ya? Loh tapi mas nya ini apa ternak ikan juga?"

"Iya pak erte, dia ahli ternak! Di kampungnya dia ini anak juragan empang!" Lenny menepuk-nepuk pundak Reyhan dengan sangat jengkel.

Reyhan melirik sebal ke arah cewek itu. Ternak apaan? Ternak anak doang dia bisanya.

Mami mendelik, "Hust ngawur aja! Enggak dong pak erte, calon mantu saya ini pe-ngu-sa-ha-ha-ha-ha-ha!" Mami meluruskan dengan amat sangat bangga. Ngomong 'ha' nya sengaja banyak, kan usahanya Reyhan juga banyak!

"Bohong deh pak erte!" Lenny gak mau kalah menjatuhkan Reyhan depan pak erte, "Maksudnya Mami saya, usaha dia itu ya soal perempangan! Pakar nih! Tapi ngomong-ngomong, ada apa ya pak erte ke kolam?"

"Oh iya saya jadi lupa loh.." kembali, pak erte membenarkan posisi kumisnya yang goyang-goyang ditiup angin, "Nanti malem ada acara pembukaan pasar malam di lapangan. Nah, saya mau minta tolong mbak Lenny mewakili erte kita tercinta buat unjuk gigi!"

Lenny menyatukan kedua alisnya, "Maksud pak erte unjuk gigi tuh, begini?" dia langsung tersenyum lebar, menunjukkan barisan giginya yang rapi dan putih. Lumayan, abis veneer jadi masih kinclong, pak erte aja sampai silau.

"Oh bukan, maksudnya nyanyi gitu loh! Menghibur warga masyarakat kampung!"

"Itu sih unjuk diri, pak erte!" Mami langsung meralat kalimat pak erte barusan. Gimana sih pak erte ini.

"Nah iya iya iyak!" pak erte ketawa gemes, "Nanti malam acaranya jam delapan ya, jangan telat! Kita harus buktiin sama warga masyarakat kalau erte kita punya biduan yahud!"

"Ada duitnya gak nih pak erte? Suara anak saya ini bukan kaleng-kaleng soalnya!"

"Oh, kalau itu Ibu Mami tenang saja! Saya sudah siapkan komisinya!" pak erte segera merogoh sakunya dan menjejalkan sebuah amplop ke tangan Mami,MamiWah lumayan tebel kelihatannya. Wah.. berapa tuh?

"Duh, saya jadi enak deh hihihi" Mami cekikikan sendiri, "Ya udah kalo gitu nanti malem pasti anak saya dateng, pak erte gak perlu galau gundah gulana pokoknya!"

"Yasudah kalau begitu, jangan lupa mas juragan empangnya juga di ajak ya! Lumayan kan, sekaligus malam mingguan!" Lagi, pak erte memegangi kumis lelenya, "Baik kalau begitu saya permisi dulu!"

"Mari mari saya antarkan!" Langsung saja mami mengekor dibelakang pak erte. Kini bayangan keduanya sudah menghilang di balik pohon-pohon.

Sesaat Lenny dan Reyhan saling pandang.

Mami ini apa-apaan sih, bahkan Lenny sendiri saja belum menjawab bersedia atau enggak untuk datang ke acara pasar malam itu! Benar-benar pembuat keputusan tunggal!

Lagian ngapain juga dia pergi sama Reyhan ini, dia masih dendam hapenya di buang dengan cara tidak berperi kehapean. Lihat aja, akan dibuat pembalasan nanti!

********