Katerina pulang ke rumah dan menemukan Chris kecil demam tinggi. Ia mau menelepon Rio untuk minta diantar ke rumah sakit, tapi sekretarisnya bilang Rio sedang rapat penting dan tidak bisa diganggu, terpaksa Katerina membawanya sendiri. Ia bertemu dengan dr. Ferian yang beberapa hari lalu memeriksa kesehatan Chris.
"Wah, kebetulan sekali Anda datang... Hasil tes kemarin sudah keluar dan saya ingin membicarakannya." Kata dr. Ferian sambil menerima Chris dari Katerina dan mulai memeriksanya dengan stetoskop. "Di mana suami anda?"
"Er.. Rio sedang ada rapat penting di kantornya."
'Begini, Bu..." dr. Ferian menanggalkan stetoskopnya lalu mengukur suhu tubuh Chris dengan termometer kemudian menyerahkannya pada Katerina.
"Bagaimana kondisinya, Dok? Apakah anak ini memiliki kelainan atau..." Ia terhenti melihat pandangan aneh dr. Ferian. "Apakah...keadaannya baik-baik saja?"
Dr. Ferian menggeleng pelan.
"Bu... anak ini mengidap HIV positif... Menurut saya, hal itu didapatnya dari ibunya... Anda harus diperiksa."
Katerina terpana. "Chris...? HIV positif...?"
Ia menghela nafas panjang.
"Bagaimana, Bu? Saya rasa Bapak juga harus tahu..."
"Saya bukan ibu kandung anak ini, Dok... Dia ditaruh di depan pintu rumah Rio, tunangan saya, dan sementara polisi menyelidiki kasusnya, anak ini dititipkan pada kami..."
Katerina menatap Chris dengan sangat kasihan. Anak itu balas menatapnya dan tersenyum manis. Tiba-tiba bulir-bulir airmata jatuh ke pipi Katerina. "Kasihan sekali Chris... Dokter.. Apakah ada pencegahan atau pun pengobatannya, Dok? Saya mohon..."
Dokter Ferian menggeleng sedih.
"Maaf, Bu... sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan pasien HIV positif sepenuhnya. Kondisinya agak berbahaya bagi anak ini karena kehilangan daya tahan tubuh membuatnya akan gampang terkena penyakit dan, kalau terkena, tubuhnya tak akan mampu memproduksi antibodi untuk menyembuhkan sakitnya..."
Ia menerangkan banyak hal, tapi Katerina tidak mendengarkan karena pikirannya kalut sekali. Ia tak sanggup pulang dalam keadaan shock dan dr. Ferian akhirnya menelepon Rio untuk menjemput Katerina dan Chris. Pemuda itu sama terkejutnya mendengar hasil pemeriksaan.
"Aku nggak tahu mesti bilang apa..." katanya pelan.
"Seorang penderita AIDS bisa bertahan hidup 3 atau 4 tahun sejak dinyatakan positif terkena penyakit ini.. Bertahan saja, siapa tahu tahun depan obatnya sudah ditemukan." kata dr. Ferian menghibur. "Kita masih belum kehilangan harapan..."
Katerina dan Rio mengangguk. Keduanya lalu minta diri. Katerina menggendong Chris lebih erat.
"Apa yang harus kita lakukan, Yo?" tanya Katerina lemah setibanya mereka di rumah.
"Kita harus mempertahankannya dengan sekuat tenaga, Rin..." jawab Rio tegas. "Aku nggak mau kehilangan dia..."
Katerina mengangguk. Chris tampak mengerti pembicaraan mereka. Ia menepuk-nepukkan tangannya yang panas ke pipi Katerina dan bergumam, "...Ma..ma.. Mama.."
"Lihat... dia memanggilmu mama..." kata Rio tersenyum. "Iya, Chris sayang... itu Mama Katerina, dan ini papamu.. Kau akan kami adopsi segera.."