Siang itu di hadapan dua mobil yang hancur lebur, Jonathan terlihat sangat frustasi. Mobil itu belum bisa di dekati sama sekali, masih ada api yang terlihat membara.
Beberapa orang berpakaian seragam sedang berusaha memadamkan api. Mobil terlihat sudah tidak berbentuk. Jonathan sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan tubuh orang yang ada di dalamnya, yang tak lain adalah Mark, orang kepercayaan yang sudah Ia anggap sebagai saudara sendiri.
Jonathan yang tidak mampu membendung perasaannya, berteriak kencang dengan suara lantang memanggil nama orang yang saat itu entah masih bisa mendengar atau tidak.
"MARK...!" Jonathan berlari menghampiri mobil tersebut namun dengan segera beberapa petugas terlihat menahan tubuh Jonathan.
Karena akan terlalu bahaya jika Jonathan mendekat. Setelah beberapa saat mobil meledak dengan dashyatnya. Jonathan dan beberapa petugas terhempas saat akan menghindari kepulan api sekaligus asap.