Keesokan harinya.
Cebisan-cebisan cahaya terang menyelimuti tubuh Anisha yang saat itu masih tertidur pulas di atas sofa yang menghadap ke jendela kamar. Di nyanyikan suara burung yang sedang berbisik di pagi hari dan juga suara aktivitas yang semakin ramai saat mentari mulai menanjak naik.
Walau sudah berusaha menghindar dari sinar matahari dengan menutup tubuhnya, Anisha malah merasa tubuhnya terbakar seolah berada di dalam sauna berendam di air hangat. Keringatnya bercucuran membasahi sekujur tubuhnya.
Ia membuka selimut yang menutupi kepalanya dan melihat tempat tidur sudah rapi dan kamar terlihat sunyi sepi. Anisha mengambil ponselnya dan melihat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Anisha tidak melihat keberadaan Maxime dan sempat bingung dimana pria itu sepagi ini, karena bagi Anisha jam sepuluh masih terlalu awal untuk bangun.