"Tidak ada! kita harus mengambil tindakan Irish, papa tidak akan siap jika harus kehilangan putri semata wayang Papa!" Suara Antonio tiba-tiba saja menggelegar di dalam ruangan tersebut. Semua orang menoleh kearah suara, dan terlihat Antonio dengan wajah pucat, mata merah dan raut kekhawatiran berjalan menghampiri mereka.
"Pa-pa..."
Irish berusaha untuk duduk saat melihat papanya berjalan mendekat.
"Hentikan keras kepalamu Irish! jangan egois dan hanya memikirkan dirimu sendiri, pikirkan juga Papa Ris... apa kau tega meninggalkan Papa sendirian? apa kau tega membuat papa merasa bersalah seumur hidup?"
"Apa papa tega membuat Irish merasakan hal yang sama jika sampai Janin ini benar-benar akan diangkat dan meninggal. Papa merasakan luka itu bukan, begitu juga dengan aku ibunya. Aku sudah mendengar detak jantungnya Pa! dan saat mendengar hal itu, aku sudah merasa diriku sangatlah hidup."